instagram twitter
  • Home
  • Thoughts
  • Hobby
    • Books
    • Experience
    • Traveling
  • About
  • Contact
  • Creations

Rani Wijaya

“We write to taste life twice, in the moment and in retrospect.” ― Anaïs Nin



18 September 2018
Sehat selalu ya kamu yang disana. Terimakasih sudah selalu meluangkan waktu buat saling mendengar kabar, selelah apapun :) ❤




06 Oktober 2018
Yang nggak pernah absen telpon bahkan ketika yang terdengar hanya suara nafas kamu tidur ❤

16 November 2018
Finally more than 1 hour💕 (again). Bahkan 2 jam. i miss miss miss long talk with you

12 Januari 2018


Love. Happy. Blessed



Tuesday, September 18, 2018 No komentar
Setiap orang pasti punya kekurangannya masing-masing
Setiap orang pasti punya masalahnya masing-masing
Setiap orang pasti punya ketakutannya masing-masing
Setiap orang pasti punya usahanya masing-masing untuk mengatasi 3 hal di atas


Dan sebaik-baiknya penolong adalah Allah SWT
Dan sebaik-baiknya penenang adalah Al Quran
Dan sebaik-baiknya pengingat adalah ujian Nya


Betapa iri dan malunya diri ini pada orang yang selalu mengingat Allah SWT tanpa perlu datangnya ujian terlebih dahulu.


Berharap tidak di uji?
Siapakah diri ini, bahkan nabi pun di uji.
Setiap orang pasti di uji oleh Allah SWT, hanya saja tidak semua orang sadar kalo itu adalah ujian.
Friday, September 14, 2018 No komentar
Thank you Allah ❤
Tuesday, July 24, 2018 No komentar
Sampaikan pada kedua orangtua mu bahwa aku berterimakasih atas hadirnya kamu di dunia ini dengan segala kebaikan, kelemahlembutan dan kesopanan yang telah mereka ajarkan padamu ❤
Tuesday, July 17, 2018 No komentar

Aku kira ramadhan kali ini nggak bakal bisa buber diluar rumah. Buber yang bener-bener bersama banyak orang, misal reuni temen SD atau sama temen kuliah. Mengingat kali ini aku sudah pindah di Purworejo yang mana aku nggak belum punya temen jadi rasanya bener-bener nggak ada harapan buat buber seperti tahun-tahun sebelumnya. Sempet bersyukur berarti aku bisa menghemat karna tidak perlu keluar uang lebih untuk buber diluar, cukup buka bersama bapak ibu ian di rumah, tapi ternyata ketika akhirnya ada ajakan buber aku seneng banget :))

Ternyata, ada bagian di dalam hatiku yang menginginkan untuk buber diluar :D

Ajakan buber itu datang dari bu bos. Kemaren sewaktu di apotek bu bos mengirim pesan menawarkan apakah aku mau ikut buber di luar? Kalau mau besok setelah pulang dari apotek bisa langsung ke tempat makan yang dimaksud. Tentu saja aku jawab boleh bu, bisa. Rasanya seneng akhirnya ada ajakan buber di Purworejo ini :D

Selain seneng karna ajakan buber di luar. Ada beberapa hal dari buber pertama di Purworejo ini yang bikin seneng, yaitu:

Bu bos menjelaskan kalau buber ini merupakan buber dengan anak yatim  dan relawan GJB (Gerakan Jumat Berkah). Selama ini aku kalau buber di luar pasti dengan teman-teman belum pernah karena ajakan komunitas tertentu, jadi pengalaman kayak gini nggak mau aku lewatkan. Aku pengen ngerasain gimana suasana buber yang bermanfaat ini.

Bu Arti plus krucil-krucil ikut buber. Sudah lama nggak ketemu Bu Arti, jadi aku seneng bisa sekalian ketemu Bu Arti.

Aku berangkat dari apotek di seren. Apotek tempatku training selama 3 bulan. Sudah dua bulan aku nggak pernah ke apotek seren jadi seneng BANGET rasanya bisa kesana. Seneng punya alasan buat melewati jalanan yang dulu kutempuh ditiga bulan pertama kerjaku. Seneng karena ternyata nggak cuma bisa ketemu Bu Arti, tapi juga ketemu Bu Win!! :D juga bisa masuk ke apotek seren lagi :D ternyata, nggak banyak perubahan posisi yang ada, perubahannya hanya pada bertambah banyak jumlah stok obat mengingat sebentar lagi lebaran.

