instagram twitter
  • Home
  • Thoughts
  • Hobby
    • Books
    • Experience
    • Traveling
  • About
  • Contact
  • Creations

Rani Wijaya

“We write to taste life twice, in the moment and in retrospect.” ― Anaïs Nin

....
Dan kemarin tanggal 18 Maret 2016 camping dilakuin lagi. Camping yang sebenernya, yang harus diriin tenda dulu dan juga menyiapkan hal-hal lain yang dibutuhkan. Kayak makanan, kompor, gas, matras, mantel, lampu, dll. Berasa kemah ala sekolah-sekolah gitu deh :D

Jadi pengalaman seru camping kemaren ini cuma diikuti sama cewek-cewek doang. Dan itupun cuma berjumlah 4 orang. Gimana? Nekat nggak tuh kemaren? Haha... rencana awalnya ada lah cowok yang mau ikut tapi karena ada urusan si cowok-cowok itu batal, nggak bisa ikut. Bukannya diundur apa gimana, kita –si cewek-cewek butuh refresing sepakat tetap ngejalanin camping ini! Haha

Niatnya mau ngecamp di pantai yang masih sepi, niat saat si cowok-cowok bisa ikut. Rencananya mau di Pantai Greweng, tapi berhubung yang ikut cuma 4 cewek di gantilah di pantai yang nggak sepi. Dan pilihan jatuh ke Pantai Wediombo. Awalnya sempet ragu mau ikut camping apa enggak karena bapak suka enggak ngebolehin kalo buat acara nginep-nginep malam nonformal. Tapi mengingat pantai yang dituju adalah pantai gunung kidul (belum pernah sama sekali kesana) dan tiba-tiba inget novel Lima Sekawan jadi tambah makin semangat pingin ikut, walopun cuma cewek-cewek doang.

Alhasil demi sebuah pengalaman :p ngomonglah sama bapak ibu dan alhamdulilah bapak diem aja yang tandanya BOLEH :D haha

So, here we gooooo...

Kita, si cewek-cewek (Rani, Gian, Fitri, Mb Dewi) yang dulunya pernah 1 kelas di suatu SD, merencanakan berangkat pukul 3 Sore hari Jumat tanggal 18 Maret. Niatnya mau ngejar sunset dan nggak mau malam diperjalanan. Tapi karena ada beberapa hal keberangkatan ditunda sampe jam setengah 5 sore. Alhasil sampe pantai malam, pukul 18.45 WIB. Sunset pun gagal dilihat tapi masih ada harapan untuk lihat sunrise besok paginya. Oya, tantangan tersendiri waktu malam masih diperjalanan ke pantai, karena jalanannya sepi, naik-turun, belum lagi kadang berkelok-kelok ditambah hewan-hewan kecil yang berterbangan waktu menjelang magrib yang nggak bisa diatasi walau kaca helm udah ditutup. Saran banget nih buat yang mau ngecamp dipantai, kalo bisa diusahakan maksimal jam setengah 6 sore sudah di pantai, biar selain bisa lihat sunset juga buat mengurangi resiko-resiko yang lain.

Perjalanan kesana membutuhkan waktu kurang lebih 2,5 jam untuk ditempuh dengan sepeda motor. Pastiin kendaraan yang dipakai baik-baik saja karena buat cari bengkel motor cukup sulit kalo sudah memasuki daerah sepi, termasuk rem. Apalagi kalo jalanan berkelok tapi turunan, butuh kehati-hatian ekstra. Buat jalanan yang naik motor matic emang paling cocok tapi kalo jalanannya turunan nggak ada yang ngalahin keamanan motor bebek! Tapi yaaa nggak mungkinkan mesin motor berubah seketika waktu jalanan naik dan turun haha. Ngarepnya sih gitu! :p

Biaya masuk ke kawasan pantai cukup 10.000 untuk satu motor. Waktu disana ditanyain tuh sama penjaganya “nggak ada cowoknya nih?” dan kitapun jawab “nggak ada” dan petugasnya bilang lagi “hati-hati yah!”

iya! Kita cewek tangguh kok mas :)

Sesampainya disana, kita langsung parkir. Tenang, disana ada tempat parkir 24 jam kok. jadi insyaallah kendaraan aman. Untungnya disana nggak hujan padahal waktu berangkat tadi cukup mendung dan rintik hujan mulai turun tapi alhamdulilah disini cukup terang dari cahaya bulan walaupun nggak ada bintang. Suara ombak jelas-jelas terdengar dari kejauhan, huaa kalo buat saya pribadi ini adalah sesuatu banget! Haha :p malem malem ke pantai, buat camping lagi :p

