­

Berdiri Dalam Hercules, Berlari Mengejar Bus

by - Friday, July 18, 2014

              Mudik yang paling berkesan? Hmm... sekaligus yang paling berwarna? Hmm... oke, mari dimulai.
            Mudik ini terjadi 12 tahun silam. Waktu masih bocah SD. Masih imut-imut. Memang kalau disuruh menceritakan urut sedetail-detailnya agak sulit, maklum karena sudah berumur lama banget. Tapi sebagian kejadian-kejadian yang berkesan masih terekam jelas di ingatan. Mudik 12 tahun silam kala itu berute Makassar- Madiun- Purworejo, Jawa Tengah. Rencana mudik saat itu adalah dengan menggunakan pesawat.
            Pesawat yang ditumpaki bukan pesawat komersil yang seperti Kamu bayangkan. Iya Kamu. Pesawat yang ditumpangi yaitu pesawat hercules. Buat yang belum tau apa itu pesawat hercules silahkan searching, tapi sebagai gambaran saja saya jelaskan sedikit. Iya sedikit aja, nggak usah banyak-banyak. Pesawat hercules adalah pesawat militer. Pesawat besar yang warnanya hijau tua. Biasanya pesawat digunakan untuk kepetingan militer seperti mengangkut pasukan militer, tapi kadang ada saatnya keluarga militer bisa ikut menumpangi bila rutenya sesuai.
Kebetulan saat itu karena beberapa kali ada pesawat hercules yang menuju Madiun si ibu mulai mengurus ini itu buat mudik dengan hercules. Runtut cerita, tibalah hari keberangkatan. Saat itu pukul lima pagi. Saya, kakak, adik dan ibu menuju tempat pemberangkatan. Sesampainya disana sudah banyak orang yang juga ingin mudik dengan hercules. Tiga puluh menit kemudian nama-nama yang keangkut pesawat hercules tersebut dipanggil. Orang-orang yang namanya dipanggil selanjutnya berhak menuju pesawat. Nama ibu saat itu ternyata tidak dipanggil, padahal ibu yakin sebelumnya namanya sudah ada di kertas. Ibu kaget, kecewa. Sedangkan kami, anak-anaknya, hanya bisa bertanya “kenapa bu? Kok kita nggak jalan ke pesawat?” saat yang lain sudah berjalan menuju pesawat.
            Merasa ada yang nggak beres, ibu pun saat itu menuju sang petugas. Bertanya, sampai akhirnya sang petugas pun berkata “ Ya Bu segera menuju pesawat. Sepuluh menit lagi pesawat terbang”. Tanpa banyak bicara ibu pun akhirnya berlari menuju ketiga anaknya, “cepat, cepat yuk pesawatnya bentar lagi terbang”.
            Ingat sekali dulu kami berlari-larian ke pesawat, nggak ada waktu buat ngeluh “pelan bu”. Kami berlari-larian dengan tas-tas yang besar. Karena merupakan orang yang terakhir naik ke pesawat, kami mendapati bagian pesawat belakang. Jangan dibayangkan bagian pesawat belakang hercules itu seperti pesawat komersil yang terdiri dari banyak tempat duduk karena bagian pesawat belakang adalah ekor. Bagian ekor yang bisa terbuka. Merupakan ruang luas tanpa kursi. Ruang luas belakang hercules itu jangan dibayangkan bisa digunakan untuk duduk. Jangankan duduk, untuk berdiri saja kami harus di pinggir. Ruang luas bagian belakang saat itu sudah di isi oleh mobil. Iya mobil beneran bukan mobil tamiya.
            Saat itu pesawat yang kami tumpangi selain mengangkut orang yang ingin mudik juga mengangkut satu mobil di belakang. Dan apesnya kami dapat bagian belakang tersebut. Jadi mau tidak mau sepanjang perjalanan kami berempat, dari Makassar ke Madiun, hanya bisa berdiri. Perjalanan yang membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam. Berdiri di sela kosong antara mobil dan dinding pesawat. Nggak banyak yang bisa dilakuin saat itu selain menikmati serunya berdiri dalam pesawat yang mengudara. Saat pesawat goyah sedikit kami langsung mencari topangan yang bisa membuat tubuh tetap seimbang. Menikmati serunya berdiri dalam pesawat saat pesawat take off maupun landing. SERU
Setibanya di landasan militer madiun, kami langsung mencari taksi, karena tujuan kami Purworejo, yang terletak di Jawa Tengah. Bukan di Madiun ini. Mencari taksi bukan berarti kami menghabiskan perjalanan selanjutnya dengan taksi. Bisa habis berjuta –juta bila kami menghabiskan 6 jam dalam taksi. Kan? Tujuan sebenarnya mencari taksi adalah untuk menuju terminal, karena perjalanan selanjutnya akan ditempuh dengan bus. Saat itu kami harus ganti-ganti bus sebelum akhirnya mendapat bus yang tepat. Lagi-lagi kami harus berlarian mengejar bus dengan jurusan yang tepat. Juga kami harus berdiri selama beberapa jam sebelum akhirnya dapat tempat duduk.
Saat itu ibu takut sekali terjadi sesuatu selama perjalanan, takut kecopetan. Mengingat saat itu ibu cuma sendiri, tanpa bapak yang sedang bertugas. Ibu, selain membawa kami anak-anaknya yang masih duduk di kelas TK, 3 dan 5 SD juga membawa barang yang banyak. Sehingga tidak heran ketika sampai di rumah jam 11 malam rasanya senang sekali. Bisa sampai rumah dengan selamat tanpa kehilangan satu apapun.

Sampai sekarang masih terekam jelas perjuangan mudik itu. Mudik yang penuh dengan perjuangan dan penuh kewaspadaan. Mudik yang paliiiinggg berkesan. Mengingat sekarang sudah tinggal di Yogyakarta, yang mana dari Yogyakarta ke Purworejo dapat ditempuh hanya dalam waktu 2 jam, dengan bus. 

You May Also Like

0 komentar