Oya, Bu Win dan Bu Arti ini adalah pegawai apotek di seren. Banyak kejadian lucu selama training di seren jadi suka aja bakal ketemu Bu Arti dan Bu Win. Kelucuan Bu Arti dan Bu Win ini pernah ku tulis di twitter, mungkin kapan-kapan harus kutulis diblog ini! :)

Pengetahuanku akan jalanan di Purworejo ini nambah, Hore!! :D karena buber ini di rumah makan yang kawasanannya yang belum pernah aku lalui jadi ya melalui ikut buber ini jadi menambah daftar jalan di purworejo untuk aku ingat! :)

Ketemu teman sejawat. Sudah lama aku chattingan dengan teman sejawat yang sama-sama kerja di apotek. Kita sering chatting tapi nggak pernah ketemu, tiap aku mampir ke apotek si mbak apotekernya pas libur jadi ya kita sebatas tau wajah melalui foto profil wa. Aku dan si mbak teman sejawat ini biasa chatting masalah perapotekan karena kita sama-sama apoteker newbie yang diberi tanggung jawab untuk memegang apotek. Alhamdulilah melalui buber ini bisa sharing cerita jaga di apotek secara langsung :)

Nah, oke ini #ceritaku hari ini. Aku paling bingung kalau disuruh buat kalimat penutup. Paling susah kalau disuruh mengakhiri, jadi kalimat penutup untuk mengakhiri ini mungkin yang pas adalah... kalau kamu apa ceritamu hari ini? :)
Friday, June 01, 2018 No komentar
Aku ini hidup di jaman apa sebenarnya?
Sunday, May 27, 2018 No komentar

Pagi tadi ada seorang ibu datang dengan keluhan perut perih, mengaku tidak telat makan. Menurutnya perutnya perih setelah makan beras merah tapi setelah ditanya lebih lanjut lagi si ibu ini ternyata memang sedang memiliki beban pikiran akhir-akhir ini. Pikiran itu berasal anaknya yang sudah merantau semua meninggalkan si ibu dan bapak. Si ibu merasa kesepian, menurutnya anaknya yang terakhir masih terlalu kecil untuk merantau ke Pulo Gadung. Si Ibu terlalu was-was si anak terpengaruh lingkungan ibu kota yang menurutnya kejam. Bagiku, karna anaknya sudah lulus sekolah maka bukan anak kecil lagi tapi mendengar cerita si ibu aku jadi sadar bahwa sebesar apapun kita, dimata seorang ibu kita tetaplah anak kecilnya.

Jangan terlalu dipikir bu. Pasti baik-baik aja bu. Nanti perutnya tambah perih.

iya ya mba, Cuma kok kadang saya tu takut aja kalo terpengaruh lingkungannya. Kan disana banyak preman-preman.

yang penting tetap komukasi kan bu?

iya mba biasa video call. Wa itu pasti. Tiap berangkat kerja anak saya pasti pamit. ‘bu iki aku mangkat’ Tapi tetap saja saya kepikiran.

Main kesana bu. Mungkin ibu kangen

Besok mbak kapan-kapan. Sekarang kosnya masih dengan temannya.

cari hiburan bu biar nggak kesepian. Main Hp

iya mba, dirumah itu ya ada tv, hp, bahkan ps juga ada. Kata anak saya, saya disuruh main ps saja dengan suami biar nggak kesepian

:D

Dulu waktu kerjanya masih deket kan bisa seminggu sekali pulang kerumah mb. Sekarang rasanya sepi sekali. Kalo siang gini ngobrol dengan orang di bengkel memang nggak kepikiran tapi kalo sudah magrib sampai malem saya rasanya kesepian. Biasa tengah malam ngelilir bangun trus nggak bisa tidur lagi. Saya dengan anak itu udah kayak temen sendiri mb, gojekan terus. Sekarang makanya rasa sepi.

Denger curhatan si ibu ini bikin aku inget waktu ibu di rumah juga ada diposisi ini. Kesepian. Ditinggal anak-anaknya merantau. Biasa dirumah rame 4 orang anaknya, mendadak tinggal satu si bungsu. Dan ibu pun punya keluhan yang sama yaitu sering merasa perut sakit dan mual. Ah, memang ya hati ibu yang mana yang tidak dengan sedih ditinggal sang anak, walaupun itu untuk mengejar karirnya. Obrolan dengan si ibu ini membuatku sadar pilihanku untuk kerja di Purworejo adalah pilihan yang tepat karena salah satu pertimbangan untuk kerja di Purworejo adalah menemani ibu bapak ian sebelum akhirnya menikah dan ikut suami.  