Di Wediombo kita harus turun dulu ke pantai yang terletak lebih bawah dari parkiran. Jalannya nggak jauh cuma harus lewat beberapa anak tangga. Hamparan pantai menjadi pemandangan yang menarik perhatian begitu menuruni anak tangga terakhir. Pikir saya bakal gelap gulita tapi waah ternyata ombak terlihat begitu jelas! Kita berjalan kearah kiri menyusuri tepi pantai, mencari tempat yang aman buat mendirikan tenda. Yang aman dari pasangnya air laut. Oya, keadaan di pantai malam hari sepi pada umumnya. Cuma desiran ombak yang meramaikannya, ditambah cahaya bulan yang cukup terang yang membuat jauh dari kesan mengerikan.

Sempat terpikir, sebagai pemula dalam hal camping di alam bebas, ini sepi gini nih kita bakal mendirikan tenda? Didepan hamparan pantai ini? Yang gelombangnya besar-besar gini? Tapi pikiran-pikiran itu segera saya musnahkan haha walopun kadang muncul juga :p secercah harapan muncul ketika melihat ada cahaya lampu dari kejauhan, cahaya yang menunjukan kalo itu dari orang camping juga. Kita segera ke sumber cahaya itu untuk ikut mendirikan tenda, biar ada temennya. Tempatnya lumayan aman, dibawah pohon yang tidak terjamah oleh air pasang, walaupun tanahnya nggak begitu datar tapi cukup bisa untuk mendirikan tenda.



Setelah tenda sudah dipasang, kita mulai berbenah memasukan barang bawaan ke dalam tenda. Mengeluarkan amunisi (makanan) buat mengganjel perut dan buat ngemil-ngemil tentunya. Malam itu kita habiskan buat bercerita ditemani 2 cup pop mie, segelas susu jahe, dan sebungkus camilan kacang atom. Hamparan pantai malam itu menjadi saksi bahwa pertemanan kita masih berlanjut dan akan terus berlanjut, seperti saat SD kita main rumah-rumah di hamparan sawah, kali ini kita rumah-rumahan alias tenda-tendaan :p di pantai.

Sekitar jam 21.00 an kita memutuskan untuk masuk tenda, tiduuuuuur. Badan rasanya udah nggak bisa di ajak kompromi lagi. Udah ngantuk, pegel-pegel pula, alhasil kita memutuskan tidur lebih cepat dari jam biasanya kalo dirumah. Kita tidur berjejer-jejer menghadap pantai dengan kondisi pintu tenda hanya ditutup dengan pintu jaring-jaring alias tembus pandang dan tembus udara, karena ternyata camping di pantai itu sumuuuk. Nggak kayak camping di gunung yang kata temen dingin banget, sampek harus pakai sleeping bag. Lah di pantai, kita tidurpun nggak pakai jaket, karna saking gerahnya. Bahkan saat ngelilir di tengah malam saya lihat teman saya pindah tidur di luar di depan pintu! Hahaha. Sekali lagi, kita adalah cewek-cewek pemberani yang berani tidur diluar tenda saat malam hari :D

Nah, sewaktu saya terbangun itu saya kira sudah subuh, karena rasanya saya tidur sudah lama sekali. Tapi waktu lihat jam di hp ternyata baru jam setengah 2 pagi. Maka saya kaget lihat temen saya jam segitu tidur di luar di depan pintu tenda. Tapi kagetnya nggak seberapa dibanding waktu lihat pantai disaat jam segitu. Dari kejauhan saat itu terlihat ada kilat di langit ujung pantai. Cahaya kilat yang menyambar-nyambar. Karena posisi kepala yang menghadap pantai mau tidak mau ketika terbangun cahaya itu langsung terlihat. Sempet takut kalo cahaya kilatnya diikuti suara petir yang artinya mendung mau hujan, eh tapi ternyata enggak kok. Cuma kilatan cahaya aja aja.

