instagram twitter
  • Home
  • Thoughts
  • Hobby
    • Books
    • Experience
    • Traveling
  • About
  • Contact
  • Creations

Rani Wijaya

“We write to taste life twice, in the moment and in retrospect.” ― Anaïs Nin

Candi Abang

Welcome back to the temple! Yeay...!

Setelah mengunjungi Candi Sambisari kini akhirnya saya berhasil menjajaki Candi Abang. Yeay! Berawal dari memposting foto adek yang udah duluan ke Candi Abang di instagram, akhirnya saya ke Candi Abang. Foto yang di posting di instagram adalah foto adek yang siang sebelumnya ke Candi Abang sama temen-temennya naik sepeda, dalam rangka mengisi liburannya. Waktu pertama kali si Ian bilang mau ke Candi Abang naik sepeda ekspresi saya waktu itu setengah terkejut, maklum bocah SD, kuatir “itu jauh dek... jalanan juga masih jelek lhooo. Batu-batu tok. Nggak ada candinya. Cuma bukit tanah kayak teletubbies.” Nah saya tau di Candi Abang nggak ada bangunan utuh candi dan hanya adanya bukit tanah teletubbies dari hasil browsing. Sebenernya setelah dari candi sambisari saya browsing-browsing cari tahu candi mana lagi yang bagus buat dikunjungi. 

Selama browsing saya nemu Candi Abang yang letaknya nggak begitu jauh dari rumah. Cuma di berbah, itu adalah hal yang menarik hihi. Tapi ternyata dari hasil browsing cerita orang yang sudah pernah ke Candi Abang di tahun 2012 mengatakan kalo medan yang harus ditempuh buat ke Candi Abang lumayan sulit. Karena harus melewati jalan bebatuan di tengah hutan, yang akan berbahaya bagi mesin motor matic kalo gesekan. Lagipula, orang yang berkunjung kesana masih sedikit. Jadi saya waktu baca itu bayanginnya serem. Lewat hutan dulu, sepi pengunjung, dan nggak ada candinya. Kan serem?? Tapi hal lain yang menarik adalah waktu dikatakan bila sudah sampai di sana dan naik bukit teletubbies bakal bisa lihat daratan kota jogja. Indah. Rasa lelah akan terbayar ketika berhasil sampai di lokasi. Seru kan?? Tapi tetep kalo bayangin harus lewat hutan yang masih sepi pengunjungnya juga serem-serem gimana. Jadinya waktu tau Ian mau kesana kaget, berusaha nakut-nakutin biar dIanya nggak jadi haha tapi saya tau itu adalah hal yang mustahil. Biasa,, anak kecil kalo dilarang malah kayak disuruh “yo gapapa,, rame-rame kok”

Singkat cerita siang hari Ian ke sana sama teman-temannya. Malam harinya foto hasil narsisnya dia dengan teman-teman saya upload ke instagram. “banyak orang kok mb yang kesana. Jalananya juga nggak ngeri” kata Ian malamnya menceritakan liburannya siang kala itu.
Liburan ala anak-anak SD-SMP

Esok harinya waktu di kampus Dwi datang menghampiri saya “Jadinya mau liburan kemana nih? Tinggal sehari doang”
“Terserah, ke air terjun yang kamu bilang kemaren itu gapapa. Tapi siang mungkin baru bisa”
“kamu habis dari Candi Abang kan? Kita ke sana aja gimana?”
“enggak, itu adekku yang kesana aku mah cuma upload foto doang. Ya yuk kesana. Tapi siang bisanya gimana?”
“ok aku juga bisanya siang”
‘ok sip”

Kira-kira itu adalah awal percakapan waktu memutuskan bakal kemana kami untuk menghabiskan liburan semester 5 ini. Sore hari saya dan teman-teman yang berjumlah 3 orang akhirnya melakukan perjalanan ke Candi Abang. Berbekal petunjuk google maps kami memulai liburan untuk akhir dari libur semester kali ini. Setengah perjalanan bahkan lebih nggak ada aneh dari petunjuk arah  maupun kami. Tapi ketika layar hp menunjukkan posisi kami yang sudah dekat dengan Candi Abang sesuatu yang aneh terjadi. Well, petunjuk dari google maps mengarahkan kami ke suatu rumah yang harus dilewati untuk sampai ke Candi Abang. Berhubung di depan rumah itu memang ada jalan yang seperti jalanan yang memang dapat dilewati saya memberitahu teman yang memboncengi saya untuk belok ke arah depan rumah itu. Tapi belum sempat belok, teman saya yang lain bertanya keyakinan saya buat lewat jalan depan rumah orang itu. “eh emang lewat situ ran? Kayaknya itu nggak bisa di lewati motor deh. Lagian masak lewat rumah orang?”

