­

Menjajal CPNS di Tahun 2017

by - Friday, September 22, 2017

Rasanya pembukaan CPNS tahun ini adalah keberuntungan buat aku dan tentu teman-teman seangkatan yang notabene sudah lulus S1 dan menunggu untuk di sumpah sebagai apoteker. Mengingat pembukaan cpns terakhir ada di tahun 2014 dan sekarang kita yang lagi gencar-gencarnya saling membagikan info lowongan terbaru, mengikuti jobfair, dan tentu mengapply lamaran, jadi adanya pembukaan cpns ini sangat mumpuni.

Info pembukaan CPNS ini pertama aku dapat dari grup WA kelas, saat itu ada pembukaan dari Badan Narkotik Nasional dan Kementrian Hukum dan HAM. Setelah ku buka file pdf nya, Info penerimaan CPNS saat itu ku anggap angin lalu karena tidak ada posisi untuk Apoteker, yang ada hanya S1 Farmasi. Beberapa hari berlalu sampai akhirnya aku main ke kos Oci. Disana Oci bilang dia habis nemenin Opi buat kartu keterangan domisili. Kartu itu nantinya mau dipake buat daftar cpns di kemenkumham. Akupun cuma manggut-manggut berkata ‘wah pada daftar ya. Kok aku belum kepikiran ya’

Selang beberapa hari kemudian, waktu pulang ke Purworejo Nina main ke rumah, minta film korea, disitu dia bilang mau daftar cpns kemenkumham. Setauku kualifikasi buat bidan nggak ada, trus dia pake ijazah apa dong?
“aku pake ijazah SMA Ran. Ada Farmasi kan disana? Daftar aja Ran. Ayo....”

Nah, mulai dari sini deh aku kepikiran buat ikutan daftar. Nina aja rela pake ijazah SMA nya padahal dia Bidan, harusnya aku fine-fine aja dong pake ijazah S1 ku?

Baru deh sepulangnya Nina, aku langsung buka lagi pdf yang ada di Hp. Baca-baca syaratnya yang ternyata mudah. Hanya perlu mengupload dokumen tanpa mengirim berkas. Dokumen yang di upload pun juga mudah, hanya Ijazah, Transkrip, KTP, Foto, Surat Pernyataan, Surat dan Lamaran. 

Mengurus semua dokumen itu nggak ada kendala sebenernya, cuma sempet bingung dan galau. Bingung gimana cara nyatuin transkrip nilai yang jumlahnya ada 4 lembar sedangkan file yang harus di upload berupa satu image JPG (rar nggak bisa). Setelah nyoba-nyoba berbagai cara akhirnya berhasil terpecahkan melalui aplikasi photoscape!! Buat yang lagi bingung gimana nyatuinnya dan kebetulan nemu postingan ini, kalian cuma perlu pilih menu gabung di photoscape. Nanti bisa pilih mau digabung secara vertikal, horisontal atau silang. Baiknya silang ya, karena lebih mudah dibaca. Jangan lupa mengatur ukuran file, untuk cpns kemarin ukuran maksimalnya 300 kb. Hasil akhirnya memang nggak begitu jelas, perlu diperbesar untuk bisa membacanya. Jadi sebisa mungkin mengatur ukurannya diatur sedemikian rupa untuk mendekati 300 mb. Biar nggak parah-parah banget buremnya.

Selain sempat bingung masalah nyatuin foto itu, aku juga sempat galau mau ngurus surat keterangan domisili enggak. Secara domisili, 1 tahun belakangan, memang aku lebih sering di Jogja, tapi 2 bulan kemarin aku lebih sering di Purworejo mengingat udah nggak ada kegiatan kuliah. Jadi rasanya aneh mau ngurus surat domisili. Surat keterangan domisili ini fungsinya menggantikan KTP yang nantinya berpengaruh buat menentukan lokasi tes selanjutnya. Kalau aku mengurus surat ket. domisili Jogja lokasi tes ku akan berada di Jogja. Sedangkan kalau aku menggunakan KTP Purworejo lokasi tes ku akan berada di Semarang. Galau.... karena Jogja lebih dekat Purworejo daripada Semarang. Bakal menguras waktu, tenaga dan biaya kalau tes di Semarang. Sedangkan kalau mau mengurus surat ket. Domisili syaratnya cukup ribet. Harus minta surat pengantar dari Pak RT, RW, perlu fotocopi KK ibu kos, dan tentu perlu mengurus ke kelurahan. Mengingat waktu pendaftaran yang sudah mepet akhirnya aku memutuskan untuk tetap menggunakan KTP Purworejo saja saat mendaftar. Sekalian jalan-jalan ke Semarang, pikirku.