Ditengah malem gitu lihat kilatan cahaya ditambah suara ombak pantai yang makin malam terdengar sangat jelas dan keras mengisi keheningan orang tidur, bohong banget kalo dibilang nggak takut terlebih ini pengalaman pertama saya. Haha. Karena jujur, takut agak was-was gimana gitu. Tapi setelah dipikir-dipikir mungkin emang inilah pointnya camping dipantai :) nggak bisa diungkapkan lebih dalam, malam itu bener-bener wah banget,,, semua tersimpan rapi di dalam memory otak :) bakal diinget sampe kapan pun pengalaman ngelilir ditengah malam di pantai wediombo ini! :)

.....

Paginya, selepas subuhan kita menikmati pemandangan pagi hari dipantai, dari yang masih gelap- silauan oren-sampai terang benderang. Sayangnya sunrise tidak dapat kita lihat juga, karena tertutup tebing. Tapi itu nggak mengurangi essensi bercampingnya kok! karena saya dan teman-teman masih bisa menikmati setiap pemandangan yang ada saat itu. Kita berjalan ke arah batu-batu pantai yang ada di depan tenda, menapaki bebatuannya. Licin, tapi nggak semuanya, jadi harus ekstra hati-hati supaya nggak jatuh. Di bebatuan yang besar-besar itu banyak kerang yang menempel pun dengan kepiting yang sudah mati yang hanya bersisa kulitnya. Sedangkan di kejauhan, semakin siang, bapak-bapak penduduk sekitar mulai berdatangan untuk memancing atau sekedar mencari cacing.

Jam 05.22 di sisi depan (barat daya) dari tenda

Jam 05.32 di sisi depan (tenggara) dari tenda 

Semakin terang, kita memutuskan untuk kembali ke tenda buat sarapan terlebih dahulu. Mengisi perut dengan menghabiskan sisa makanan yang masih banyak. Segelas pop mie, sebungkus roti, energen dan camilan-camilan yang tersisa.

sempetin selfie waktu sarapan

Ditengah-tengah sarapan pagi itu kita merencanakan trip selanjutnya dengan tujuan ke gunung, pantai, lombok, bali sampai ke luar negeri! Haha. Mendengarnya terasa seru untuk saling menimpali “seru tuh, yukkk” “mauuuuuu!!” “iya besok kan kita udah pada kerja, nah kita meet up tuh dimana gitu” “akhir tahun aja” dan yang lainnya. Merencanakan memang gampang tapi terealisasi atau enggak ya itu urusan yang susah :p haha

Ngobroin ngalor ngidul bikin nggak kerasa waktu udah menunjukan pukul 7, so kita memutuskan untuk beres-beres berhubung jam 11 kita sudah harus sampai Kota Jogja karna ada urusan lain. Awalnya mau sempetin main air dulu tapi melihat jam yang sudah siang maka diputuskan batal, lain kali aja. Jam 07.30 kita selesai beberes, kita memutuskan kembali ke bebatuan untuk berfoto-foto selama setengah jam.



Disaat hunting pemandangan tapi yang lain candid in temannya

Masih jam setengah 8an tapi teriknya udah cukup buat bayangan yang sempurna

Di bebatuan itu nggak sempet buat banyak selfie berempat karena batunya yang cukup tinggi, dan nggak selebar dan seaman untuk berselfie, terlebih udah silau bangettt. Jadi ya kita masing-masing sibuk sama kamera masing-masing buat sekedar menikmati pemandangan, hunting pemandangan atau candid in temen yang lain :)

Menahan silau
Jam 08.00 kita memutuskan untuk jalan menuju sisi tenggara pantai, yang kata orang sekitar ada kolam yang aman untuk berenang atau sekedar main air.

Menuju sisi tenggara pantai

Nah, di sisi tenggara pantai itulah kita sibuk berselfie-selfie ria, pemandangannya lebih bagus dan aman buat selfie. Kita juga naik ke atas batu karang yang tinggi.

Sisi tenggara yang dituju

Di sisi tenggara pantai itu memang ada cekungan semacam laguna yang aman dari gelombang ombak, yang aman buat nyemplung. Rasanya pengen banget nyebur, airnya kelihatan banget seger tapi sayang waktu tidak memungkinkan jadi kita putuskan untuk berfoto-foto ria saja:)

Bukit dibarat daya yang tampak jelas



Tampak bapak-bapak yang lagi mancing di bebatuan belakang

Foto dari batu yang lebih tinggi

Puas berfoto-foto, akhirnya jam 08.30  kita siap kembali ke kota Jogja! Yeeeay!!!
Berjalan menyusuri jalan berkelok-kelok lagi untuk menyimpan semua pengalaman ini.

