­

SINAU JOWO: BERBAUR DENGAN BAHASA JAWA

by - Thursday, August 22, 2019

Halo... Sudah lama aku pengen nulis tentang bahasa jawa yang sekarang lebih sering ku gunakan, mau tidak mau, suka tidak suka, karena terkait ''keberbauran'' dalam pekerjaan yang menuntutku.

Mengapa ''keberbauran'' yang menuntut? Bukan pekerjaan? Karena kalo aku bekerja menggunakan bahasa indonesiapun bisa-bisa saja sebenernya. Hanya saja ada yang kurang menurutku, dan kekurangan itu adalah kurang membaur.

Jadi, sudah setahunan ini aku bekerja di apotek yang mana setiap hari aku bertatap muka dengan pengunjung yang datang. Lokasi apotek ini masih tergolong di desa, jadi pengunjung pun sangat kental dengan bahasa jawanya. Dan dari banyaknya pengunjung, orang tua adalah yang mendominasi.

Memang, kurang lebih sudah 14 tahun aku tinggal di jogja, yang mana juga identik dengan bahasa jawa. Tapi bahasa jawa yang aku kenal selama ini adalah bahasa jawa ngoko, alias jawa kasar. Kasar disini maksudnya adalah tidak pantas untuk diucapkan ke orang yang lebih tua. Jawa ngoko merupakan bahasa jawa yang digunakan untuk bahasa ke teman sebaya, bukan ke orangtua atau orang yang lebih tua.

Adalah bahasa jawa krama inggil dan krama alus, bahasa yang tepat digunakan untuk bicara dengan orangtua.

Selama tinggal di Jogja, aku lebih sering pakai bahasa indonesia baik ke teman maupun orangtua. Bahasa jawa ku masih terdengar aneh karena tidak terbiasa menggunakan bahasa jawa. Jadi aku sering mencampur bahasa indonesia dan jawa dipercakapan sehari-hari.

Nah, berhubung ternyata aku kerja di tempat kelahiranku yang mana lebih banyak orang berbahasa jawa maka mau ga mau aku harus menyesuaikan. Sama seperti saat di Jogja, di Purworejo ini aku belajar bahasa jawa alus (halus) dengan memperhatikan kosakata-kosakata yang keluar dari percakapan dua orang. Aku berusaha mengartikannya sendiri dengan cara menangkap apa yang lawan bicaranya jawab ketika ditanyain sesuatu yang aku belum tau artinya. Kalau ternyata jawabannya pun ga aku mengerti, ya nasib! Haha. Zonk. Atau, kalo inget biasa aku tanya artinya pada ibu.

Saat kerja begini, Bahasa Jawa yang aku gunakan adalah krama alus. Kalo ternyata aku ga bisa mengkramahaluskan kosakata, biasa aku akan mencampurnya dengan bahasa indonesia. Karena ketika berbicara dengan orangtua, bahasa indonesia jauh lebih sopan dibanding dengan bahasa jawa ngoko. 

Sampai sekarangpun aku masih terus berusaha belajar kosakata baru dari percakapan orang-orang, karna jujur bahasa jawa ku masih acak adut. Masih campur-campur. Tapi setidaknya, aku cukup bangga pada diriku sendiri aku sudah mampu dan berani menggunakan krama alus pada orang yang lebih tua.  Mengingat, akupun otodidak belajar bahasa jawa seperti ini.

Kalau dulu bisanya cuma "nggeh nggeh", sekarang sudah bisa "mboten, sanes nggen kulo". Hihi 

Oya, btw, kalian yang mampir kesini karna berusaha mencari sesuatu yang berhubungan dengan bahasa jawa bukan?

Karena.. aku pengen bikin series SINAU JOWO seperti ini kedepannya. Selain untuk ku sekedar menulis, juga untuk sharing siapa tau ada yang memerlukan.

Berhubung aku pernah merasakan dan melihat mahasiswa KKN yang ditempatkan di sebuah desa di pulau jawa, dan kesulitan bahasa jawa, dengan sharing seperti siapa tau dapat membantu. Rencanaku sih isi postingan selanjutnya adalah percakapan bahasa jawa alus yang sering orang ucapkan. Itupun yang pernah aku jumpai.

Baik.
Semoga aku sendiri konsisten, dan bermanfaat ya! :)
Sampai ketemu dipostingan berikutnya :)

You May Also Like

0 komentar