Menjajal CPNS di Tahun 2017
Rasanya
pembukaan CPNS tahun ini adalah keberuntungan buat aku dan tentu teman-teman
seangkatan yang notabene sudah lulus S1 dan menunggu untuk di sumpah sebagai
apoteker. Mengingat pembukaan cpns terakhir ada di tahun 2014 dan sekarang kita
yang lagi gencar-gencarnya saling membagikan info lowongan terbaru, mengikuti
jobfair, dan tentu mengapply lamaran, jadi adanya pembukaan cpns ini sangat
mumpuni.
Info
pembukaan CPNS ini pertama aku dapat dari grup WA kelas, saat itu ada pembukaan
dari Badan Narkotik Nasional dan Kementrian Hukum dan HAM. Setelah ku buka file
pdf nya, Info penerimaan CPNS saat itu ku anggap angin lalu karena tidak ada
posisi untuk Apoteker, yang ada hanya S1 Farmasi. Beberapa hari berlalu sampai
akhirnya aku main ke kos Oci. Disana Oci bilang dia habis nemenin Opi buat
kartu keterangan domisili. Kartu itu nantinya mau dipake buat daftar cpns di
kemenkumham. Akupun cuma manggut-manggut berkata ‘wah pada daftar ya. Kok aku
belum kepikiran ya’
Selang beberapa hari
kemudian, waktu pulang ke Purworejo Nina main ke rumah, minta film korea,
disitu dia bilang mau daftar cpns kemenkumham. Setauku kualifikasi buat bidan
nggak ada, trus dia pake ijazah apa dong?
“aku pake ijazah SMA Ran.
Ada Farmasi kan disana? Daftar aja Ran. Ayo....”
Nah, mulai
dari sini deh aku kepikiran buat ikutan daftar. Nina aja rela pake ijazah SMA
nya padahal dia Bidan, harusnya aku fine-fine aja dong pake ijazah S1 ku?
Baru deh sepulangnya Nina,
aku langsung buka lagi pdf yang ada di Hp. Baca-baca syaratnya yang ternyata
mudah. Hanya perlu mengupload dokumen tanpa mengirim berkas. Dokumen yang di
upload pun juga mudah, hanya Ijazah, Transkrip, KTP, Foto, Surat Pernyataan,
Surat dan Lamaran.
Mengurus
semua dokumen itu nggak ada kendala sebenernya, cuma sempet bingung dan galau.
Bingung gimana cara nyatuin transkrip nilai yang jumlahnya ada 4 lembar
sedangkan file yang harus di upload berupa satu image JPG (rar nggak bisa).
Setelah nyoba-nyoba berbagai cara akhirnya berhasil terpecahkan melalui
aplikasi photoscape!! Buat yang lagi bingung gimana nyatuinnya dan kebetulan
nemu postingan ini, kalian cuma perlu pilih menu gabung di photoscape. Nanti
bisa pilih mau digabung secara vertikal, horisontal atau silang. Baiknya silang
ya, karena lebih mudah dibaca. Jangan lupa mengatur ukuran file, untuk cpns
kemarin ukuran maksimalnya 300 kb. Hasil akhirnya memang nggak begitu jelas,
perlu diperbesar untuk bisa membacanya. Jadi sebisa mungkin mengatur ukurannya
diatur sedemikian rupa untuk mendekati 300 mb. Biar nggak parah-parah banget
buremnya.
Selain
sempat bingung masalah nyatuin foto itu, aku juga sempat galau mau ngurus surat
keterangan domisili enggak. Secara domisili, 1 tahun belakangan, memang aku
lebih sering di Jogja, tapi 2 bulan kemarin aku lebih sering di Purworejo
mengingat udah nggak ada kegiatan kuliah. Jadi rasanya aneh mau ngurus surat
domisili. Surat keterangan domisili ini fungsinya menggantikan KTP yang
nantinya berpengaruh buat menentukan lokasi tes selanjutnya. Kalau aku mengurus
surat ket. domisili Jogja lokasi tes ku akan berada di Jogja. Sedangkan kalau
aku menggunakan KTP Purworejo lokasi tes ku akan berada di Semarang. Galau....
karena Jogja lebih dekat Purworejo daripada Semarang. Bakal menguras waktu,
tenaga dan biaya kalau tes di Semarang. Sedangkan kalau mau mengurus surat ket.