So this is my first camp’s experience in the beach hihi that was a great experience!! :)


Sunday, March 27, 2016 3 komentar

Akhirnya kemarin bisa ngelakuin hal mainstream kayak temen-temen :D haha apalagi kalo bukan camping:D alhamdulilah kemarin bisa ngerasain camping di pantai :) pantai gunungkidul lagi, yang notabene saya baru pertama kali ke sana

Camping yang nggak sampe 24 jam itu cukup buat ngejawab rasa penasaran saya seperti apa rasanya camping di pantai. Ini bukan pertama kalinya camping sih, mengingat dulu jaman sekolah udah pernah camping (lebih sering disebut kemah), di acara pramuka SD dan SMP. Kalo diinget-inget kemah jaman sekolah itu ngangenin banget, terlebih kalo masalah gimana riweuhnya antar anggota team buat menentukan siapa yang bawa apa dan bagaimana; patok, rak sepatu, mantel, tikar, gapura, pagar, perhiasan pager dll nya (lupa apa lagi). Yang jelas saya inget banget jamannya SD dulu waktu dikasih tau mau kemah, kita si kelompok cewek, si bocah-bocah kecil, langsung berembuk kapan mau bikin gapura, mau cari bambu dimana, mau di rumah siapa bikinnya, dan apa aja yang diperluin. Nginget-inget kalo ternyata si bocah-bocah kecil itu nggak bisa diremehin kalo udah menyangkut bikin gapura, karena kita bisa palu sana-sini, iket-iket pake tali pramuka, tegakin bambu, rebahin dulu, tegakin lagi, rebahin, dan seterusnya  sampai gapura jadi dan juga ngelakuin hal lain yang nggak pernah terpikirkan kalo pernah dilakukin sebelumnya. Belum lagi waktu gapura udah jadi, si bocah kecil-kecil itu mikir gimana caranya bawa ke sekolah buat di angkut ke tempat perkemahan waktu hari H.

Gambar dari sini
Semua nggak sia-sia! Karena waktu persami berakhir, perkemahan sabtu minggu, team si bocah-bocah kecil itu berhasil menyabet juara 3, lumayan buat membawa nama SD

Ambil yang mirip-mirip
Perjuangan dari persiapan sampe acara selesai terbayar! Termasuk saat bumi perkemahan yang ditempati oleh banyak team dari berbagai SD itu diguyur hujan deras. Waktu itu dalam hitungan menit genangan air dari derasnya hujan langsung mengitari tenda yang didirikan. Walaupun sempet bingung, si bocah-bocah kecil itu juga malah tambah semangat ketika hujan datang, karena anak kecil selalu senang untuk hujan-hujanan kan? Bahkan sampai nggak sadar kalo barang-barang mereka, yang di dalam tenda, terancam basah! Tapiii namanya anak SD :’) yang terjadi mereka keluar tenda dengan mantel yang menyelimuti tubuh mereka. Menggali tanah dengan cangkul yang mereka bawa untuk seketika membuat got kecil di sekeliling tenda, menampung genangan air. Disaat-saat seperti itu beberapa bocah laki-laki sibuk berlarian, bercanda dengan sesamanya ditengah penggalian tanah, ah... dasar anak cowok!

......

Teman, tingkah laku kita dulu ngangngenin banget :’) sampe aku bisa nulis pembukaan camping yang panjang ini :’)

......

Beranjak SMP, ada satu camping yang diadain saat ikut pramuka. Satu yang diingat dari camping waktu itu adalah waktu jerit malamnya :( ngeriii banget. Itu pertama kalinya disuruh jalan sendiri malam-malem, ntah jam berapa, mungkin tengah malam. Waktu giliran saya berjalan ada ranting jatuh dari atas pohon yang ngebuat jantung hampir copot saking kagetnya, belum lagi saat jalan melewati semak-semak yang ternyata paginya baru tau kalo disebelah semak-semak itu adalah kuburan, ditambah satu kejadian yang nggak bisa dilupai sampe sekarang. Hiks. Jadi waktu itu saya hampir berhasil melewati tantangan jerit malam. Kenapa saya tau hampir berhasil? Karena saat itu saya sudah lihat cahaya tenda-tenda dari kejauhan, yang artinya finish di depan mata! saya melangkah dong lebih cepat. Tersenyum menyambut sinar cahaya itu, kaki tergerak sangat enteng untuk sambutan itu, tapi ternyata kondisi tidak selancar seperti suasana hati, karena tiba-tiba... BRUKKKK!!!

