Hallooo Rani.. lagi apa sekarang?? Semoga masih semangat seperti saat surat ini ditulis. Ini surat khusus untuk kamu dari aku. Ya, kamu dan aku adalah Rani. Bedanya kamu yang sekarang sudah lebih tua dari Rani saat menulis ini. hihi.
Sebelum membaca lebih jauh, mungkin ada yang mengerutkan kening, bertanya, ini surat dalam rangka apa ?
Ehem! Jadi surat ini ditulis dalam rangka tantangan #menulis7harinonstop. Tulisan lama, tapi baru sempat upload sekarang. Dulu waktu nulis surat ini terpikir 'suratnya kayak gini nih yang mau saya tujukan untuk diri saya sendiri?' agak ragu tapi toh ternyata selesai juga. Dan ternyata? Lucu juga nulis surat untuk masa depan. Cukuplah untuk membuat diri sendiri tersenyum flashback ke hari dimana surat ini ditulis.
oke, sekian prolog surat ini sebelum semakin panjang. Silahkan lanjut baca bagi yang tertarik :D
Masih ingatkah kamu kapan surat ini ditulis? Dan
mengapa? Aku harap kamu masih ingat, alasan, tempat, dan waktu. Bahkan kalau
perlu detail setiap kejadian dan suasana hari ini. Kalau kamu lupa-lupa
ingatpun tak apa, melalui surat ini ku khususkan untuk menceritakan rinci
kegiatan di hari ini 7 september 2016.
Oke baiklah, kegiatan hari ini dimulai dari jam
setengah 5. Seperti biasa, kamu bangun karena alarm dan bergegas bangun keluar
mengambil handuk yang disampirkan di jemuran depan teras kos. Punya kamu dan
Mbak Dyah. Setelah itu kamu segera mandi, sementara mbak diah masih tidur untuk
menunggu giliran mandi. Selesai mandi, kamu membangunkan mb dyah kemudian
seperti biasa menanak nasi menggunakan rice cooker, menyetrika baju yang akan
dipakai. Untuk sarapan, seperti hari-hari sebelumnya mbak dyah lah yang selalu
keluar membeli sayur dan lauk. Mbak dyah banyak berjasa dalam membeli makanan.
Biasanya, jam setengah 7 kamu sudah keluar kos untuk
segera berangkat kuliah tapi hari ini tidak. Kamu masih ribet dengan pakaian
yang kamu kenakan, santai menyikapi waktu “ah telat berangkat 10 menit dari
biasanya nanti juga sampe kampusnya jam 7 kok” awalnya kamu berpikiran seperti
itu tapi tidak lama kemudian kamu tersadar bahwa setiap hari Rabu ada pretest
sebelum kuliah. Pretest adalah tanda kehadiran, terlambat datang dan tidak
mengerjakan pretest akan dihitung tidak masuk mata kuliah pagi itu, praktikum
KIE, walaupun tetap boleh mengikuti kuliah. Gawat! Seketika itu juga kamu
mempercepat semuanya. Segera memakai jaket, kaos kaki, memasukkan buku MIMS,
mengunci pintu dan mengambil motor.
Saat akan menyalakan motor kamu merasakan sesuatu
yang aneh, yang membatasi kakimu untuk menyanggah motor. Ah, ternyata! Rok
hitam yang kamu kenakan saat itu adalah rok model span, bukan rok model A yang
biasanya. Pantas saja, kaki sulit untuk menapaki tanah saat sudah di motor.
Salah rok!! Seketika kamu lihat jam, “kurang 20 menit lagi, ganti rok hanya
akan membuang-buang waktu.”
Dan akhirnya kamu memutuskan untuk tidak mengganti
rok. Tetap melanjutkan berangkat kuliah dengan sedikit keribetan saat terkena
lampu merah, harus menyanggah berdirinya motor dengan menaikkan rok atau hanya
satu kaki yang menapaki tanah. Untuk mengejar waktu, kamu juga memutuskan untuk
mengendarai motor dengan kecepatan lebih dari biasanya. Hasilnya? Kamu berhasil
masuk kampus jam 7 kurang 3 menit. Masih ada sisa waktu 3 menit untuk berjalan
ke kelas, eh tapi ternyata untuk mendapatkan parkiran tak secepat biasanya.
Rameee,,, terjadi antrian panjang untuk masuk ke halaman parkir belakang.
Resiko berangkat siangan ya seperti ini. Seketika itu menyesali kenapa
berangkat siang, percuma kan sampai kampus jam 7 kurang (dikit) tapi masuk ke
kelasnya jam 7 lebih (dikit) kalo tetep telat ikut pretest. Berkali-kali kamu
lihat jam ditangan dan menengokkan kepala ke atas, ke lantai 3 tempat ruang
kuliah hari itu.
Ketika motor berhasil di parkir, kamu pun berjalan
cepat menuju kelas, menaiki tangga dengan sedikit menaikan rok, memberi sedikit
keleluasaan kaki untuk menapaki tangga. Saat dilantai 3 kamu melihat beberapa
temanmu masih asik membeli makanan dikantin kejujuran, tanda bahwa dosen belum
masuk, maka saat itulah kamu mengurangi kecepatan berjalan.