        Untuk mengupload dokumen saat pendaftaran ketelitian sangat-sangat perlu diperhatikan. Karena beberapa pendaftar sempat salah upload dokumen, misal harusnya upload ijazah tapi file yang di upoad adalah pas foto, hal itu berakibat fatal karena begitu salah upload satu dokumen tidak bisa diganti lagi dengan dokumen yang lain. Untuk masalah salah meng-upload alhamdulilah aku yakin tidak ada kekeliruan. Hanya saja selama menunggu pengumuman seleksi administrasi, aku sempat deg-degan takut nggak lolos. Karena ada beberapa typo disurat lamaran yang aku buat. Tapi alhamdulilah ternyata itu nggak ngaruh. Aku lolos di tahap administrasi. Cukup senang mengetahui bisa mengikuti tahap Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) :)

            Dan benar saja untuk tes SKD ini aku kebagian di Semarang. Setelah dinyatakan lolos administrasi pendaftar diminta untuk mengambil jadwal ujian SKD. Sistemnya online juga. Jadi siapa lebih dulu mengambil nomor ujian maka dia akan mendapat jadwal ujian di awal, begitu sebaliknya. Karena sistemnya siapa cepat dia dapat di awal, maka aku memutuskan buat ambil nomor ujian di hari akhir pengambilan nomor. Niatku pengen dapat jadwal akhir karena kesempatan belajar jadi lebih banyak. Tapi sayangnya web/sistem untuk mengambil nomor ujian itu error, saking banyaknya pengakses yang ingin membukanya. Jadi akhirnya sistem pembagian jadwal pun diubah. Jadwal ujian ditentukan dari pusat, tidak lagi siapa cepat dia dapat di awal. Dari waktu ujian yang diberikan (senin-sabtu) alhamdulilah aku kebagian hari Kamis di jam 15.00 jadi ada kesempatan buat belajar lebih dan tentu jadi ke semarangnya bisa di laju dari rumah :D

            Untuk mempersiapkan SKD ini aku kembali membaca pelajaran sejarah, pancasila, undang-undang dan lain-lainnya. Rasanya seperti kembali duduk dibangku sekolah mempelajari semua itu :D . Baca-baca kembali tentang sejarah rasanya jadi penasaran sama Indonesia masa lalu. Berandai-andai, kalau simbah masih hidup mungkin bisa mengulik dari cerita simbah. Pertanyaan macam ‘kenapa ya dulu nggak nanya ke simbah tentang masalalu waktu masih sekolah?’ muncul di benak hihi. Akupun jadi tau urutan penjajahan di Indonesia. Dari penjajahan Jepang lanjut janji kemerdekaan oleh jepang lalu indonesia merdeka lalu penjajahan belanda lalu terjadinya berbagai perundingan dengan belanda lalu... masih banyak lagi :D bahkan menghafal isi undang-undang. Biasa menghafal obat kini menghafal undang-undang :D ternyata begini perjuangan menjadi abdi negara.

Untuk ujian SKD ini terdiri dari Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensia Umum (TIU), Tes Karakteristik Pribadi (TKP). Untuk masing-masing bab itu ada nilai minimal yang harus dipenuhi untuk bisa lanjut ke tes selanjutnya. Untuk TWK nilai minimal 75, TIU minimal 80, TKP 143. Nilai-nilai itu akan langsung kita ketahui begitu menyelesaikan tes SKD karena sistem seleksinya sudah menggunakan CAT (Computer Assisted Test). Apakah nilai kita memenuhi nilai minimal atau tidak. Tapii... kalaupun nilai minimal SKD dapat kita lampaui belum tentu kita bisa lolos di tahap selanjutnya karena tentu banyak pendaftar yang juga memenuhi nilai minimal SKD tersebut. Jadi kita perlu menunggu hasil rangking secara nasional. Nilai-nilai peserta SKD yang memenuhi nantinya akan di rangking secara nasional dan akan diambil dari rangking yang tertinggi sesuai jumlah yang diperlukan yaitu 3 kali formasi yang dibutuhkan. Misal nih posisi yang aku daftar kemaren butuh 13 formasi, jadi dari rangking nasional hasil SKD akan diambil 39 orang untuk mengikuti tes tahap selanjutnya. Untuk kasusku kemarin total nilai ku adalah 328 dengan rincian TWK (75) TIU (95) TKP (158), nilai itu memenuhi untuk bisa ikut tahap tes selanjutnya tapi belum pasti bisa ikut karena perlu dirangking secara nasional. Apakah termasuk dalam daftar 39 besar atau tidak. Faktanya nilai itu masuk di rangking 900an loh hihi. Jauh dari rangking 39. Walaupun gagal buat ikut tes tahap selanjutnya tapi setidaknya cukup puas bisa memenuhi nilai minimal SKD. Jadi tidak langsung mengecewakan bapak dan diri sendiri begitu nilai keluar saat mengakhiri tes SKD mengingat perjalanan Purworejo-Semarang yang aku (& bapak) tempuh dalam sehari, dan itu sangat melelahkan. Setidaknya ada kabar baik yang bisa aku kasih ke bapak begitu keluar tes SKD, nilai ku memenuhi ambang batas.

