Sowan Ke Bapak Ibu Guru
Mungkin
kalimat-kalimat yang teruntai dipostingan ini tidak menggambarkan apa yang saya
rasain saat ini, nggak akan mampu, karena kata pun kalimat tak bisa
menggambarkan betapa bahagianya saya. Betapa bersyukurnya saya! Ahh sekalipun
CAPS LOCK INI AKTIF TETAP TAK BISA MENGGAMBARKAN BAHAGIA NYA SAYA. Rasanya saya
ingin menangis terharu, tertawa terbahak-bahak, dan senyum sumringah. Semua perasaan
itu tercampur jadi satu dan ya... saya bingung meluapkannya.
Sudah
12 tahun berlalu semenjak saya pindah dari SDN Bajangrejo, Purworejo. Sekolah dasar
singgahan saya saat kelas 4, dari Makassar sebelum ke Jogja. Sekolah yang
memberi saya tak hanya ilmu tapi juga ternyata teman-teman yang saya kagumi. I
miss them so much.
Dua
belas tahun berlalu bagi saya tanpa pernah kumpul lagi dengan mereka, sedangkan
bagi mereka 10 tahun sudah mereka tak pernah bercanda bernostalgia bersama. Mengenang
masa-masa SD.
Ada
perasaan mengebu-gebu buat menulis cerita ini agar sampai langsung ke inti
cerita, tapi rasanya saya ingin menulis detail bagaimana mengenal mereka,
bagaimana saat sekolah dulu, apa yang tidak saya temukan di sd-sd lain,
bagaimana saya mengingat mereka, apa yang otak saya rekam dengan jelas ketika
nama mereka disebut, kenangan apa yang tersisa. Hm.. thats so many stories i
wanna tell! Tapi mungkin di postingan selanjutnya edisi nostalgia, yang ini,
kali ini mau cerita tentang silaturahmi edisi lebaran, Sowan ke guru-guru
SD.
Jadi
kemarin memang karena edisi lebaran, mumpung teman-teman pada mudik, di adain
reuni. Reuni kecil-kecilan karena memang seangkatan cuma ada 19 orang dan yang
datang pun tak komplit. Sebelumnya, saya adalah murid baru saat di kelas 4
dulu. Saya hanya satu tahun merasakan sekelas dengan mereka. Menginjak kelas 5
saya pindah sd lagi. Berhubung saya sudah pindah di Purworejo lagi dan teman
pun tak ada saya pun menerima ajakan untuk ikut reuni dengan mereka, ya sih
saya ikut dalam rangka mencari teman di Purworejo. Sedihkan, pindah rumah belum
ada teman. Hiks hiks.
Tapi ternyata rasanya waktu ikut kumpul dengan
mereka jadi berpikir ini mah lebih dari cari teman, ini mah silaturahmi yang
berharga! Rasanya menjadi satu-satunya ‘murid’ yang hanya setahun mengenal
mereka namun ‘diundang’ di acara reunian mereka itu jadi terharu. Sedu-sedu
sedan. Thanks! Thanks! Thanks! Big Thanks for having me! Really Thank you.
Kalo
diibaratkan, aku mah apa atuh cuma ‘murid’ yang nyempil satu tahun di kelas
mereka. Yang datang dengan logat dan bahasa yang aneh dan pergi sebelum bisa menggunakan
bahasa dan logat mereka. Yang bisa di anggep angin lalu tapi ternyata tidak,
mereka masih mengingat saya dan menyapa saya. I feel so touched. Lihat guyonan mereka, i fell so blessed.
Terlebih
begitu merasakan inti reuni ini, yaitu sowan ke guru-guru SD. Satu hal yang
nggak pernah terpikirkan oleh saya saat mengadakan reuni sekolah-sekolah di Jogja.
Mengagumkan tahu bahwa bapak-ibu guru SD masih sehat walafiat padahal sejak
masih mengajar kami sudah termasuk sepuh.
“Matur
suwun sanget nggeh mbak, mas masih inget ibu, masih mau main kerumah ibu,
padahal dulu ibu galak”
“ibu
sehat begini juga pasti karena doa kalian semua”
“Kalo
dulu ibu/bapak gak galak ya kalian mungkin nggak jadi seperti ini”
“Mumpung
masih muda, olahraga yang rutin mbak, mas biar kalo tua nggak kayak bapak”
Dan
nasihat-nasihat lain yang begitu berharga. Bapak-ibu guru tampak begitu senang
kami bertandang ke rumah beliau. Tampak-tampak sangat senang, muridnya masih
ingat dan menyempatkan datang berkunjung.
Ternyata, bahagianya mereka, bahagianya kami juga.
Ternyata, membuat orangtua bahagia itu mudah.
Ternyata, memberi kebahagiaan itu pada akhirnya akan memberikan
kebahagian ke kita juga.
Ternyata, Efek
bahagia itu tak cukup hanya saat itu saja.
Teruntuk
Bapak-ibu guru, sehat-sehat selalu nggeh Pak, Bu. Terimakasih untuk setiap
detail ilmu yang sudah di ajarkan kepada kami. Sekarang kami mengerti alasan
dibalik galaknya bapak ibu dahulu, karena di moment seperti inilah kami sadar
betapa bandelnya kami saat di kelas dahulu.
0 komentar