Saya, yang sebelumnya membaca kalo medan yang harus ditempuh memang bukan medan biasa merasa arah yang ditunjukan oleh google maps bener-benar saja “iya, lah ini arah suruh lewat sini”
“yakin? Tapi itu rumah orang loh!!”
“iya sih, tapi nih google maps gini” sambil lihatin hp ke arah teman saya.
“tanya orang aja deh. Dari pada salah”

Akhirnya kami bertanya pada seorang ibu yang sedang menjaga kambingnya makan rumput. Dari penjelasan ibu tersebut benarlah kalo jalan yang ditunjukin google maps tadi salah. Gubrak!! Jadilah kami ketawa-ketawa di sepanjang sisa perjalanan awal. Hahahaha ya kali kami mau nerobos rumah orang buat ke Candi Abang. Nothing perfect, terlebih google maps. Hihi pelajaran liburan kali ini, jangan 100% mengandalkan google maps.

Hanya perlu waktu 3 menit buat sampai ke Candi Abang dari rumah yang ditunjuk google maps tadi. Hihi. Kami berhasil ke Candi Abang dengan bantuan ibu tadi hihi matur nuwun ibu :)

Sesampainya di lokasi kami perlu memarkir motor terlebih dahulu lalu melanjutnya ke lokasi candi dengan jalan kaki. Saat jalan kaki itulah kami melewati batu-batu besar yang jalannya semakin lama semakin tinggi. Mungkin jalan inilah yang dimaksud oleh blogger yang saya baca sebelumnya. Untuk ke lokasi candi tidak lagi ditempuh dengan motor, tapi dengan jalan kaki. Untuk motor disediakan parkir di bawah. Dengan begini memang tidak akan mengalami kesulitan untuk menempuhnya. Jalan yang ditempuh untuk sampai ke candi tidak jauh. Hanya perlu waktu sekitar 5 menit. Sesampainya disana ternyata terbilang masih banyak orang yang mengunjungi candi mengingat saat itu sudah sore, sekitar pukul setengah 5 sore.
Jalan menuju bukit teletubbies

Memang hanya ada bukit hijau di tengah hamparan rumput hijau. Tidak ada candi utuh. Sama seperti yang diceritakan dalam blog. Sebenarnya tanpa perlu saya naik kebukit pun hamparan daratan jogja sudah bisa terlihat apik, tapi nggak afdol kalo nggak naik ke bukit yang konon katanya itulah tempat Candi Abang berada, tepatnya reruntuhannya. Kenapa runtuh konon katanya karena batu untuk membuat Candi Abang, batu bata, tidak sekokoh seperti batu yang digunakan untuk membangun candi lain seperti candi borobudur, candi prambanan dll. Karena itulah warna abang di dapat dari batu yang digunakan untuk membangun candi. Untuk lebih jelas mengenai ceritanya dapat lihat disini.
Bukit teletubbies a.k.a Candi Abang

Butuh kehati-hatian untuk naik ke atas bukit yang seperti rumah teletubbies itu karena tidak ada tangga. Hanya bermodal batu-batu candi yang ada di tanah itu pengunjung dapat ke atas. Di atas bukit, nggak ada yang dilakuin selain menikmati indahnya jogja dan berfoto-foto ria! :)
Perjuangan naik ke bukit.

Saat semua berhasil ke atas bukit.



Menikmati indahnya jogja di sore hari, Candi Abang ini recomended banget buat suka pemandangan alam. Terbentang hamparan sawah yang hijau dan pemandangan gunung. Semua  bisa dinikmati di Candi Abang ini. Pasti bakal lebih bagus lagi kalo lihat sunset disini. Sayangnya nggak sampai matahari tenggelam saya dan teman-teman memutuskan untuk pulang. Di perjalanan pulang menuju parkir motor masih ada beberapa orang yang sedang berjalan berlawanan arah dengan kami, yang berarti sedang menuju candi tersebut. Dan juga tak sedikit yang baru saja memarkirkan motornya saat kami hendak mengambil motor. Intinya, Candi Abang kini sudah tidak sesepi seperti yang dicerita oleh blogger dan jalannya tidak sesusah yang digambarkan sebelumnya. Ya mengingat blogger itu bercerita saat tahun 2012 hihi

Akhirnya, begini lah saya mengahabiskan sisa liburan semester ini. Buat yang suka mengunjungi candi-candi, Candi Abang wajib dikunjungi. Karena Candi Abang beda dengan yang lain, seriously :).