Saya jatuh!! Syok, seketika saya meringis dalam kegelapan sampai airmata keluar malu-malu. Gila waktu itu cuma bisa batin INI SAKIT BANGET. Telusur punya telusur eh ternyata kaki kanan saya nyemplung di got kecil yang mengitari lapangan basket periiiiiiiiiiiiiiiih banget waktu itu mengingat kulit kegesek sama semen yang jadi pinggiran got.

Sial! Kenapa juga ada got di tempat segelap ini, kenapa nggak ada pembina yang jagain , kalo bisa digambarkan mungkin itu kalimat yang mewakilkan perasaan saya sewaktu jatuh. Hiks. Terlebih saat tengak tengok nggak ada pembina yang berjaga disekitar lapangan yang akhirnya ngebuat saya berusaha keluar sendiri dari got itu, berjalan terpincang-pincang menuju tenda menahan sakit. Dari situ saya sadar MENGAPA KEMAH KALI INI TAK SEMENYENANGKAN SEPERTI SAAT SD?! PERASAAN SD NGGAK GINI-GINI AMAT. Hiks.

Teman,, sampai saat menulis ini saya bertanya-tanya mengapa yang saya ingat dari Kemah SMP hanya hal yang tidak mengenakan ini?

Sedangkan saat SMA, cerita kemah dimulai dengan...

tidak ada kemah-kemahan dan di akhiri dengan tidak ada kemah-kemahan hehe
yap! Di SMA dulu nggak ngikutin kegiatan ekstrakulikuler sama sekali karena yah di SMA nya nggak ada sama sekali kegiatan ekstrakulikuler! Lol.

Sedangkan saat kuliah camping pernah dilakuin saat liburan semester 5, dan sudah pernah saya posting keseruan camping kala itu disini.


Dan kemarin tanggal 18 Maret 2016 camping dilakuin lagi... [bersambung]

Friday, March 25, 2016 No komentar
Newer Posts
Older Posts

About me


Halooo! Aku Rani~ Blog ini hanya berisikan cerita sehari-hari, ambil yang baik-baiknya aja yaaa, karenaa... .

“We write to taste life twice, in the moment and in retropect.” Anais Nin

:)

Follow Me

Blog Archive

  • ►  2023 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2020 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  August (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2019 (1)
    • ►  August (1)
  • ►  2018 (13)
    • ►  September (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2017 (29)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  June (8)
    • ►  April (2)
    • ►  March (5)
    • ►  January (9)
  • ▼  2016 (16)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  April (1)
    • ▼  March (4)
      • Camping Seru Di Pantai Wediombo
      • Camping Seru
      • (Kapan) Nonton Konser SNSD
      • Cerita Di Balik Skripsi
    • ►  February (1)
    • ►  January (3)
  • ►  2015 (16)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  June (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
  • ►  2014 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  April (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (14)
    • ►  December (1)
    • ►  August (6)
    • ►  July (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
    • ►  February (2)

Popular Posts

  • Bahasa Jawa Dalam Percakapan
    Saya bukan orang yang pintar berbahasa jawa. Saya lagi belajar, memperlancar. Postingan berbau bahasa jawa ini saya ambil dari ucapan seh...
  • Kulo Dereng Saget
    Dulu, beberapa kali bapak pernah bilang “sekarang kalo ngomong pake bahasa jawa. Masak orang jawa nggak bisa bahasa jawa. Masak tingga...
  • Hadapi Skripsi
    Jadi, beberapa hari yang lalu ibu cerita kalau anak temannya ibu lagi punya masalah terkait skripsi. Anaknya cewek, nangis terus, emosian,...
  • SINAU JOWO: BERBAUR DENGAN BAHASA JAWA
    Halo... Sudah lama aku pengen nulis tentang bahasa jawa yang sekarang lebih sering ku gunakan, mau tidak mau, suka tidak suka, karena terk...
  • My Chinese Name
    Ni hao ma? Wo de ming zi shi rani. Apa kabar? :) nama saya adalah rani . Hallo, di atas adalah contoh bahasa mandarin, hasil belajar bah...
Powered by Blogger.

Created with by ThemeXpose