instagram twitter
  • Home
  • Thoughts
  • Hobby
    • Books
    • Experience
    • Traveling
  • About
  • Contact
  • Creations

Rani Wijaya

“We write to taste life twice, in the moment and in retrospect.” ― Anaïs Nin

Sisi menengok jam ditangan, pukul 22.00. Pantas saja tasnya bergetar, pasti hp yang disimpan di dalamnya sudah berkali-kali menampilkan tulisan 'ibu menelpon'.
"Jangan malam-malam mbak, paling malam jam 9" seperti biasa, pesan ibu sebelum anaknya keluar dimalam hari. Tentu saja pesan itu selalu Sisi iyakan terlebih dahulu tapi ujung-ujungnya selalu ditambahkan "paling setengah 10an bu" ucap Sisi tersenyum nakal lantas mengucapkan salam pamit "berangkat bu assalamualaikum".

Jujur saja pulang jam 21.00 adalah hal yang mustahil bagi Sisi, setidaknya bila mainnya sudah bersama Gengku yang jarang kutemui. Gengku, walaupun namanya terkesan negatif, bukanlah geng pada umumnya, yang terkesan melakukan perilaku negatif. Sisi dan sahabatnya sengaja memberi julukan persahabatan mereka dengan sebutan 'Gengku', karena itulah ide spontan yang membuat mereka semua mengernyitkan dahi ketika mendengarnya dan lantas membuat mereka berempat setuju menamai kelompok persahabatannya dengan nama 'Gengku'.

Semua sahabat Sisi dalam Gengku sudah mengenal bapak ibu, pun demikian sebaliknya, jadi untuk bermain dengan merekapun bapak ibu percaya akan baik-baik saja, walaupun dimalam hari. Tapi walaupun begitu bapak ibu tetap mengatur jam malam maksimal untuk keluar.

"Jam 9 pokoknya udah di rumah" kalimat yang selalu diucapkan ibu sebelum Sisi pergi main. Sekali lagi pasti akan Sisi iyakan tapi nyatanya Sisi akan sampai rumah jam setengah 11 malam.

Ibu pun tau kalau Sisi tidak bakal pulang jam 21.00 tepat. Tapi walau begitu ibu tetap saja mengingatkan anaknya untuk pulang jam 9 malam. Memang ibu yang selalu mengingatkan anak perempuannya untuk tidak pulang lebih dari jam 9 malam tapi bapaklah yang akan bertindak ketika sudah malam tapi anaknya tak segera pulang. Setidaknya dulu ketika masih SMP bapak sampai mencari lapangan basket tempat pertandingan basket yang kakak perempuan Sisi pamitkan untuk datang. Sisi ingat karena dulu Sisi lah yang menemani bapak mengelilingi kota dimalam hari.

Jangan ditanya apakah Sisi tak pernah memberontak akan peraturan semacam itu atau tidak. Sisi sampai lelah untuk selalu protes ke bapak ibu "iya-iya! Sisi kan juga mainnya sama Fina Meta! Mereka aja gak dibatasi!" jawab Sisi kesal ketika diingatkan untuk pulang jam 9.

"Malu pulang malam. Anak perempuan kok pulang malam-malam, nggak baik. Dilihatin tetangga nanti" Kali ini bapak yang memberi penjelasan. Sebagai anak yang masih labil emosi, yang lebih banyak meyakini apa yang dipikirkan itu lebih benar daripada nasihat yang orangtua berikan tentu saja Sisi ngedumel dalam hati selama nggak ngelelakuin yang aneh-anehkan ya gak usah dipikirin kata tetangga! Tapi sepelan-pelannya dan sehati-hatinya bapak memberi penjelasan Sisi tetap tak berani membantah apa yang bapak katakan.

"Hmmm" jawab Sisi sesingkat mungkin karena tak ingin saling beragumen tapi juga tak mau memberi kesan patuh
.
***
Kini Sisi sedang di jalan perjalanan pulang kerumah, tentu saja hp Sisi bergetar seperti biasa. Tapi Sisi berpikir berhenti untuk mematikan getaran hp hanya akan mengulur waktu untuk tiba di rumah. Ya walaupun akan mengurangi intensitas 'ibu menelpon'. Tapi Sisi rasa tidak menggubris adalah pilihan yang tepat. Sisi hanya perlu fokus diperjalanan agar tiba dirumah lebih cepat dan mematikan pengingat hp yang akan bergetar disetiap jam 22.00.