Dan...

Sekarang waktunya mempersiapkan waktu kuliah kembali. Berhubung besok rabu sudah mulai kuliah. Kuliah di semester enam. Semester dimana saya akan KKN dan membuat proposal penelitian. Welcome sixth semester :D be nice please :)



Monday, March 02, 2015 No komentar
Museum Dirgantara

Ini bukan lagi kunjungan yang pertama, kedua atau ketiga kalinya. Bukan!! Ini adalah kunjungan yang ke sekian kali −dalam hitungan puluhan :D

Pertama kali ke Museum Dirgantara ini waktu masih kelas 4 SD di purworejo. Dan sampe sekarang udah kuliah masih suka kesini hihi terbukti liburan semester 5 ini masih aja kesini. Museum Dirgantara ini letaknya di komplek AURI di Jogja. Cuma butuh waktu 5 menit buat kesini dengan sepeda motor *kalo dari rumah saya.

Sebagian halaman depan museum dirgantara.
Dulu waktu pindah ke SD Adisucipto, sama teman-teman sering banget kesini (gratis karena SD nya ada dikomplek Adisucipto). Museum ini jadi tempat wisata andalan kalo ada tamu yang berkunjung ke rumah. Isi Museum ini adalah pesawat-pesawat lawas nan antik yang sudah tidak digunakan. Museumnya cocok banget buat wisata anak-anak yang suka sama pesawat karena beberapa pesawat bisa dinaiki, tapi tidak terbang loh ya. Selain pesawat ada juga alat-alat jaman dulu yang digunakan saat mengudara. Ada alat perang juga seperti pistol beserta peluru-pelurunya. Juga tentara-tentara dalam bentuk foto yang berjasa dalam menjaga indonesia dari sebelum merdeka sampe sekarang,  macam-macam seragam yang digunakan TNI-AU dalam bertugas, peta daerah tempat TNI bertugas, ruang diorama, dan yang terakhir kemarin ada ruang teather. Tapi terakhir kesana belum di jalankan.

Sumpah palapa di dalam ruang diorama.
Banyak fasilitas yang ditambahkan diMuseum Dirgantara ini dari tahun ke tahun bila dibandingan waktu pertama kali berkunjung, sekitar tahun 2002. Kalau liburan tiba, Museum ini nggak pernah absen dikunjungi oleh wisatawan anak sekolah.

Nah alasan saya liburan kemarin kesini karena ada teman saya yang belum pernah kesini. Karena dia orang lampung dan yang satu lagi karena yang terakhir ke sini waktu SD yang artinya udah bertahun-tahun berkunjung kesini dan yang terakhir adalah karena saya nggak pernah bosen buat ke Museum hehe. Tarif masuk keMuseum cukup 3000 perorang dan biaya membawa kamera 1000. Kalau yang datang rombongan –pakai bis tarif masuknya lebih murah. Karena kemaren bertiga dan kaminya bawa hp berkamera jadi total tarif masuknya 10000.

Waktu masuk ke Museum Dirgantara nggak ada orang selain kami bertiga, di dalam Museum yang besar seperti itu hanya kami bertiga berkeliling. Berhubung saya sangat sudah sangat biasa berkunjung ke Museum Dirgantara itu jadi nggak ada rasa takut waktu berkeliling bertiga karena memang tidak pernah ada kejadian apa-apa. Tapi tidak buat dua teman saya tadi, mereka takut saat berkeliling bertiga tanpa pengunjung lain haha. Bisa di maklumin sih karena namanya Museum adalah tempat peninggalan benda-benda zaman dulu yang pemiliknya udah nggak ada, pasti serem. Apalagi kalau suasan sepi yang mendukung pastilah rasa was-was itu ada, hiiiiii.

But so far, temen saya menikmati acara liburan ke museum itu. Setidaknya terbukti dengan foto-foto ini :D

Di depan kapal selam.


Sunday, March 01, 2015 No komentar
Candi Sambisari

Liburan kedua kali ini diputuskan ke Candi Sambisari. Candinya nggak besar kayak prambanan atau borobudur, tapi bagusnya nggak kalah loh sama borobudur dan prambanan. Candi Sambisari adalah candi yang ada di bawah tanah, tapi jangan bayangin kita bakal ke suatu lorong untuk ke bawah tanah buat lihat ini candi. 