Friday, May 11, 2018 No komentar
Kalopun lelah, aku tak sendiri, 154 teman angkatanku juga pasti merasakan hal yang sama. Tugas yang datang terus menerus disusul dengan jadwal yang padat, dikejar dengan ujian-ujian yang menuntut untuk menyisakan beberapa waktu untuk belajar. Berangkat pagi pulang malam.


Kalopun lelah, lelahku pasti tak seberapa dibanding dengan mereka diluar sana yang menahan kata lelah demi tanggung jawab yang tak bisa dikesampingkan. Sebut saja mereka Ayah, yang pasti merasakan lelahnya saat bekerja tapi menahannya karena mereka adalah role model superhero bagi Ibu dan Anak-anaknya. Mana mungkin mengeluhkan?


Kalopun lelah, harus ku syukuri karena aku memiliki tubuh yang sehat yang bisa mendukung aktivitas keseharianku. Karena diluar sana, disuatu ruangan, banyak yang bersedia menanggung lelahnya beraktivitas dibanding terbaring berhari-hari dengan aktivitas yang terbatas karena tubuh yang tidak mendukungnya.


Kalopun lelah, aku bukan satu-satunya orang.


Kalopun lelah, lelahku tak seberapa.


"Kalopun lelah, istirahatlah sejenak, jangan menyerah"



                                                                     9 desember 2016
Friday, May 11, 2018 No komentar

Sadar nggak sadar, sebenernya alam semesta dan alam bawah sadar itu bener-bener bekerja sama loh!
So, positif thinking dan mimpi adalah sebenar-benarnya hal yang harus dimiliki.
Memang nggak semua mimpi bisa kesampaian, tapi ada lho mimpi yang sempat kamu inginkan lalu terlupakan lalu pelan-pelan ternyata kesampaian!
Mimpi yang pernah kamu lupakan itu pelan-pelan menyadarkan mu "Eh inikan mimpiku dulu ya?"

Lalu kamupun berujar,

Gila! Semesta ternyata se Keren ini ya! :)


Sunday, April 08, 2018 No komentar
Hari ini pengen nulis cerita ttg hari ini dan pikiran-pikiran ku yg dulu, tapi karena ada tanggungan proposal yg deadline nya besok jadi nggak mungkin ngeblog sekarang. Hmm. Nulis kayak gini dulu deh! Biar jadi pengingat untuk besok kalo aku kudu nulis lebih lengkap.
S
Thursday, March 22, 2018 No komentar

Saya bukan orang yang pintar berbahasa jawa. Saya lagi belajar, memperlancar. Postingan berbau bahasa jawa ini saya ambil dari ucapan sehari-hari yang dilontarkan orang-orang disekitar saya. Ditambah sedikit sepengetahuan-saya tentang bahasa jawa. 


Format postingan ini nantinya berupa percakapan orang-orang disekitar saya yang menggunakan bahasa jawa. Dibuat ke percakapan langsung karena bakal sering dijumpai, sehingga nantinya mudah diterapkan, siapa tau ada yang butuh dan nyasar di postingan ini. Nanti saya cantumkan arti dalam bahasa Indonesianya. Kalau sempat dengan sedikit penjelasan (kalau bisa). 

Postingan dengan tema bahasa jawa ini dengan senang hati saya tulis karena saya bekerja di Purworejo, salah satu kabupaten yang berada di Jawa Tengah dan berbatasan langsung dengan Yogyakarta. Pekerjaan saya mau tidak mau harus memaksa saya untuk bisa berbahasa jawa khususnya krama alus karena sehari-hari saya bertemu dengan banyak orang dan melayani banyak orang. Saya tulis supaya lebih mudah mengingatnya dan ya,,, sebenarnya karena cukup banyak yang search kalimat bahasa jawa di google ini.

Kemampuan bahasa jawa saya sampai hari ini mungkin sekitar 60%. Baik pengucapan maupun pemahaman artinya. Ada cerita yang membuat saya berpikir “Ya ampunn, ternyata aku nih kemampuan bahasa jawanya parah juga yaa” dan itu memalukan karena ada kejadian yang... ah, terlalu malu buat diceritakan disini :( sudahlah. Cerita lain tentang saya yang tak kunjung lancar berbahasa jawa ini pernah saya posting disini.

