Warning: Bahayanya Meraba Resep Dokter
If you are not sure, don't ever try to
leave the prescription at home and going to pharmacy to buy medicine you
thinking know & can read.
Itu tweet yang saya tulis tadi sore begitu
menyudahi whatsapp-an sama adik kos. Gemes rasanya begitu tau dia ‘berlagak’
tau obat yang diresepin sama dokter. Iya kalau obat yang dia maksud itu bener,
tapi nyatanya dia salah :(
Jadi siang menuju sore tadi ada chat
masuk dari si Diva. Dia tiba-tiba ngirim resep dan foto obat tetes mata cendo
lyteers. Dia tanya obat yang di resep itu apa, yang dia beli juga apa.
Begitu saya baca, obat yang tertulis diresep
adalah cendo tobroson, sedangkan foto obat yang dia kirim adalah cendo lyteers.
Muncullah pertanyaan dibenak saya melihat ketidaksesuaian itu ‘kemaren kamu beli obatnya itu pake resep
nggak?’ tanya saya.
Dan dibalaslah dengan pengakuan kurang
lebih seperti ini..
‘kan
dokternya bilang beli obat tetes mata, trus tak tanya mereknya cendo ya buk,
iya kata dokternya, trus tak bilang kalau aku punya tapi warna ijo...’
‘..trus
dokternya bilang enggak mbak, tapi warna kuning...’
‘...yaudah
tak beli warna kuning’
‘benar
kan mbak?’
Begitu baca pengakuan dia langsung saya
balas dengan singkat, padat, dan jelas.
‘beda div’
‘coba baca resepnya mbak, beda po?’ tanyanya mulai ketakutan
‘yang
di resep cendo tobroson, yang kamu beli cendo lyteers.
Emang sama2 warna kuning”
‘eh berarti aku salah beli
dong’
-___-
Langsung saya lanjutin dengan pertanyaan, ‘trus udah kamu tetesin berapa hari? Sembuh nggak?’
Awalnya dijawab ‘agak
mendingan’ tapi terus waktu saya tanya ‘mendingan
gimana?’ baru dia jelasin kalau buat
lihat sinar matahari itu perih, harus nunduk. Gak merah banget cuma di dekat
kornea agak merah. Bengkak gitu.
Lalu lanjutlah saya nyeramahin dia buat
beli obat yang dimaksud hari itu juga. Sia-sia kan berati dia periksa ke dokter
kalo obat yang sudah di pakai 3 hari itu ternyata salah. Obat yang dimaksud
mengandung antibiotik sedangkan obat yang di beli itu ibarat pelumas mata
iritasi. Beda jauh. Udah bener dokter ngeresepinnya, giliran pasien tinggal nebus
obat malah ada aja problem.
Dari sekian banyak masalah obat, contoh
di atas penting banget buat dishare. Janganlah coba-coba meraba resep kalau
memang tidak ada keahlian. Bahkan orang dengan latar belakang farmasi pun
kadang kesulitan membaca tulisan dokter apalagi orang awam. Bukannya nggak
boleh tapi ya itu kalau ada kesalahan jadi berabe. Apalagi kalau
sampai dipakai dan menyebabkan perubahan yang nggak seharusnya.
Buat kasus diatas, obat dengan merek cendo
itu banyak. Nggak cuma satu warna untuk jenis tertentu. Contohnya kayak di
atas, cendo yang warna kuning ada cendo lyteers dan cendo tobroson, mungkin
juga ada yang lain. Saya nggak hafal juga, yang pasti banyak.
Buat pelajaran banget, kalau memang kita
menerima resep dan nggak begitu yakin dengan obat apa yang dituliskan mending bawalah
resep itu ke apotek buat nebus obatnya. Kecuali kalau kita ataupun ada
kerabat/keluarga yang punya latar belakang farmasi yang bisa dengan yakin
membaca obat yang tertulis.
Memang harga obat dengan resep berbeda
dengan obat tanpa resep, tapi kalau resiko menjadi lebih besar ketika
meninggalkan resep di rumah mending kita mengeluarkan uang lebih yang nggak
seberapa besar. Bagaimanapun juga kesehatan itu mahal harganya. Lebih baik
mencegah kesalahan daripada memperbaiki.
Sekian.
Semoga bermanfaat.
#IngatObatIngatApoteker #TanyaObatTanyaApoteker
Semoga bermanfaat.
#IngatObatIngatApoteker #TanyaObatTanyaApoteker
0 komentar