Untuk ku, Dari ku

by - Tuesday, November 08, 2016


Hallooo Rani.. lagi apa sekarang?? Semoga masih semangat seperti saat surat ini ditulis. Ini surat khusus untuk kamu dari aku. Ya, kamu dan aku adalah Rani. Bedanya kamu yang sekarang sudah lebih tua dari Rani saat menulis ini. hihi.

Sebelum membaca lebih jauh, mungkin ada yang mengerutkan kening, bertanya, ini surat dalam rangka apa ?

Ehem! Jadi surat ini ditulis dalam rangka tantangan #menulis7harinonstop. Tulisan lama, tapi baru sempat upload sekarang. Dulu waktu nulis surat ini terpikir 'suratnya kayak gini nih yang mau saya tujukan untuk diri saya sendiri?' agak ragu tapi toh ternyata selesai juga. Dan ternyata? Lucu juga nulis surat untuk masa depan. Cukuplah untuk membuat diri sendiri tersenyum flashback ke hari dimana surat ini ditulis. 

oke, sekian prolog surat ini sebelum semakin panjang.  Silahkan lanjut baca bagi yang tertarik :D

Masih ingatkah kamu kapan surat ini ditulis? Dan mengapa? Aku harap kamu masih ingat, alasan, tempat, dan waktu. Bahkan kalau perlu detail setiap kejadian dan suasana hari ini. Kalau kamu lupa-lupa ingatpun tak apa, melalui surat ini ku khususkan untuk menceritakan rinci kegiatan di hari ini 7 september 2016.

Oke baiklah, kegiatan hari ini dimulai dari jam setengah 5. Seperti biasa, kamu bangun karena alarm dan bergegas bangun keluar mengambil handuk yang disampirkan di jemuran depan teras kos. Punya kamu dan Mbak Dyah. Setelah itu kamu segera mandi, sementara mbak diah masih tidur untuk menunggu giliran mandi. Selesai mandi, kamu membangunkan mb dyah kemudian seperti biasa menanak nasi menggunakan rice cooker, menyetrika baju yang akan dipakai. Untuk sarapan, seperti hari-hari sebelumnya mbak dyah lah yang selalu keluar membeli sayur dan lauk. Mbak dyah banyak berjasa dalam membeli makanan.

Biasanya, jam setengah 7 kamu sudah keluar kos untuk segera berangkat kuliah tapi hari ini tidak. Kamu masih ribet dengan pakaian yang kamu kenakan, santai menyikapi waktu “ah telat berangkat 10 menit dari biasanya nanti juga sampe kampusnya jam 7 kok” awalnya kamu berpikiran seperti itu tapi tidak lama kemudian kamu tersadar bahwa setiap hari Rabu ada pretest sebelum kuliah. Pretest adalah tanda kehadiran, terlambat datang dan tidak mengerjakan pretest akan dihitung tidak masuk mata kuliah pagi itu, praktikum KIE, walaupun tetap boleh mengikuti kuliah. Gawat! Seketika itu juga kamu mempercepat semuanya. Segera memakai jaket, kaos kaki, memasukkan buku MIMS, mengunci pintu dan mengambil motor.

Saat akan menyalakan motor kamu merasakan sesuatu yang aneh, yang membatasi kakimu untuk menyanggah motor. Ah, ternyata! Rok hitam yang kamu kenakan saat itu adalah rok model span, bukan rok model A yang biasanya. Pantas saja, kaki sulit untuk menapaki tanah saat sudah di motor. Salah rok!! Seketika kamu lihat jam, “kurang 20 menit lagi, ganti rok hanya akan membuang-buang waktu.”

Dan akhirnya kamu memutuskan untuk tidak mengganti rok. Tetap melanjutkan berangkat kuliah dengan sedikit keribetan saat terkena lampu merah, harus menyanggah berdirinya motor dengan menaikkan rok atau hanya satu kaki yang menapaki tanah. Untuk mengejar waktu, kamu juga memutuskan untuk mengendarai motor dengan kecepatan lebih dari biasanya. Hasilnya? Kamu berhasil masuk kampus jam 7 kurang 3 menit. Masih ada sisa waktu 3 menit untuk berjalan ke kelas, eh tapi ternyata untuk mendapatkan parkiran tak secepat biasanya. Rameee,,, terjadi antrian panjang untuk masuk ke halaman parkir belakang. Resiko berangkat siangan ya seperti ini. Seketika itu menyesali kenapa berangkat siang, percuma kan sampai kampus jam 7 kurang (dikit) tapi masuk ke kelasnya jam 7 lebih (dikit) kalo tetep telat ikut pretest. Berkali-kali kamu lihat jam ditangan dan menengokkan kepala ke atas, ke lantai 3 tempat ruang kuliah hari itu.

Ketika motor berhasil di parkir, kamu pun berjalan cepat menuju kelas, menaiki tangga dengan sedikit menaikan rok, memberi sedikit keleluasaan kaki untuk menapaki tangga. Saat dilantai 3 kamu melihat beberapa temanmu masih asik membeli makanan dikantin kejujuran, tanda bahwa dosen belum masuk, maka saat itulah kamu mengurangi kecepatan berjalan.

Benar saja, sesampainya dikelas dosen belum masuk. Kamu mencari tempat duduk yang sudah di booking in teman mu. Oh ya, dijaman kuliah ini masih berlaku booking-bookingan tempat duduk loh. Jadi, walaupun dateng siang dengan sistem booking ini masih tetap bisa dapat tempat duduk di tengah-tengah, posisi incaran kebanyakan mahasiswa. Karena duduk si depan tak mau, belakang pun tak mau.

Selang beberapa menit kemudian bu dosen masuk, pretest pun dimulai. Pretest tentang EBM yang hanya 3 soal. Selesai pretest acara perkuliahan dimulai. Diminta menyalakan laptop yang dibawa dan mencatat beberapa point penting yang pak dosen ucapkan, iya kali ini yang mengisi adalah bapak dosen. Kuliah hari ini adalah perihal systematic review. Nah saat kamu membaca ini apa kamu masih inget apa definisi dan bentuk systematic review Ran? Hayo... Harusnya masih, karna aku harap kamu dimasa depan masih sering membuka jurnal karena kamu long live learner Ran!

Perkuliahan tentang EBM berakhir di jam 10.00 artinya itu ada jeda waktu cukup lama untuk menunggu perkuliahan selanjutnya di jam 12.30, untuk menunggu waktu kamu memutuskan untuk ikut makan di kantin belakang kampus bersama yeni dan azizah. Mereka belum sarapan, jadi mereka memutuskan untuk makan. Sementara kamu yang sudah sarapan pun tetap ikut makan hanya saja tanpa nasi! Hanya menggado mie bihun. Di sela makan-makan itu yeni dan zizah menanyai kapan mbak dyah menikah. Ku jawab tanggal 26 september, dua minggu lagi. Aku bercerita tentang kebimbanganku saat tanggal 27 septembernya, saat harus balik kembali ke jogja.

Acara jatuh hari senin dimana dengan rela kamu memutuskan bolos kuliah besok, namun untuk esoknya, selasa, kamu tak mau membolos karena ada mata kuliah untuk diskusi berkelompok. Mata kuliah sakral yang akan sulit untuk ditinggalkan. kamu bimbang untuk memutuskan kapan kembali ke Jogja. Apakah selepas acara usai, yaitu senin sore atau malam, yang artinya nanti seorang diri selepas turun bis di terminal menuju kos. Ataukah pulang selasa subuh, selepasnya turun bis langsung menuju kampus?

Nah Rani, hari ditulisnya surat ini kamu masih belum memutuskan hari apa kamu akan kembali ke jogja selepas pernikahan mbak dyah. Di hari ini juga kita (aku, zizah, yenni) membicarakan kakak laki-laki yenni yang juga bertemu jodohnya ditempat kerja, sama seperti mbak dyah.

“Tenang, kita belum kerja. Jadi belum ketemu jodoh” kata Yenni diikuti tawa kita.

Kata Yenni juga “besok kalo udah nikah kamu juga gitu kok” waktu aku tanya istri kakaknya yang apakah hijabers (sebutan kita untuk wanita dengan jilbab syar’i) dari sebelum menikah. “hijabers mah waktu udah nikah, sebelumnya juga kayak kita gini.”

Pembicaraan seputar jodoh sering menjadi bahan obrolan saat dengan teman-teman. Entah dibawa becanda atau serius, pokoknya dimasa-masa ini sering kita kaitkan dengan jodoh. Yah sewajarnya cewek yang galau lihat teman sebayanya menikah! hihi. nah Rani saat kamu membaca ini siapakah akhirnya jodohmu? Dan bagaimana kamu dulu bisa bertemu? Semoga saat kamu membaca ini kamu sudah bisa memjawab dua pertanyaan itu ...

Lanjut, jam 10.25 kita memutuskan untuk kembali ke lantai 3. Sesi kuliah praktikum komputer di awali golongan zizah, sementara kamu dan yeni mengisi sela waktu kosong dengan mengerjalan tugas kuliah yang lain sampai datang waktunya untuk masuk laboratorium.

Hmm... Rani....Cerita masih panjang tapi sekarang sudah malam, sudah 22.33, belum menyicil belajar untuk besok presentasi. Surat ini sampai disini  dulu ya, lanjutan ceritanya semoga kamu ingat sendiri. Semoga kamu berhasil menyusun kepingan-kepingan memori di tanggal 7 september ini :) Bagi oranglain surat ini mungkin tak menarik, tapi bagi kamu simpanlah surat ini dengan baik-baik ya! Setidaknya untuk nostalgia. Selamat malam Rani! Rani yang sekarang mau belajar dulu! Kalo Rani yang baca ini mau ngapain nih? :)

You May Also Like

0 komentar