Ya, yang bergetar di hp Sisi kali ini sejujurnya adalah alarm pengingat yang diberi label 'ibu menelpon'. Bukan panggilan dari ibu, karena entah karna alasan apa ibu jarang mengingatkan Sisi untuk pulang tidak melebihi jam 21.00. Mungkin karena Sisi sudah duduk di bangku kuliah semester akhir sehingga ibu sengaja memberi keleluasaan lebih atau bisa jadi ibu ingin lihat kesadaran Sisi sendiri untuk tidak pulang larut malam, yang pasti kadang Sisi merasa ada yang hilang ketika tidak lagi diingatkan dengan ditelepon. Oleh karena itu Sisi sengaja untuk memasang alarm pengingat 'ibu menelpon' agar Sisi tetap ingat aturan itu walau kini sudah bisa lebih bebas. Tapi terlepas dari itu semua, ketika Sisi sampai di rumah bapak selalu ada menunggu Sisi, bapak pasti belum tidur ketika Sisi belum pulang kerumah. Bukan karena memang belum jamnya tidur tapi Sisi tau bapak masih terjaga untuk selalu memastikan anak perempuannya pulang kerumah.

Ah, dengan semua itu, bagaimana bisa Sisi memanfaatkan waktu bebas yang ada untuk pulang lebih malam ketika bapak yang sudah semakin tua masih setia menunggui anak perempuannya untuk pulang dengan selamat dan baik-baik saja?
 
Wednesday, June 22, 2016 No komentar


Nggak semua niat baik itu berakhir dengan baik.

Semakin kita dewasa, semakin susah untuk menyatukan tujuan tanpa masing-masing mencoba sedikit menurunkan ego.

Karena yang terpenting dalam semua hubungan, tanpa terkecuali, adalah kejujuran.

Ada saat dimana emosi kita ikut terseret begitu saja dalam suatu keadaan tanpa pernah berniat untuk terlibat.

Ketika kita sakit akan suatu hal, di saat itulah kita berpikir sesuatu itu sangat berharga.
Wednesday, June 15, 2016 No komentar
Newer Posts
Older Posts

About me


Halooo! Aku Rani~ Blog ini hanya berisikan cerita sehari-hari, ambil yang baik-baiknya aja yaaa, karenaa... .

“We write to taste life twice, in the moment and in retropect.” Anais Nin

:)

Follow Me

Blog Archive

  • ►  2023 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2020 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  August (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2019 (1)
    • ►  August (1)
  • ►  2018 (13)
    • ►  September (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2017 (29)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  June (8)
    • ►  April (2)
    • ►  March (5)
    • ►  January (9)
  • ▼  2016 (16)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  July (2)
    • ▼  June (2)
      • Alarm Pengingat
      • I Just Learn That...
    • ►  April (1)
    • ►  March (4)
    • ►  February (1)
    • ►  January (3)
  • ►  2015 (16)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  June (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
  • ►  2014 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  April (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (14)
    • ►  December (1)
    • ►  August (6)
    • ►  July (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
    • ►  February (2)

Popular Posts

  • Bahasa Jawa Dalam Percakapan
    Saya bukan orang yang pintar berbahasa jawa. Saya lagi belajar, memperlancar. Postingan berbau bahasa jawa ini saya ambil dari ucapan seh...
  • Kulo Dereng Saget
    Dulu, beberapa kali bapak pernah bilang “sekarang kalo ngomong pake bahasa jawa. Masak orang jawa nggak bisa bahasa jawa. Masak tingga...
  • Hadapi Skripsi
    Jadi, beberapa hari yang lalu ibu cerita kalau anak temannya ibu lagi punya masalah terkait skripsi. Anaknya cewek, nangis terus, emosian,...
  • SINAU JOWO: BERBAUR DENGAN BAHASA JAWA
    Halo... Sudah lama aku pengen nulis tentang bahasa jawa yang sekarang lebih sering ku gunakan, mau tidak mau, suka tidak suka, karena terk...
  • My Chinese Name
    Ni hao ma? Wo de ming zi shi rani. Apa kabar? :) nama saya adalah rani . Hallo, di atas adalah contoh bahasa mandarin, hasil belajar bah...
Powered by Blogger.

Created with by ThemeXpose