Untuk posisi yang aku lamar (Pemeriksa Merek Pertama) kemaren yang dibutuhkan ada sebanyak 15 formasi. Dua untuk kategori cumlaude dan 13 untuk formasi umum. Sedangkan peserta yang lolos administrasi dan berhak mengikuti SKD untuk posisi tersebut ada 12560 peserta. Kebayang banyaknya kan? Dari peserta sebanyak itu yang berhasil memenuhi nilai minimal SKD hanya 453 untuk kategori cumlaude dan 1480 untuk kategori formasi umum. Kebayang betapa SKD sangat menggugurkan banyak peserta kan?

Nah dari peserta sebanyak 453 dan 1480 itulah hasil SKD di rangking. Untuk kategori cumlaude peserta yang masuk rangking 6 besar berhak mengikuti tes selanjutnya di Jakarta, yaitu Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) sedang untuk kategori formasi umum peserta yang masuk rangking 39 besarlah yang berhak mengikuti SKB. Aku sendiri ada di rangking 918. Sangat jauh dari rangking 39 besar hihi. Tapi nggak papa, aku cukup puas dengan pengalaman pertama mengikuti cpns ini. Setidaknya aku mempunyai gambaran berapa jumlah peserta, sistem seleksinya, tipe soal dan usaha yang harus ditingkatkan.

Sebagai gambaran berapa sih target nilai aman untuk lolos sampai tahap SKB berikut aku kasih daftar nilai mereka yang lolos SKB untuk posisi Pemeriksa Merek Pertama. 
Daftar nilai kategori cumlaude yang berhak ikut SKB

Daftar nilai kategori formasi umum yang berhak ikut SKB
Yang masuk di rangking nilai 39 besar adalah mereka yang memiliki kirasan nilai 375-410 dari nilai total 500. Its really-really surprised me! Tinggi-tinggi sekali. Tapi, nilai itu nggak selalu jadi patokan lho ya karena kirasan nilai bisa jadi lebih rendah atau tinggi tergantung peserta dan jumlah formasi yang dibutuhkan. Untuk sistem penilaian sendiri TWK ada 35 soal, jawaban benar akan diberi nilai 5 dan jawaban salah mendapatkan nilai 0. Begitu juga untuk TIU, namun jumlah soal TIU lebih sedikit yaitu 30. Berbeda dengan TKP, disetiap pilihan jawaban ada nilainya yaitu 1-5. Untuk soal TKP ada 35. Jadi total skor penuh yang bisa di dapati untuk SKD adalah 500. Untuk soal TWK kemaren cukup sulit (ini mah aku yang kurang belajar), ada beberapa soal TIU yang panjangnya minta ampun, dan soal TKP yang perlu dibaca berulang-ulang untuk memastikan memilih jawaban dengan skor tertinggi. Intinya sih banyakin latihan soal dan banyak doa. Dan yang pasti jangan sampe berbuat curang, karna pasti ketauan oleh panitia:)

okelah, sekian cerita menjajal cpns pertama kali ini.
Panjang juga ya ternyata? (Padahal masih ada bagian yang pengen diceritain) Haha

Selamat berjuang pejuang cpns 2017 periode 1 maupun periode 2, yang kemungkinan bakal ada periode selanjutnya sampe tahun 2018 mendatang (berharapnya gitu). Semoga ceritaku ini bisa memberi gambaran ya.

Semangatttt.

You May Also Like

1 komentar