Kalau menurut pepak basa jawa, buku paduan bahasa jawa jaman sd/smp bahasa jawa itu terbagi 3. Ada bahasa jawa ngoko (kasar), krama alus, krama inggil. Bahasa jawa ngoko digunakan antar teman sebaya. Krama alus dan krama inggil digunakan ketika berbicara dengan orang yang lebih tua. Bedanya krama alus dan inggil adalah krama inggil tingkatannya lebih sopan. Sementara taunya cuma itu sih, hehe. Sedang kapan digunakan krama alus kapan krama inggil sayapun belum tau pasti. 

Contoh :

Ngoko Krama Alus Krama Inggil
Omah (rumah) Griya Dalem
Jupuk (ambil) Pendhet Pundhut
Bapak Bapak Rama
Bojo (istri) Bojo Garwa
Dll

Intinya, buat bicara dengan orangtua pakai bahasa yang sopan, jangan pakai bahasa ngoko ke orang yang lebih tua, kecuali memang aslinya dekat. Kalau saya, kalau memang nggak lancar krama lebih aman menggunakan bahasa Indonesia ketimbang ngoko atau ya campur-campur antara krama dan bahasa indonesia, seperti yang saya terapkan hihih.

Oke, mari mulai percakapan yang saya temui:

Tanya (T) : daleme teng pundi mbak? // rumahnya dimana mbak? 
(dalem=rumah; e=nya: teng=di; pundi=mana)

Jawab (J) : teng Demangan // di Demangan 
(teng= di)

T : Lha saking pundi niki? // Nah dari mana ini?
(saking=dari;  pundi=mana; niki=ini)

J : Niki saking Apotek // ini dari apotek

T : Demangane pundi? // Demangannya mana?

J : Kilen lampu merah (Kilen=kulon=barat) *kilen disini merupakan krama dari kulon yang berati barat

Percakapan diatas salah satu contoh percakapan krama. Kalau ada pertanyaan kenapa tanya rumahnya pakai “dalem” ketimbang “Griya” ? saya nggak bisa kasih jawaban hehe karena gatau >,< percapakan di atas saya dapat ketika mampir beli bakso sepulang kerja :)

“Dalem” disini selain bisa berati rumah juga bisa berati “apa” yang digunakan saat ada yang memanggil nama kita. Misal nih ada tetangga yang menyapa kita ketika berjumpa atau kita dipanggil orangtua.

Tetangga : Mbak Rani...
Saya : Dalem...

Rasanya kalo di jawab “apa...?” itu kayak nantangin. Nggak sopan.

Dulu waktu pertama kali pindah ke Purworejo dari Makassar ada yang pernah nyapa “Mbak Raniiii” trus saya jawab “apa?” dengan suara yang keras. Haha. Trus ibu bilang kalo disini dipanggil orang jawabnya “dalem, bukan apa” haha. 

Tapi sampe sekarang masih nggak kebiasaan buat ucap kata “dalem” ketika dipanggil orang/bapak/ibu, saya memilih menjawab “yaa...” ketimbang “dalem” hehe. Yang penting “ya..” lebih sopan kan ya secara bahasa indonesia ketimbang “apa”? hehe

Bedakan ketika kita dipanggil teman sebaya
Teman : Ran....
Saya : Opo...? piye? (Opo=bahasa ngoko dari apa, piye=gimana?)

Nah waktu KKN di Imogiri saya dapat jawaban selain dalem ketika seseorang menyapa kita. 
Tetangga  : Mbak Ranii..
Saya : Kulo... (Saya...)

Kulo itu artinya saya. Jadi di Imogiri tempat saya KKN ketika kita menyapa/memanggil nama seseorang, sejauh yang saya perhatikan jawaban yang sering diberikan adalah “kulo” ketimbang “dalem”. 

#bersambung

Saturday, March 03, 2018 4 komentar
Jadi, beberapa hari yang lalu ibu cerita kalau anak temannya ibu lagi punya masalah terkait skripsi. Anaknya cewek, nangis terus, emosian, takut ketemu orang karena selalu ditanyain udah lulus belum? Semester berapa. Kata ibu yang kemaren sempat berkunjung ke rumah temannya matanya si anaknya sampe cekung. 
Kasian banget.

