Alarm Pengingat
Sisi menengok jam ditangan,
pukul 22.00. Pantas saja tasnya bergetar, pasti hp yang disimpan di dalamnya sudah berkali-kali
menampilkan tulisan 'ibu menelpon'.
"Jangan malam-malam mbak, paling malam jam 9"
seperti biasa, pesan ibu sebelum anaknya keluar dimalam hari. Tentu saja pesan
itu selalu Sisi iyakan terlebih dahulu tapi ujung-ujungnya selalu ditambahkan "paling
setengah 10an bu" ucap Sisi tersenyum nakal lantas mengucapkan salam pamit "berangkat bu assalamualaikum".
Jujur saja pulang jam
21.00 adalah hal yang mustahil bagi Sisi, setidaknya bila mainnya sudah
bersama Gengku
yang jarang kutemui. Gengku, walaupun namanya terkesan negatif, bukanlah geng
pada umumnya, yang terkesan melakukan perilaku negatif. Sisi dan sahabatnya sengaja memberi julukan persahabatan
mereka dengan sebutan 'Gengku', karena itulah ide
spontan yang membuat mereka semua mengernyitkan dahi ketika mendengarnya dan lantas
membuat mereka
berempat setuju menamai kelompok persahabatannya dengan nama 'Gengku'.
Semua sahabat Sisi dalam Gengku sudah mengenal bapak
ibu, pun demikian sebaliknya, jadi untuk bermain dengan merekapun bapak ibu
percaya akan baik-baik saja, walaupun dimalam hari. Tapi walaupun begitu bapak
ibu tetap mengatur jam malam maksimal untuk keluar.
"Jam 9 pokoknya udah di
rumah" kalimat yang selalu diucapkan ibu sebelum Sisi pergi main. Sekali lagi pasti akan Sisi iyakan tapi nyatanya Sisi akan sampai rumah jam
setengah 11 malam.
Ibu pun tau kalau Sisi tidak bakal pulang jam
21.00 tepat.
Tapi walau begitu ibu tetap saja mengingatkan anaknya untuk pulang jam 9 malam.
Memang ibu yang selalu mengingatkan anak perempuannya untuk tidak pulang lebih
dari jam 9 malam tapi bapaklah yang akan bertindak ketika sudah malam tapi
anaknya tak segera pulang. Setidaknya dulu ketika masih SMP bapak sampai
mencari lapangan basket tempat pertandingan basket yang kakak perempuan Sisi pamitkan untuk datang. Sisi ingat karena dulu Sisi lah yang menemani bapak
mengelilingi kota dimalam hari.
Jangan ditanya apakah Sisi
tak pernah memberontak akan peraturan semacam itu atau tidak. Sisi sampai lelah
untuk selalu protes ke bapak ibu "iya-iya! Sisi kan juga mainnya sama Fina Meta! Mereka aja gak
dibatasi!" jawab Sisi kesal ketika diingatkan untuk pulang jam 9.
"Malu pulang malam.
Anak perempuan kok pulang malam-malam, nggak baik. Dilihatin tetangga
nanti" Kali ini bapak yang memberi penjelasan. Sebagai anak yang masih
labil emosi, yang lebih banyak meyakini apa yang dipikirkan itu lebih benar
daripada nasihat yang orangtua berikan tentu saja Sisi ngedumel dalam hati selama nggak ngelelakuin yang
aneh-anehkan ya gak usah dipikirin kata tetangga! Tapi sepelan-pelannya dan sehati-hatinya
bapak memberi penjelasan Sisi tetap tak berani membantah apa yang bapak
katakan.
"Hmmm" jawab
Sisi sesingkat mungkin karena tak ingin saling beragumen tapi juga tak mau
memberi kesan patuh
.
***
Kini Sisi sedang di jalan
perjalanan pulang kerumah, tentu saja hp Sisi bergetar seperti biasa. Tapi Sisi berpikir berhenti untuk mematikan
getaran hp hanya akan mengulur waktu untuk tiba di rumah. Ya walaupun akan
mengurangi intensitas 'ibu menelpon'. Tapi Sisi rasa tidak menggubris adalah pilihan yang
tepat. Sisi hanya perlu fokus diperjalanan agar tiba dirumah lebih cepat dan
mematikan pengingat hp yang akan bergetar disetiap jam 22.00.
Ya, yang bergetar di hp Sisi kali ini sejujurnya
adalah alarm pengingat yang diberi label 'ibu menelpon'. Bukan panggilan dari ibu, karena
entah karna alasan apa ibu jarang mengingatkan Sisi untuk pulang tidak melebihi jam
21.00. Mungkin karena Sisi sudah duduk di bangku kuliah semester akhir sehingga
ibu sengaja memberi keleluasaan lebih atau bisa jadi ibu ingin lihat kesadaran Sisi sendiri untuk tidak
pulang larut malam, yang pasti kadang Sisi merasa ada yang hilang ketika tidak
lagi diingatkan dengan ditelepon. Oleh karena itu Sisi sengaja untuk memasang
alarm pengingat 'ibu menelpon' agar Sisi tetap ingat aturan itu walau kini
sudah bisa lebih bebas. Tapi terlepas dari itu semua, ketika Sisi sampai di
rumah bapak selalu ada menunggu Sisi, bapak pasti belum tidur ketika Sisi belum pulang kerumah.
Bukan karena memang belum jamnya tidur tapi Sisi tau bapak masih terjaga untuk
selalu memastikan anak perempuannya pulang kerumah.
Ah, dengan semua itu,
bagaimana bisa Sisi memanfaatkan waktu bebas yang ada untuk pulang lebih malam ketika bapak
yang sudah semakin tua masih setia menunggui anak perempuannya untuk pulang dengan
selamat dan baik-baik saja?
0 komentar