­

Planning Mudik yang Berulang Kali Gagal

by - Tuesday, December 29, 2020

Bagaimanapun perencanaan manusia, Tuhan juga lah penentunya.


Oke, pembuka diatas cocok sekali dengan keriwehan ku saat mudik kemarin huhu. Sudah merencanakan pulang dengan keluarga besar mertua dari jauh-jauh hari tapi apalah daya, semua berakhir dengan mudik sendiri tanpa ditemani keluarga suami. Termasuk tanpa suami.

Setelah berbagai planning yang direncanakan gagal disusul planning lain yang juga berakhir gagal, Alhamdulillah ada planning dadakan yang langsung di Acc oleh pihak yang membantu, alias saudara sepupu. Alias nebeng mudik bareng saudara 😂

Asli, ada aja hambatan-hambatan yang menyebabkan planning-planning gagal. Mulai dari rencana mudik tanggal 23 ternyata mama mertua yang harus stok opname ditanggal tersebut, lalu di majukan tanggal 19 ternyata suami ga boleh cuti karna banyaknya kerjaan akhir tahun, mama pun juga masih tidak bisa meninggalkan pekerjaannya, ditambah lagi orang yang akan menyupiri masih cedera tangan setelah kecelakaan di minggu2 sebelumnya.

Akhirnya mundur lagi tanggal 23 sesuai rencana awal mengikuti jadwal cuti bersama, tapi tanpa mama. Hanya aku, suami dan orang yang akan menyupiri. Persiapan sudah 70% karna mobil sudah oke, supirpun oke, dana sudah diperhitungkan. Tapi tepat seminggu sebelum hari H kabar melalui whatsapp pun datang.

Suami mengirimin screenshoot surat edaran gubernur bahwa pegawai pemda tidak boleh pergi keluar kota saat cuti bersama. Hiks. Mencoba melobi dengan alasan nganter istri yang hamil pun tetap tidak boleh. Alhasil harus putar otak saat itu juga. Sedih, tapi daripada dipakai menangis karna terancam gagal mudik aku harus cari jalan keluar karna bagaimanapun aku harus tetap mudik di bulan desember sebelum perutku ini semakin besar yang mana makin tidak nyaman ketika harus bepergian jauh-jauh.

Alhasil, satu-satunya yang terpikir adalah dengan menebeng saudara sepupu yang juga akan mudik di tanggal 19. Sepupu mengacc untuk sekalian mengangkutku setelah kujelaskan adanya surat edaran yang membuat rencanaku gagal. Alhamdulillah masih tersedia satu kursi untuk kutumpangi di mobil sepupu.

Berhubung planning itu dadakan, aku hanya punya waktu dua hari untuk packing pakaian dan segala jenis barang yang akan kubawa mudik. Alhamdulillah semua berjalan lancar sampai hari keberangkatan hingga tiba di kota kelahiranku ini.

Walopun tidak swab secara langsung, insyaallah aku merasa aman untuk mudik, karna 2 hari setelah aku mudik, suami yang nun jauh disana melakukan swab dan hasilnya negatif. Tapi walaupun begitu aku tetap karantina menunggu 14 hari sebelum memeriksakan kandunganku ke puskesmas. Aku tidak ingin oranglain cemas dengan kedatangan pasien dari luar kota.

Kepada Mas Cacak dan keluarga selaku sepupu yang sudah mengacc ku untuk menumpang saat mudik, ku ucapkan terimakasih yang tak terhingga. Tanpa tumpangan hari itu, mungkin aku batal mudik dibulan Desember. Hikss. Semoga kita semua selalu dalam kondisi sehat, panjang umur dan terhindar dari corona. Amin

You May Also Like

0 komentar