Benar saja, sesampainya dikelas dosen belum masuk.
Kamu mencari tempat duduk yang sudah di booking in teman mu. Oh ya, dijaman
kuliah ini masih berlaku booking-bookingan tempat duduk loh. Jadi, walaupun
dateng siang dengan sistem booking ini masih tetap bisa dapat tempat duduk di
tengah-tengah, posisi incaran kebanyakan mahasiswa. Karena duduk si depan tak
mau, belakang pun tak mau.
Selang beberapa menit kemudian bu dosen masuk,
pretest pun dimulai. Pretest tentang EBM yang hanya 3 soal. Selesai pretest
acara perkuliahan dimulai. Diminta menyalakan laptop yang dibawa dan mencatat
beberapa point penting yang pak dosen ucapkan, iya kali ini yang mengisi adalah
bapak dosen. Kuliah hari ini adalah perihal systematic review. Nah saat kamu
membaca ini apa kamu masih inget apa definisi dan bentuk systematic review Ran?
Hayo... Harusnya masih, karna aku harap kamu dimasa depan masih sering membuka
jurnal karena kamu long live learner Ran!
Perkuliahan tentang EBM berakhir di jam 10.00
artinya itu ada jeda waktu cukup lama untuk menunggu perkuliahan selanjutnya di
jam 12.30, untuk menunggu waktu kamu memutuskan untuk ikut makan di kantin
belakang kampus bersama yeni dan azizah. Mereka belum sarapan, jadi mereka
memutuskan untuk makan. Sementara kamu yang sudah sarapan pun tetap ikut makan
hanya saja tanpa nasi! Hanya menggado mie bihun. Di sela makan-makan itu yeni
dan zizah menanyai kapan mbak dyah menikah. Ku jawab tanggal 26 september, dua
minggu lagi. Aku bercerita tentang kebimbanganku saat tanggal 27 septembernya,
saat harus balik kembali ke jogja.
Acara jatuh hari senin dimana dengan rela kamu
memutuskan bolos kuliah besok, namun untuk esoknya, selasa, kamu tak mau
membolos karena ada mata kuliah untuk diskusi berkelompok. Mata kuliah sakral
yang akan sulit untuk ditinggalkan. kamu bimbang untuk memutuskan kapan kembali
ke Jogja. Apakah selepas acara usai, yaitu senin sore atau malam, yang artinya
nanti seorang diri selepas turun bis di terminal menuju kos. Ataukah pulang
selasa subuh, selepasnya turun bis langsung menuju kampus?
Nah Rani, hari ditulisnya surat ini kamu masih belum
memutuskan hari apa kamu akan kembali ke jogja selepas pernikahan mbak dyah. Di
hari ini juga kita (aku, zizah, yenni) membicarakan kakak laki-laki yenni yang
juga bertemu jodohnya ditempat kerja, sama seperti mbak dyah.
“Tenang, kita belum kerja. Jadi belum ketemu jodoh”
kata Yenni diikuti tawa kita.
Kata Yenni juga “besok kalo udah nikah kamu juga
gitu kok” waktu aku tanya istri kakaknya yang apakah hijabers (sebutan kita untuk
wanita dengan jilbab syar’i) dari sebelum menikah. “hijabers mah waktu udah
nikah, sebelumnya juga kayak kita gini.”
Pembicaraan seputar jodoh sering menjadi bahan
obrolan saat dengan teman-teman. Entah dibawa becanda atau serius, pokoknya
dimasa-masa ini sering kita kaitkan dengan jodoh. Yah sewajarnya cewek yang
galau lihat teman sebayanya menikah! hihi. nah Rani saat kamu membaca ini
siapakah akhirnya jodohmu? Dan bagaimana kamu dulu bisa bertemu? Semoga saat
kamu membaca ini kamu sudah bisa memjawab dua pertanyaan itu ...
Lanjut, jam 10.25 kita memutuskan untuk kembali ke
lantai 3. Sesi kuliah praktikum komputer di awali golongan zizah, sementara
kamu dan yeni mengisi sela waktu kosong dengan mengerjalan tugas kuliah yang
lain sampai datang waktunya untuk masuk laboratorium.
Hmm... Rani....Cerita masih panjang tapi sekarang
sudah malam, sudah 22.33, belum menyicil belajar untuk besok presentasi. Surat
ini sampai disini dulu ya, lanjutan
ceritanya semoga kamu ingat sendiri. Semoga kamu berhasil menyusun kepingan-kepingan
memori di tanggal 7 september ini :) Bagi oranglain surat ini mungkin tak
menarik, tapi bagi kamu simpanlah surat ini dengan baik-baik ya! Setidaknya
untuk nostalgia. Selamat malam Rani! Rani yang sekarang mau belajar dulu! Kalo
Rani yang baca ini mau ngapain nih? :)