Writing Challenge: Tentang Yang Kudambakan

by - Wednesday, January 18, 2017



Daritadi siang gambaran kekasih idaman sebenernya udah seliweran di kepala. Mau nulis dia yang kayak gini, dia yang kayak gitu, dia yang begini, dia yang begitu. Di jalan kepikiran mau nulis kayak gimana, di kampus pun begitu, sampai akhirnya beradalah aku di depan cermin dan apa yang aku idamkan seolah hidup dan bertanya padaku. Apa aku sudah menjadi yang diidamkan.

Karena sekarang udah 2017 yang mana aku tak seharusnya membuat kriteria idaman yang perfect secara fisik, ehm oke, sebenernya boleh-boleh saja tapi jangan lupa hadapkan diri ke cermin dan tanya “apa aku sudah mempersiapkan diri untuk apa yang sudah aku idamkan?”

Maka dari itu aku putuskan membuat kekasih dambaan berdasarkan pengalaman dan kebutuhan diri.

1. Aku ternyata nurut kata ibu

Sebenernya nggak nurut-nurut banget, cuma ternyata kalo masalah pasangan masa depan harus nurutin kata ibu. Setidaknya ketika ibu bilang ‘jangan dilanjutin’ ya sudah ikutilah kata ibu. Daripada dilanjutkan dan tetap berakhir tak bahagia. Bagaimanapun ibu pernah muda dan aku belum pernah tua :p dan seorang ibu nggak mungkin melarang anaknya tanpa alasan yang masuk akal. So, kekasih idaman yang utama adalah yang direstui ibu.

2. Aku orang yang ngeyel

Bisa dibilang pertanyaan yang sering keluar dari seorang rani setelah mendengar berita atau penjelasan adalah “iya po?” “kok bisa?” “tapikan...” “kalo menurutku...” dan ujung-ujungnya biasanya salah di aku . Yah semacam udah ngeyel, salah pula. Maka dari itu, mendambakan seseorang yang tahan sama ke-ngeyelanku adalah salah satu kebutuhanku. Seseorang yang bakal menjawab ke-ngeyelanku dengan cara terbaiknya lalu terhubung dengan diskusi ringan dan humoran ala kita.

3. Aku ingin belajar
Ehem, tapi sebenernya lebih suka lagi kalo nonton drama korea serius. Ada satu ilmu yang menurutku aku kurang di dalamya dan ingin memperbaiki, agama. Nggak melulu mendambakan seseorang yang sudah ahli dalam agama, karena kalau ku kembalikan kediriku, apalah aku yang masih jauh dari kata mengerti. Maka dari itu aku mendambakan seseorang yang sama-sama ingin belajar. Belajar apapun itu, termasuk agama. Seperti halnya Habibie dan Ainun ada kalanya mereka berada dalam satu kamar namun masing-masing sibuk dengan aktivitasnya namun tetap saling mensupport. Ah, membayangkan itu aku jadi tau bila aku mendambakan pasangan yang saling mendukung satu sama lain.

4. Aku ingin begini, aku ingin begitu

Layaknya kebanyakan orang, banyak maunya tapi nggak semua kesampaian. Gak papa. Karena bukan masalah kalau banyak maunya dan nggak kesampaian, yang penting adalah ketika ada maunya (pengen begitu, pengen begini) kita bisa saling mengungkapkan dan saling mendukung.

5. Aku mengidolakan bapak
Buat anak perempuan, katanya cinta pertamanya itu bapak . Dan yaa itulah yang sering di posting dimedia sosial. Cinta pertama ataupun bukan (tergantung sudut pandang masing-masing) pasti ada satu sifat yang dikagumi anak dari seorang bapak, yang entah dijadikan patokan dalam mencari pasangan atau dalam menjalankan kehidupan. Dari semua sifat bapak yang cocok untuk dijadikan patokan dalam mencari pasangan adalah bapak tidak menimpali ketika ibu ngomel marah-marah. Bapak terima diam mendengarkan apa yang ibu omelkan. Bukankah tidak ikut tersulut dan tidak menimpali amarah adalah jalan keluar untuk meredakannya? Dan aku mendambakan itu.



Okay! Cukup itu aja kekasih dambaan yang bisa dishare dalam rangka Writing challenge #10DaysKF hari pertama ini, kriteria lainnya aku sebutin dalam doa Mon! :)

You May Also Like

0 komentar