Domisili syaratnya cukup ribet. Harus minta surat pengantar dari Pak RT, RW,
perlu fotocopi KK ibu kos, dan tentu perlu mengurus ke kelurahan. Mengingat
waktu pendaftaran yang sudah mepet akhirnya aku memutuskan untuk tetap
menggunakan KTP Purworejo saja saat mendaftar. Sekalian jalan-jalan ke
Semarang, pikirku.
Untuk mengupload dokumen saat pendaftaran ketelitian
sangat-sangat perlu diperhatikan. Karena beberapa pendaftar sempat salah upload
dokumen, misal harusnya upload ijazah tapi file yang di upoad adalah pas foto,
hal itu berakibat fatal karena begitu salah upload satu dokumen tidak bisa
diganti lagi dengan dokumen yang lain. Untuk masalah salah meng-upload
alhamdulilah aku yakin tidak ada kekeliruan. Hanya saja selama menunggu pengumuman
seleksi administrasi, aku sempat deg-degan takut nggak lolos. Karena ada
beberapa typo disurat lamaran yang aku buat. Tapi alhamdulilah ternyata itu
nggak ngaruh. Aku lolos di tahap administrasi. Cukup senang mengetahui bisa
mengikuti tahap Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) :)
Dan benar saja untuk tes SKD ini aku kebagian di
Semarang. Setelah dinyatakan lolos administrasi pendaftar diminta untuk
mengambil jadwal ujian SKD. Sistemnya online juga. Jadi siapa lebih dulu
mengambil nomor ujian maka dia akan mendapat jadwal ujian di awal, begitu
sebaliknya. Karena sistemnya siapa cepat dia dapat di awal, maka aku memutuskan
buat ambil nomor ujian di hari akhir pengambilan nomor. Niatku pengen dapat
jadwal akhir karena kesempatan belajar jadi lebih banyak. Tapi sayangnya
web/sistem untuk mengambil nomor ujian itu error, saking banyaknya pengakses
yang ingin membukanya. Jadi akhirnya sistem pembagian jadwal pun diubah. Jadwal
ujian ditentukan dari pusat, tidak lagi siapa cepat dia dapat di awal. Dari
waktu ujian yang diberikan (senin-sabtu) alhamdulilah aku kebagian hari Kamis
di jam 15.00 jadi ada kesempatan buat belajar lebih dan tentu jadi ke
semarangnya bisa di laju dari rumah :D
Untuk mempersiapkan SKD ini aku kembali membaca pelajaran
sejarah, pancasila, undang-undang dan lain-lainnya. Rasanya seperti kembali
duduk dibangku sekolah mempelajari semua itu :D . Baca-baca kembali tentang
sejarah rasanya jadi penasaran sama Indonesia masa lalu. Berandai-andai, kalau
simbah masih hidup mungkin bisa mengulik dari cerita simbah. Pertanyaan macam
‘kenapa ya dulu nggak nanya ke simbah tentang masalalu waktu masih sekolah?’
muncul di benak hihi. Akupun jadi tau urutan penjajahan di Indonesia. Dari
penjajahan Jepang lanjut janji kemerdekaan oleh jepang lalu indonesia merdeka
lalu penjajahan belanda lalu terjadinya berbagai perundingan dengan belanda
lalu... masih banyak lagi :D bahkan menghafal isi undang-undang. Biasa
menghafal obat kini menghafal undang-undang :D ternyata begini perjuangan
menjadi abdi negara.
Untuk ujian
SKD ini terdiri dari Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensia Umum (TIU),
Tes Karakteristik Pribadi (TKP). Untuk masing-masing bab itu ada nilai minimal
yang harus dipenuhi untuk bisa lanjut ke tes selanjutnya. Untuk TWK nilai
minimal 75, TIU minimal 80, TKP 143. Nilai-nilai itu akan langsung kita ketahui
begitu menyelesaikan tes SKD karena sistem seleksinya sudah menggunakan CAT (Computer Assisted Test). Apakah nilai
kita memenuhi nilai minimal atau tidak. Tapii... kalaupun nilai minimal SKD dapat
kita lampaui belum tentu kita bisa lolos di tahap selanjutnya karena tentu
banyak pendaftar yang juga memenuhi nilai minimal SKD tersebut. Jadi kita perlu
menunggu hasil rangking secara nasional. Nilai-nilai peserta SKD yang memenuhi
nantinya akan di rangking secara nasional dan akan diambil dari rangking yang
tertinggi sesuai jumlah yang diperlukan yaitu 3 kali formasi yang dibutuhkan.