Sayangnya waktu ditanya masalahnya apa, apakah pembimbingnya susah ditemui? Teman ibu menjawab kalo anaknya itu belum punya pembimbing. Belum mengajukan proposal. 

“Skripsi itu gimana sih Ran? Ngajuin proposal dulu? Nah itu anaknya belum ngajuin proposal terus masalahnya dimana?” tanya ibu.

Nah itu juga bu yang jadi pertanyaanku, masalahnya skripsinya apa dong kalo belum ngajuin proposal? Belum ngajuin judul dong berati kalau belum punya dosen pembimbing? 

Hmm,,, entahlah masalah skripsinya dimana bagi dia.

Bagiku yang mendengar cerita dari ibu masalah skripsi ini, ada hal urgent lain yang perlu lebih diperhatikan.

Menurutku si anak ini menunjukan tanda-tanda setres. Dari penuturan ibu, dia sering nangis, matanya cekung, emosian, sering mengurung diri. Karena menunjukan tanda-tanda setres itu maka sang ibu berusaha menghibur dengan mengajaknya piknik. Tapi sampai sekarang masih sering nangis. Ditanya masalahnya apa juga nggak bisa cerita. Malah si anak sering ke makam pacarnya yang sudah lama meninggal. Nangis disana.

Kasian nggak si denger cerita begitu? :(

Kuliah tetap bayar tapi skripsi belum tersentuh. Begitupun dengan uang kos yang tetap harus dibayar, padahal jarang ditempati. Walaupun tentu bagi seorang ibu uang tak masalah selagi kuliahnya lancar tapi kalo begini keadaannya lama-lama juga membebani sang ibu, selain kondisi sang anak itu sendiri. 

“Temennya ibu ketemu sama dosen pembimbing akademik aja bu. Tanya kok anak saya belum mengajukan proposal. Kira-kira masalahnya dimana?” aku memberi usul ke ibu.

“Temen kuliahnya nggak pernah ada yang main ke rumah? Coba suruh main biar dia nya ada temen cerita.” Bapak pun memberi usul.

Sebagai orang yang juga pernah skripsian, aku paham betul sih ketika masing-masing diri kita sibuk dengan penelitian kita sampai-sampai jarang bertemu dengan teman sedekat. Akan menjadi kebahagian tersendiri ketika kita bisa wisuda bareng dengan teman dekat kita. Namun apabila yang terjadi adalah sebaliknya, kita tertinggal dari teman-teman, pasti ada perasaan seperti tertinggal dan ditinggalkan. Bagi yang ‘tertinggal’ menurutku memang harus punya mental yang lebih kuat karena tekanan itu pasti ada.

“kok belum lulus?”
“udah sampe apa skripsinya?”
“tinggal apalagi nih?”
“Kapan pendadaran?”

Aku jadi ingat perkataan salah satu dosenku ketika semester awal, beliau pernah bilang “Sekarang Anda bisa kemana-mana bareng teman sekelompok, kompak. Tapi lihat besok ketika skripsi. Anda akan jalan masing-masing. Fokusnya ke penelitian. Bukan lagi hal-hal seperti ini”

Well, memang benar adanya.

Buat yang lagi bingung dengan skripsinya atau baru yang akan memulai. Jangan takut buat skripsian, jangan mikir negatifnya, susah atau enggaknya itu tergantung usaha kita. Skripsi cuma sekali jadi nikmati saja prosesnya, suka dukanya. Percaya lah, pakaian hem putih dan bawahan hitam di saat pendadaran adalah sebenar-benarnya pakaian superduper kebanggaan.

Skripsian itu nggak ada apa-apanya dibanding dengan kehidupan di dunia kerja,,, ujian yang sesungguhnya, katanya begitu. Hadapi!

Semoga si mbak yang menjadi sumber topik cerita kali ini segera bisa bangkit buat skripsian. Yang lainpun begitu, semangaaatt!!

Hadapi, hadapi, hadapi... Mau sesulit dan setakut apa, sesungguhnya intinya cuma itu, hadapi!

Thursday, February 01, 2018 No komentar
Di awal-awal buat blog ini aku pernah menargetkan minimal sebulan dua kali buat posting tulisan. Tapi ternyata semakin kesini target itu terlupakan, walaupun sebenernya sering ngecekin viewernya hehe.

