­

Warning: Bahayanya Meraba Resep Dokter

by - Sunday, April 16, 2017

If you are not sure, don't ever try to leave the prescription at home and going to pharmacy to buy medicine you thinking know & can read.

Itu tweet yang saya tulis tadi sore begitu menyudahi whatsapp-an sama adik kos. Gemes rasanya begitu tau dia ‘berlagak’ tau obat yang diresepin sama dokter. Iya kalau obat yang dia maksud itu bener, tapi nyatanya dia salah :(

Jadi siang menuju sore tadi ada chat masuk dari si Diva. Dia tiba-tiba ngirim resep dan foto obat tetes mata cendo lyteers. Dia tanya obat yang di resep itu apa, yang dia beli juga apa.

Begitu saya baca, obat yang tertulis diresep adalah cendo tobroson, sedangkan foto obat yang dia kirim adalah cendo lyteers. Muncullah pertanyaan dibenak saya melihat ketidaksesuaian itu ‘kemaren kamu beli obatnya itu pake resep nggak?’ tanya saya.

Dan dibalaslah dengan pengakuan kurang lebih seperti ini..

kan dokternya bilang beli obat tetes mata, trus tak tanya mereknya cendo ya buk, iya kata dokternya, trus tak bilang kalau aku punya tapi warna ijo...’

‘..trus dokternya bilang enggak mbak, tapi warna kuning...’

‘...yaudah tak beli warna kuning’

‘benar kan mbak?’

Begitu baca pengakuan dia langsung saya balas dengan singkat, padat, dan jelas.

‘beda div’

‘coba baca resepnya mbak, beda po?’ tanyanya mulai ketakutan

‘yang di resep cendo tobroson, yang kamu beli cendo lyteers.
Emang sama2 warna kuning”

eh berarti aku salah beli dong
-___-

Langsung saya lanjutin dengan pertanyaan, ‘trus udah kamu tetesin berapa hari? Sembuh nggak?

Awalnya dijawab ‘agak mendingan’ tapi terus waktu saya tanya ‘mendingan gimana?’ baru dia jelasin kalau buat lihat sinar matahari itu perih, harus nunduk. Gak merah banget cuma di dekat kornea agak merah. Bengkak gitu.

Lalu lanjutlah saya nyeramahin dia buat beli obat yang dimaksud hari itu juga. Sia-sia kan berati dia periksa ke dokter kalo obat yang sudah di pakai 3 hari itu ternyata salah. Obat yang dimaksud mengandung antibiotik sedangkan obat yang di beli itu ibarat pelumas mata iritasi. Beda jauh. Udah bener dokter ngeresepinnya, giliran pasien tinggal nebus obat malah ada aja problem.

Dari sekian banyak masalah obat, contoh di atas penting banget buat dishare. Janganlah coba-coba meraba resep kalau memang tidak ada keahlian. Bahkan orang dengan latar belakang farmasi pun kadang kesulitan membaca tulisan dokter apalagi orang awam. Bukannya nggak boleh tapi ya itu kalau ada kesalahan jadi berabe. Apalagi kalau sampai dipakai dan menyebabkan perubahan yang nggak seharusnya.

Buat kasus diatas, obat dengan merek cendo itu banyak. Nggak cuma satu warna untuk jenis tertentu. Contohnya kayak di atas, cendo yang warna kuning ada cendo lyteers dan cendo tobroson, mungkin juga ada yang lain. Saya nggak hafal juga, yang pasti banyak.

Buat pelajaran banget, kalau memang kita menerima resep dan nggak begitu yakin dengan obat apa yang dituliskan mending bawalah resep itu ke apotek buat nebus obatnya. Kecuali kalau kita ataupun ada kerabat/keluarga yang punya latar belakang farmasi yang bisa dengan yakin membaca obat yang tertulis.

Memang harga obat dengan resep berbeda dengan obat tanpa resep, tapi kalau resiko menjadi lebih besar ketika meninggalkan resep di rumah mending kita mengeluarkan uang lebih yang nggak seberapa besar. Bagaimanapun juga kesehatan itu mahal harganya. Lebih baik mencegah kesalahan daripada memperbaiki.

Sekian. 
Semoga bermanfaat. 
#IngatObatIngatApoteker #TanyaObatTanyaApoteker

You May Also Like

0 komentar