­

Kerukunan Dalam Perbedaan

by - Friday, July 11, 2014


Kerukunan merupakan dambaan seluruh orang di belahan dunia manapun, tidak terkecuali di Indonesia. Membangun kerukunan tidaklah semudah membalikan telapak tangan namun tidak juga sesulit seperti mencari jarum di antara tumpukan jerami. Mungkin itulah perumpamaan yang tepat untuk kerukunan di Indonesia. Negara kepulauan terbesar dengan berbagai macam kebudayaan, suku, ras, bahasa, dan agama. Setidaknya terdapat lebih dari 13.000 pulau di indonesia dengan masing-masing kebudayaan yang berbeda. Enam agama yang diakui dan adat-istiadat yang beraneka ragam.

Masalah ketidakrukunan di Indonesia bukanlah suatu hal yang baru. Saat ini bahkan hari ini pasti ada di suatu daerah di Indonesia yang bersitegang karena perbedaan. Entah itu secara langsung ataupun tidak langsung. Perbedaan bukanlah satu-satunya masalah yang menimbulkan masalah dalam kerukunan. Pengetahuan yang kurang, toleransi dan kemauan untuk saling menghormati yang rendah menjadi faktor-faktor timbulnya ketegangan. Kebiasaan masyarakat yang diperoleh dari turun-temurun juga menambahi mengapa ketegangan tidak kunjung reda.

Salah satu contoh yang sering ditemui adalah tawuran siswa antar sekolah khususnya siswa SMA. Dilihat dari satu sisi kejadian tersebut bisa menggambarkan gagalnya lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga membangun sebuah arti kerukunan. Namun dilihat dari sisi lain kejadian tawuran sudah merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh siswa-siswa sebelumnya sehingga untuk menghentikan kebiasaan tersebut sangat sulit dan harus melibat banyak pihak, tidak hanya pihak sekolah yang menyerang namun juga pihak sekolah yang diserang. Adanya hukuman yang diberikan dalam kasus tawuran tersebut tampaknya tidak membuat siswa-siswa jera karena tetap saja kasus serupa dengan berbagai penyebab tetap terjadi.

Setiap orang tentu menginginkan kerukunan setidaknya dalam lingkungan terkecil yang dimulai dari lingkungan keluarga dan kemudian lingkungan masyarakat tempat dimana melangsungkan kehidupan. Lingkungan memegang peranan cukup penting untuk mewujudkan kerukunan. Lingkungan keluarga adalah sumber utama sifat atau karakter seorang anak terbentuk. Sebuah keluarga sangat penting untuk menerapkan arti kerukunan yang telah didapatkan anak saat berada di bangku dasar, saat menerima pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Dalam pendidikan kewarganegaraan tersebut sangat terlihat jelas fokus ajar tersebut adalah mengenalkan kepada anak pengertian dan contoh sebuah toleransi dan kerukunan yang sering ditemui dalam lingkungannya. Baik lingkungan bermain ataupun lingkungan dalam rumah. Seperti menghormati orangtua atau kakak, menyayangi adik, tidak menggangu aktivitas orang yang sedang beribadah, tidak berbuat kecurangan baik. Hal semacam itu banyak diajarkan ketika seorang anak mulai memasuki bangku sekolah dasar. Untuk mendukung apa yang telah didapat dalam sekolah maka peran orangtualah disini dibutuhkan. 

Menerapkan, membimbing, menjelaskan sekaligus memberikan contoh langsung kepada seorang anak. Masa kembang anak yang lebih mudah meniru apa yang dilihat atau didengar langsung membuat orang tua harus selalu melakukan hal yang bersifat positif terhadap tumbuh kembang anak yang akan berpengaruh selanjutnya dalam lingkungan yang lebih luas. Maka dari keluargalah sebuah kerukunan utama diciptakan.

Lingkungan masyarakat sekitar juga tidak kalah penting dalam memegang peranan membentuk kerukunan. Di lingkungan masyarakat seorang anak pertama kali dilepas dalam bersosialisasi dengan orang yang bukan keluarganya. Dari sana dapat dilihat bagaimana sifat seseorang terhadap masyarakat sekitar, sifat menghormati. Tidak jarang banyak masalah timbul dalam lingkungan masyarakat ini. Kurangnya rasa toleransi menjadi pemicu utama sebuah permasalahan. Baik itu toleransi dalam kehidupan sehari-hari ataupun toleransi dalam beragama. Seperti yang terjadi pada beberapa waktu yang lalu di Yogyakarta yaitu terjadinya penyerangan terhadap warga yang sedang beribadah di gereja. Kejadian tersebut cukup menarik perhatian publik karena melibatkan dua agama berbeda, hal yang masih sangat sensitif untuk diperdebatkan secara terang-terangan. 