Bukan, yang dimaksud di bawah tanah bukan seperti itu. Adakah yang berpikiran kayak gitu? Pasti ada ??! Nggak mungkin kan cuma saya yang mikir gitu waktu dibilangin kalau Candi Sambisari itu candi di bawah tanah. *cari temen.
Jadi maksud candi bawah tanah itu adalah tanah yang dulunya nutupin candi udah dikeruk, candi tetap diatas tanah *semua pasti tahu* tapi sekarang candinya kalau kita lihat ada di bawah permukaan tanah yang kita pijak.

Bingung? Lihat gih gambarnya ini biar nggak bingung bayanginnya hihi.

Gambar di ambil dari atas permukaan tanah.
Menurut sejarah, Candi Sambisari ini dulu tertutup tanah akibat letusan gunung merapi. Kalau benar adanya berarti letusan gunung merapinya dahsyat sekali. Secara letak Candi Sambisari dengan gunung merapi cukup jauh. Buat lebih jelasnya silahkan lihat history salah satu Candi hindu ini.

Letak Candi Sambisari dari rumah saya nggak terlalu jauh, kira-kira 20 menit nyampe kalo nggak pake kesasar dulu kayak kemarin. Candi Sambisari berada ditengah pemukiman warga, jadi kalau kesasar banyak tempat untuk bertanya. Atau pakai google maps juga bisa. Letak Candi Sambisari ini berada di Desa Sambisari, Kec. Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Buat masuk ke area Candi Sambisari nggak mahal, cukup dengan uang 2000 untuk dewasa dan 1000 untuk anak-anak. Waktu kesana nggak begitu banyak orang yang kesana, entah karena bukan pas hari libur atau memang pengunjungnya setiap hari hanya berkisaran 10-20an orang − karena belum terkenalnya ini candi− tapi yang pasti kalo datang ke Candi Sambisari nggak bakal kecewa kok. Setidaknya buat foto-foto hihi

Sebelum turun kebawa.
 
Waktu dibawah.
Puas banget bisa ke Candi Sambisari ini, karena begitu masuk kompleks Candinya berasa damai. Di manjakan dengan hamparan hijau dimana tengah-tengahnya ada Candi yang berukuran medium. Satu yang diingat, saat baru jalan menuju kompleks candinya rasanya sudah tidak sabar untuk berfoto-foto.

Ah~~ how beautiful that’s temple!

Buat yang lagi liburan di Jogja, jangan lupa mampir ke Candi Sambisari yaaa :)

Sunday, March 01, 2015 No komentar
Newer Posts
Older Posts

About me


Halooo! Aku Rani~ Blog ini hanya berisikan cerita sehari-hari, ambil yang baik-baiknya aja yaaa, karenaa... .

“We write to taste life twice, in the moment and in retropect.” Anais Nin

:)

Follow Me

Blog Archive

  • ►  2023 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2020 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  August (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2019 (1)
    • ►  August (1)
  • ►  2018 (13)
    • ►  September (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2017 (29)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  June (8)
    • ►  April (2)
    • ►  March (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2016 (16)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (4)
    • ►  February (1)
    • ►  January (3)
  • ▼  2015 (16)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  June (2)
    • ►  April (2)
    • ▼  March (3)
      • Liburan Semester 5 Part IV
      • Liburan Semester 5 Part III
      • Liburan Semester 5 Part II
    • ►  February (2)
  • ►  2014 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  April (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (14)
    • ►  December (1)
    • ►  August (6)
    • ►  July (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
    • ►  February (2)

Popular Posts

  • Bahasa Jawa Dalam Percakapan
    Saya bukan orang yang pintar berbahasa jawa. Saya lagi belajar, memperlancar. Postingan berbau bahasa jawa ini saya ambil dari ucapan seh...
  • Kulo Dereng Saget
    Dulu, beberapa kali bapak pernah bilang “sekarang kalo ngomong pake bahasa jawa. Masak orang jawa nggak bisa bahasa jawa. Masak tingga...
  • My Chinese Name
    Ni hao ma? Wo de ming zi shi rani. Apa kabar? :) nama saya adalah rani . Hallo, di atas adalah contoh bahasa mandarin, hasil belajar bah...
  • SINAU JOWO: BERBAUR DENGAN BAHASA JAWA
    Halo... Sudah lama aku pengen nulis tentang bahasa jawa yang sekarang lebih sering ku gunakan, mau tidak mau, suka tidak suka, karena terk...
  • Suspended Twitter
    Akun sosial media ter-suspend lagi itu rasanya AWWW banget. Setelah sebelumnya instagram yang baru beberapa hari dibikin ter-suspend, s...
Powered by Blogger.

Created with by ThemeXpose