Sampai hari ini postingan yang paling banyak dilihat adalah cerita tentang camping di pantai wediombo. Postingan itu bener-bener ngebantu blog ini buat nambahin viewer. Semoga ceritaku tentang camping kala itu bermanfaat. Nggak bakal nyesel kok buat ngecamp disana :)

Postingan kedua yang lumayan banyak dibaca adalah cerita tentang kemampuan bahasa jawa ku. Mereka yang nyasar ke postingan ku tentang keresahanku yang tak kunjung lancar bahasa jawa ini adalah karena mencari tau arti 'dereng saget'. Kebetulan judul postingan ku itu ada kata-kata dereng sagetnya alias berjudul 'Kulo Dereng Saget'. Jadi ketika Google mencoba membantu mereka menyediakan jawaban, postinganku lah yang muncul.

Padahal di postingan itu aku nggak menulis secara eksplisit arti dereng saget lohh... wahai kalian yang menyasar di postingan itu dapatkah kalian menarik kesimpulan bahwa dereng saget itu artinya belum bisa?

Kulo dereng saget = Saya belum bisa
Kulo mboten saget = Saya tidak bisa
Kulo = Saya
Saget = bisa

Semoga tercerahkan ya! 

Btw, mungkin aku perlu posting sesuatu yang berbau bahasa jawa kali ya? Berhubung aku bener-bener butuh buat belajar bahasa jawa, khususnya krama.

Hmmm,,, sepertinya bisa di cobaa...

Baiklah,, dilihat besok, sekarang sudah malam waktu nya tidur ~
Semoga ide ini bisa terealisasi,,, Amin.

Sampun ndalu, Sugeng ndalu!

(Sudah malam, Selamat malam!)


Wednesday, January 31, 2018 No komentar
Newer Posts
Older Posts

About me


Halooo! Aku Rani~ Blog ini hanya berisikan cerita sehari-hari, ambil yang baik-baiknya aja yaaa, karenaa... .

“We write to taste life twice, in the moment and in retropect.” Anais Nin

:)

Follow Me

Blog Archive

  • ►  2023 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2020 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  August (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2019 (1)
    • ►  August (1)
  • ▼  2018 (13)
    • ▼  September (2)
      • When My Journal is About You
      • Harap Sadar, Ini Ujian
    • ►  July (2)
      • ❤
      • To Your Parents
    • ►  June (1)
      • Buber Pertama Di Purworejo
    • ►  May (3)
      • Sebuah Pertanyaan
      • Cerita Pengunjung
      • Saat itu, Dititik Lelahnya Kuliah
    • ►  April (1)
      • Alam Semesta dan Alam Bawah Sadar
    • ►  March (2)
      • Pikiranku dan Jawabannya
      • Bahasa Jawa Dalam Percakapan
    • ►  February (1)
      • Hadapi Skripsi
    • ►  January (1)
      • #1 Ide
  • ►  2017 (29)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  June (8)
    • ►  April (2)
    • ►  March (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2016 (16)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (4)
    • ►  February (1)
    • ►  January (3)
  • ►  2015 (16)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  June (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
  • ►  2014 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  April (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (14)
    • ►  December (1)
    • ►  August (6)
    • ►  July (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
    • ►  February (2)

Popular Posts

  • Bahasa Jawa Dalam Percakapan
    Saya bukan orang yang pintar berbahasa jawa. Saya lagi belajar, memperlancar. Postingan berbau bahasa jawa ini saya ambil dari ucapan seh...
  • Kulo Dereng Saget
    Dulu, beberapa kali bapak pernah bilang “sekarang kalo ngomong pake bahasa jawa. Masak orang jawa nggak bisa bahasa jawa. Masak tingga...
  • Hadapi Skripsi
    Jadi, beberapa hari yang lalu ibu cerita kalau anak temannya ibu lagi punya masalah terkait skripsi. Anaknya cewek, nangis terus, emosian,...
  • SINAU JOWO: BERBAUR DENGAN BAHASA JAWA
    Halo... Sudah lama aku pengen nulis tentang bahasa jawa yang sekarang lebih sering ku gunakan, mau tidak mau, suka tidak suka, karena terk...
  • My Chinese Name
    Ni hao ma? Wo de ming zi shi rani. Apa kabar? :) nama saya adalah rani . Hallo, di atas adalah contoh bahasa mandarin, hasil belajar bah...
Powered by Blogger.

Created with by ThemeXpose