Secara tidak langsung penilaian masyarakat yang didapat dari media dapat berbeda, perbedaan tersebut dapat menimbulkan kesan tersendiri hingga mungkin mempengaruhi pandangannya dalam hidup beragama. Selain itu tidak kalah ramainya saat masalah agama di perdebatkan melalui dunia maya, bahwa mudah sekali seseorang menjelekkan agama yang bersebrangan dengan dirinya, bahwa mudah sekali kerukunan diusik oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Sejatinya tidak akan mudah mencegah kejadian seperti menjelekan suatu agama lain bila tidak dimulai dari diri sendiri, terlebih ketika ikut tersulut amarah saat seseorang menjelekan agama yang dianut. Namun bila dibiasakan untuk menahan amarah kejadian tersebut setidaknya tidak akan semakin runyam. Adanya kebebasan beragama dalam peraturan perundang-undangan bukan berarti bebas juga dalam menjelekan agama yang tidak dianut. Adanya kebebasan agama juga harus diikuti kesadaran untuk menghormati pilihan orang lain. 

Alangkah indahnya bila tiap agama menciptakan suasana kondusif dengan menjunjung tinggi agama yang dianut, tanpa melupakan agama lain. Indonesia, yang notabenenya negara dengan penganut agama islam terbanyak di dunia, penganut agama hindu nomor empat terbanyak didunia dan penganut agama kristen, katolik, budha, kong hu cu merupakan salah satu negara yang memang tidak bisa lepas dari masalah kerukunan beragama. Namun perlu diingat indonesia adalah negara yang dipandang mempunyai rasa toleransi beragama yang tinggi. Sehingga sudah selayaknya kita sebagai warga indonesia benar-benar menciptakan rasa toleransi tersebut.

Menjaga kerukunan tidak hanya menjadi tugas internal suatu negara tapi juga merupakan tugas eksternal dalam bernegara. Mengetahui pengetahuan agar tidak menimbulkan suatu masalah ketidakrukunan juga diperlukan. Tidak memandang suatu hal menjadi berlebihan juga dapat mendapat mencegah ketidakrukunan yang terjadi. Seperti kejadian akhir pekan lalu yang menarik perhatian negara lain yaitu pakaian musisi Ahmad dhani, seragam nazi. Sebagian orang memandang menggunakan pakaian tersebut sama dengan menguak luka lama yang telah dilakukan tentara nazi dengan kejam. Menggunakan pakaian tersebut dipandang dapat melukai hati sebagian orang dan dapat menjadi pemicu terjadinya sebuah perang yang tidak inginkan. Namun sebagian orang memandang sangat berlebihan menilai seragam yang digunakan Ahmad Dhani sebagai seragam nazi untuk dijadikan suatu masalah besar. Perbedaan pendapat merupakan hal wajar dalam kasus tersebut, namun tidak menengahi masalah bukanlah hal yang tepat. Bagaimanapun juga menghargai apa yang dirasakan warga jerman saat serangan nazi merupakan hal yang mulia untuk dilakukan, menjadikan pelajaran bahwa sejarah tidak dapat dikesampingkan karena dapat menjadi masalah dalam menyebabkan ketegangan.

Masih banyak contoh ketidakrukunan yang ada di negeri ini, baik yang tampak maupun yang tersirat. Perbedaan merupakan salah satu penyebab yang banyak dipermasalah. Menyamakan perbedaan bukanlah suatu jawaban yang tepat untuk menyelesaikan masalah ketidakrukunan karena sejatinya perbedaan, selayaknya selera, tidak bisa samakan. Jalan satu-satunya untuk mengatasi perbedaan dalam upaya menciptakan kerukunan adalah dengan menghormati pilihan masing-masing orang. Tidak menganggap dirinya yang paling benar, yang paling harus di utamakan dan menyadari bahwa setiap yang dilakukan, baik ataupun buruk,  pasti akan berdampak pada orang lain juga harus ditanamkan agar tercipta sikap toleransi. Adanya kerukunan pasti akan menguntungkan semua pihak karena akan tercipta rasa aman, nyaman dan tentram dalam menjalankan kehidupan ini.
***
Hallo lama nggak posting sesuatu sekalinya ngepost panjannnng. :).  jadi mumpung ini lagi liburan mau nyoba ngepost-ngepost. Dan di mulai dari postingan ini. Ini adalah tugas kuliah, sertifikasi II. Tugas waktu UAS, disuruh dosen untuk buat essay dengan tema Kerukunan yang Kudambakan. Daripada tugasnya cuma disimpan di laptop lebih baik di posting disini, buat menuh-menuhin :p ini karya sendiri. Ini pertama kali buat essay. alhamdulilah. Semoga ketagihan.Hihi
Well. Selamat menyusuri kata-kata saya. Yang sudah baca terimakasih! :)


You May Also Like

0 komentar