Kerukunan Dalam Perbedaan
Kerukunan
merupakan dambaan seluruh orang di belahan dunia manapun, tidak terkecuali di
Indonesia. Membangun kerukunan tidaklah semudah membalikan telapak tangan namun
tidak juga sesulit seperti mencari jarum di antara tumpukan jerami. Mungkin
itulah perumpamaan yang tepat untuk kerukunan di Indonesia. Negara kepulauan
terbesar dengan berbagai macam kebudayaan, suku, ras, bahasa, dan agama.
Setidaknya terdapat lebih dari 13.000 pulau di indonesia dengan masing-masing
kebudayaan yang berbeda. Enam agama yang diakui dan adat-istiadat yang beraneka
ragam.
Masalah
ketidakrukunan di Indonesia bukanlah suatu hal yang baru. Saat ini bahkan hari
ini pasti ada di suatu daerah di Indonesia yang bersitegang karena perbedaan.
Entah itu secara langsung ataupun tidak langsung. Perbedaan bukanlah
satu-satunya masalah yang menimbulkan masalah dalam kerukunan. Pengetahuan yang
kurang, toleransi dan kemauan untuk saling menghormati yang rendah menjadi
faktor-faktor timbulnya ketegangan. Kebiasaan masyarakat yang diperoleh dari
turun-temurun juga menambahi mengapa ketegangan tidak kunjung reda.
Salah
satu contoh yang sering ditemui adalah tawuran siswa antar sekolah khususnya
siswa SMA. Dilihat dari satu sisi kejadian tersebut bisa menggambarkan gagalnya
lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga membangun sebuah arti kerukunan.
Namun dilihat dari sisi lain kejadian tawuran sudah merupakan kebiasaan yang
dilakukan oleh siswa-siswa sebelumnya sehingga untuk menghentikan kebiasaan
tersebut sangat sulit dan harus melibat banyak pihak, tidak hanya pihak sekolah
yang menyerang namun juga pihak sekolah yang diserang. Adanya hukuman yang
diberikan dalam kasus tawuran tersebut tampaknya tidak membuat siswa-siswa jera
karena tetap saja kasus serupa dengan berbagai penyebab tetap terjadi.
Setiap
orang tentu menginginkan kerukunan setidaknya dalam lingkungan terkecil yang
dimulai dari lingkungan keluarga dan kemudian lingkungan masyarakat tempat
dimana melangsungkan kehidupan. Lingkungan memegang peranan cukup penting untuk
mewujudkan kerukunan. Lingkungan keluarga adalah sumber utama sifat atau
karakter seorang anak terbentuk. Sebuah keluarga sangat penting untuk
menerapkan arti kerukunan yang telah didapatkan anak saat berada di bangku
dasar, saat menerima pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Dalam pendidikan
kewarganegaraan tersebut sangat terlihat jelas fokus ajar tersebut adalah
mengenalkan kepada anak pengertian dan contoh sebuah toleransi dan kerukunan
yang sering ditemui dalam lingkungannya. Baik lingkungan bermain ataupun
lingkungan dalam rumah. Seperti menghormati orangtua atau kakak, menyayangi
adik, tidak menggangu aktivitas orang yang sedang beribadah, tidak berbuat
kecurangan baik. Hal semacam itu banyak diajarkan ketika seorang anak mulai
memasuki bangku sekolah dasar. Untuk mendukung apa yang telah didapat dalam sekolah
maka peran orangtualah disini dibutuhkan.
Menerapkan, membimbing, menjelaskan sekaligus
memberikan contoh langsung kepada seorang anak. Masa kembang anak yang lebih
mudah meniru apa yang dilihat atau didengar langsung membuat orang tua harus
selalu melakukan hal yang bersifat positif terhadap tumbuh kembang anak yang
akan berpengaruh selanjutnya dalam lingkungan yang lebih luas. Maka dari
keluargalah sebuah kerukunan utama diciptakan.
Lingkungan
masyarakat sekitar juga tidak kalah penting dalam memegang peranan membentuk
kerukunan. Di lingkungan masyarakat seorang anak pertama kali dilepas dalam
bersosialisasi dengan orang yang bukan keluarganya. Dari sana dapat dilihat
bagaimana sifat seseorang terhadap masyarakat sekitar, sifat menghormati. Tidak
jarang banyak masalah timbul dalam lingkungan masyarakat ini. Kurangnya
rasa toleransi menjadi pemicu utama sebuah permasalahan. Baik itu toleransi
dalam kehidupan sehari-hari ataupun toleransi dalam beragama. Seperti yang
terjadi pada beberapa waktu yang lalu di Yogyakarta yaitu terjadinya
penyerangan terhadap warga yang sedang beribadah di gereja. Kejadian tersebut
cukup menarik perhatian publik karena melibatkan dua agama berbeda, hal yang
masih sangat sensitif untuk diperdebatkan secara terang-terangan.
Secara
tidak langsung penilaian masyarakat yang didapat dari media dapat berbeda,
perbedaan tersebut dapat menimbulkan kesan tersendiri hingga mungkin
mempengaruhi pandangannya dalam hidup beragama. Selain itu tidak kalah ramainya
saat masalah agama di perdebatkan melalui dunia maya, bahwa mudah sekali
seseorang menjelekkan agama yang bersebrangan dengan dirinya, bahwa mudah
sekali kerukunan diusik oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Sejatinya
tidak akan mudah mencegah kejadian seperti menjelekan suatu agama lain bila
tidak dimulai dari diri sendiri, terlebih ketika ikut tersulut amarah saat
seseorang menjelekan agama yang dianut. Namun bila dibiasakan untuk menahan
amarah kejadian tersebut setidaknya tidak akan semakin runyam. Adanya kebebasan
beragama dalam peraturan perundang-undangan bukan berarti bebas juga dalam
menjelekan agama yang tidak dianut. Adanya kebebasan agama juga harus diikuti
kesadaran untuk menghormati pilihan orang lain.
Alangkah
indahnya bila tiap agama menciptakan suasana kondusif dengan menjunjung tinggi
agama yang dianut, tanpa melupakan agama lain. Indonesia, yang notabenenya
negara dengan penganut agama islam terbanyak di dunia, penganut agama hindu
nomor empat terbanyak didunia dan penganut agama kristen, katolik, budha, kong
hu cu merupakan salah satu negara yang memang tidak bisa lepas dari masalah
kerukunan beragama. Namun perlu diingat indonesia adalah negara yang dipandang
mempunyai rasa toleransi beragama yang tinggi. Sehingga sudah selayaknya kita
sebagai warga indonesia benar-benar menciptakan rasa toleransi tersebut.
Menjaga
kerukunan tidak hanya menjadi tugas internal suatu negara tapi juga merupakan
tugas eksternal dalam bernegara. Mengetahui pengetahuan agar tidak menimbulkan
suatu masalah ketidakrukunan juga diperlukan. Tidak memandang suatu hal menjadi
berlebihan juga dapat mendapat mencegah ketidakrukunan yang terjadi. Seperti
kejadian akhir pekan lalu yang menarik perhatian negara lain yaitu pakaian
musisi Ahmad dhani, seragam nazi. Sebagian orang memandang menggunakan pakaian
tersebut sama dengan menguak luka lama yang telah dilakukan tentara nazi dengan
kejam. Menggunakan pakaian tersebut dipandang dapat melukai hati sebagian orang
dan dapat menjadi pemicu terjadinya sebuah perang yang tidak inginkan. Namun
sebagian orang memandang sangat berlebihan menilai seragam yang digunakan Ahmad
Dhani sebagai seragam nazi untuk dijadikan suatu masalah besar. Perbedaan
pendapat merupakan hal wajar dalam kasus tersebut, namun tidak menengahi
masalah bukanlah hal yang tepat. Bagaimanapun juga menghargai apa yang
dirasakan warga jerman saat serangan nazi merupakan hal yang mulia untuk
dilakukan, menjadikan pelajaran bahwa sejarah tidak dapat dikesampingkan karena
dapat menjadi masalah dalam menyebabkan ketegangan.
Masih
banyak contoh ketidakrukunan yang ada di negeri ini, baik yang tampak maupun
yang tersirat. Perbedaan merupakan salah satu penyebab yang banyak
dipermasalah. Menyamakan perbedaan bukanlah suatu jawaban yang tepat untuk
menyelesaikan masalah ketidakrukunan karena sejatinya perbedaan, selayaknya
selera, tidak bisa samakan. Jalan satu-satunya untuk mengatasi perbedaan dalam
upaya menciptakan kerukunan adalah dengan menghormati pilihan masing-masing
orang. Tidak menganggap dirinya yang paling benar, yang paling harus di
utamakan dan menyadari bahwa setiap yang dilakukan, baik ataupun buruk, pasti
akan berdampak pada orang lain juga harus ditanamkan agar tercipta sikap
toleransi. Adanya kerukunan pasti akan menguntungkan semua pihak karena akan
tercipta rasa aman, nyaman dan tentram dalam menjalankan kehidupan ini.
***
Hallo
lama nggak posting sesuatu sekalinya ngepost panjannnng. :). jadi mumpung
ini lagi liburan mau nyoba ngepost-ngepost. Dan di mulai dari postingan ini.
Ini adalah tugas kuliah, sertifikasi II. Tugas waktu UAS, disuruh dosen untuk
buat essay dengan tema Kerukunan yang Kudambakan. Daripada tugasnya cuma
disimpan di laptop lebih baik di posting disini, buat menuh-menuhin :p ini karya
sendiri. Ini pertama kali buat essay. alhamdulilah. Semoga ketagihan.Hihi
Well. Selamat menyusuri kata-kata saya. Yang sudah baca terimakasih! :)
Well. Selamat menyusuri kata-kata saya. Yang sudah baca terimakasih! :)
0 komentar