Misal nih posisi yang aku daftar kemaren butuh 13 formasi, jadi dari rangking nasional
hasil SKD akan diambil 39 orang untuk mengikuti tes tahap selanjutnya. Untuk
kasusku kemarin total nilai ku adalah 328 dengan rincian TWK (75) TIU (95) TKP
(158), nilai itu memenuhi untuk bisa ikut tahap tes selanjutnya tapi belum
pasti bisa ikut karena perlu dirangking secara nasional. Apakah termasuk dalam
daftar 39 besar atau tidak. Faktanya nilai itu masuk di rangking 900an loh hihi.
Jauh dari rangking 39. Walaupun gagal buat ikut tes tahap selanjutnya tapi
setidaknya cukup puas bisa memenuhi nilai minimal SKD. Jadi tidak langsung
mengecewakan bapak dan diri sendiri begitu nilai keluar saat mengakhiri tes SKD
mengingat perjalanan Purworejo-Semarang yang aku (& bapak) tempuh dalam
sehari, dan itu sangat melelahkan. Setidaknya ada kabar baik yang bisa aku
kasih ke bapak begitu keluar tes SKD, nilai ku memenuhi ambang batas.
Untuk posisi
yang aku lamar (Pemeriksa Merek Pertama) kemaren yang dibutuhkan ada sebanyak
15 formasi. Dua untuk kategori cumlaude dan 13 untuk formasi umum. Sedangkan peserta
yang lolos administrasi dan berhak mengikuti SKD untuk posisi tersebut ada
12560 peserta. Kebayang banyaknya kan? Dari peserta sebanyak itu yang berhasil
memenuhi nilai minimal SKD hanya 453 untuk kategori cumlaude dan 1480 untuk
kategori formasi umum. Kebayang betapa SKD sangat menggugurkan banyak peserta
kan?
Nah dari peserta sebanyak
453 dan 1480 itulah hasil SKD di rangking. Untuk kategori cumlaude peserta yang
masuk rangking 6 besar berhak mengikuti tes selanjutnya di Jakarta, yaitu
Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) sedang untuk kategori formasi umum peserta yang
masuk rangking 39 besarlah yang berhak mengikuti SKB. Aku sendiri ada di
rangking 918. Sangat jauh dari rangking 39 besar hihi. Tapi nggak papa, aku cukup
puas dengan pengalaman pertama mengikuti cpns ini. Setidaknya aku mempunyai
gambaran berapa jumlah peserta, sistem seleksinya, tipe soal dan usaha yang
harus ditingkatkan.
Sebagai gambaran
berapa sih target nilai aman untuk lolos sampai tahap SKB berikut aku kasih
daftar nilai mereka yang lolos SKB untuk posisi Pemeriksa Merek Pertama.
![]() |
Daftar nilai kategori cumlaude yang berhak ikut SKB |
![]() |
Daftar nilai kategori formasi umum yang berhak ikut SKB |
Yang
masuk di rangking nilai 39 besar adalah mereka yang memiliki kirasan nilai
375-410 dari nilai total 500. Its really-really surprised me! Tinggi-tinggi sekali.
Tapi, nilai itu nggak selalu jadi patokan lho ya karena kirasan nilai bisa jadi
lebih rendah atau tinggi tergantung peserta dan jumlah formasi yang dibutuhkan.
Untuk sistem penilaian sendiri TWK ada 35 soal, jawaban benar akan diberi nilai
5 dan jawaban salah mendapatkan nilai 0. Begitu juga untuk TIU, namun jumlah
soal TIU lebih sedikit yaitu 30. Berbeda dengan TKP, disetiap pilihan jawaban
ada nilainya yaitu 1-5. Untuk soal TKP ada 35. Jadi total skor penuh yang bisa
di dapati untuk SKD adalah 500. Untuk soal TWK kemaren cukup sulit (ini mah aku
yang kurang belajar), ada beberapa soal TIU yang panjangnya minta ampun, dan soal
TKP yang perlu dibaca berulang-ulang untuk memastikan memilih jawaban dengan
skor tertinggi. Intinya sih banyakin latihan soal dan banyak doa. Dan yang
pasti jangan sampe berbuat curang, karna pasti ketauan oleh panitia:)
okelah, sekian cerita menjajal
cpns pertama kali ini.
Panjang juga ya ternyata? (Padahal
masih ada bagian yang pengen diceritain) Haha
Selamat berjuang pejuang
cpns 2017 periode 1 maupun periode 2, yang kemungkinan bakal ada periode
selanjutnya sampe tahun 2018 mendatang (berharapnya gitu). Semoga ceritaku ini
bisa memberi gambaran ya.
Semangatttt.
1 komentar
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete