Writing Challenge: Tentang Yang Kudambakan
Daritadi siang
gambaran kekasih idaman sebenernya udah seliweran di kepala. Mau nulis dia yang
kayak gini, dia yang kayak gitu, dia yang begini, dia yang begitu. Di jalan kepikiran
mau nulis kayak gimana, di kampus pun begitu, sampai akhirnya beradalah aku di
depan cermin dan apa yang aku idamkan seolah hidup dan bertanya padaku. Apa aku
sudah menjadi yang diidamkan.
Karena sekarang
udah 2017 yang mana aku tak seharusnya membuat kriteria idaman yang perfect
secara fisik, ehm oke, sebenernya boleh-boleh saja tapi jangan lupa hadapkan
diri ke cermin dan tanya “apa aku sudah mempersiapkan diri untuk apa yang sudah
aku idamkan?”
Maka dari
itu aku putuskan membuat kekasih dambaan berdasarkan pengalaman dan kebutuhan
diri.
1. Aku
ternyata nurut kata ibu
Sebenernya
nggak nurut-nurut banget, cuma ternyata kalo masalah pasangan masa depan harus
nurutin kata ibu. Setidaknya ketika ibu bilang ‘jangan dilanjutin’ ya sudah
ikutilah kata ibu. Daripada dilanjutkan dan tetap berakhir tak bahagia. Bagaimanapun
ibu pernah muda dan aku belum pernah tua :p dan seorang ibu nggak mungkin
melarang anaknya tanpa alasan yang masuk akal. So, kekasih idaman yang utama adalah yang direstui ibu.
2. Aku
orang yang ngeyel
Bisa dibilang
pertanyaan yang sering keluar dari seorang rani setelah mendengar berita atau
penjelasan adalah “iya po?” “kok bisa?” “tapikan...” “kalo menurutku...” dan
ujung-ujungnya biasanya salah di aku
. Yah semacam udah ngeyel, salah
pula. Maka dari itu, mendambakan
seseorang yang tahan sama ke-ngeyelanku adalah salah satu kebutuhanku. Seseorang
yang bakal menjawab ke-ngeyelanku dengan cara terbaiknya lalu terhubung dengan
diskusi ringan dan humoran ala kita.
3. Aku ingin
belajar
Ehem, tapi
sebenernya lebih suka lagi kalo nonton drama korea
serius. Ada satu ilmu yang menurutku aku
kurang di dalamya dan ingin memperbaiki, agama. Nggak melulu mendambakan
seseorang yang sudah ahli dalam agama, karena kalau ku kembalikan kediriku,
apalah aku yang masih jauh dari kata mengerti. Maka dari itu aku mendambakan seseorang yang sama-sama
ingin belajar. Belajar apapun itu, termasuk agama. Seperti halnya Habibie
dan Ainun ada kalanya mereka berada dalam satu kamar namun masing-masing sibuk
dengan aktivitasnya namun tetap saling mensupport. Ah, membayangkan itu aku jadi
tau bila aku mendambakan pasangan yang
saling mendukung satu sama lain.
4. Aku ingin begini, aku ingin begitu
Layaknya kebanyakan
orang, banyak maunya tapi nggak semua kesampaian. Gak papa. Karena bukan
masalah kalau banyak maunya dan nggak kesampaian, yang penting adalah ketika
ada maunya (pengen begitu, pengen begini) kita bisa saling mengungkapkan dan saling mendukung.
5. Aku
mengidolakan bapak
Buat anak
perempuan, katanya cinta pertamanya itu bapak
. Dan yaa itulah yang sering di posting
dimedia sosial. Cinta pertama ataupun bukan (tergantung sudut pandang
masing-masing) pasti ada satu sifat yang dikagumi anak dari seorang bapak, yang
entah dijadikan patokan dalam mencari pasangan atau dalam menjalankan
kehidupan. Dari semua sifat bapak yang cocok untuk dijadikan patokan dalam
mencari pasangan adalah bapak tidak menimpali ketika ibu ngomel marah-marah. Bapak
terima diam mendengarkan apa yang ibu omelkan. Bukankah tidak ikut tersulut dan
tidak menimpali amarah adalah jalan keluar untuk meredakannya? Dan aku
mendambakan itu.
Okay!
Cukup itu aja kekasih dambaan yang bisa dishare dalam rangka Writing challenge
#10DaysKF hari pertama ini, kriteria lainnya aku sebutin dalam doa Mon! :)
0 komentar