­

Semangat Girls' Generation

by - Sunday, August 31, 2014

Klik.

Seperti biasa alunan lagu Gee milik Girls’ Generation mengalun, salah satu girlband ternama Korea yang banyak digandrungi peminat musik K-pop, Fara salah satunya. Gadis belia yang namanya tercatat dalam salah satu SMA swasta bergengsi di Jakarta.

Suka sama mereka bukanlah tanpa alasan bagi Fara tapi bukan berarti mudah membeberkan alasan kecintaannya pada girlband ngetop tersebut pada sebagian temannya. Banyak yang mempertanyakan mengapa ia menjatuhkan pilihannya pada girlband papan atas itu.

“Kenapa lo suka mereka sih Far? Lo kan cewek, harusnya lo suka Super Junior. Cowok-cowok yang kelewat ganteng,” ucap Dina, sahabatnya, sambil sekilas memperlihatkan sebuah foto ke Fara lalu sedetik kemudian memajukan bibirnya, mencium-cium cowok yang ada di foto itu, siapa lagi kalau bukan Siwon, anggota Super Junior.

“Nah! Itu-tu yang bikin gue nggak mau ngefans sama boyband,” tunjuk Fara ke arah Dina saat menciumi handphonenya sendiri, “gue nggak mau jadi kelihatan gila dimata orang. Nyium HP yang jelas-jelas benda mati,” balas Fara kejam. Tapi sekejam-kejamnya jawaban Fara pasti dilanjutkan dengan tawanya, “hahahaha... see? Cukup lo aja yang jadi gila gitu. Gue mah ogah!”

“huu.. rese’ lo!!” Dina mengalihkan pandangan dari handphonenya,  menatap Fara. Tak mau kalah, Dina pun menatap kejam Fara. Siap menyerang, “lo itu juga kelihatan gila tau! Lo cewek, kalo lo normal harusnya lo sukanya sama cowok. Bukan sama mereka!” tunjuk Dina berapi-api pada sebuah poster berukuran A3 yang tertempel di dinding kamar Fara, poster Girls’ Generation. Sebuah poster yang menampilkan sembilan cewek berparas sempurna. Kakinya yang panjang dan tubuhnya yang ramping dibalut jelana jeans panjang dan kaos putih. Sangat sempurna bagi cewek-cewek yang mengidamkan tubuh ideal, setidaknya itu yang dipikirkan Fara.

BUK!!!

Sebuah bantal kecil menimpa tubuh Fara. Ya, Fara sengaja melemparkannya, “yee lo juga taukan kalo gue normal, buktinya gue masih jalan sama Ari. Lo ah! Basi tau alasan lo buat bilang gue nggak normal. Ini Cuma ngefans keles,” ucap Fara menirukan sinetron di TV, “jangan kira cinta ke-ngefans-an itu layaknya cinta seorang kekasih. Basi lo ah,” merasa menang dengan jawabannya Fara pun menjulurkan lidahnya ke arah Dina lalu disusul dengan tawanya.

Bagi Fara ada alasan kuat mengapa dirinya menjadikan Girls’ Generation sebagai idolanya selain karena kekompakan, kekonyolan dan suara mereka yang apik. Alasan terkuat itulah yang tidak bisa disampaikan langsung kepada orang sebelum ia membuktikannya. Alasan itu adalah kesempurnaan tubuh seluruh anggota Girls’ Generation. Ya, Fara ingin memiliki tubuh layaknya Tiffany cs itu. Tubuh yang ideal.

Badan Fara memang termasuk jajaran orang yang memiliki index BMI 28, overweight. Jauh dari kata ideal. Berangkat dari cermin yang selalu memantulkan tubuh tambun itulah kini Fara berada, menjatuhkan pilihan tubuh ideal pada Girls’ Generation. Fara memasang poster girlband tersebut di kamarnya karena ia sepaham dengan anjuran Rhonda Byrne dalam bukunya The Secret untuk sering-sering melihat foto sesuatu yang diinginkan, agar cepat lebih semangat untuk mendapatnyakannya.

Untuk merealisasikan itu semua Fara melakukan banyak perubahan, dari gaya hidup sehat sampai rutin berolahraga. Bagi Fara yang menyandang status pelajar SMA yang mengharuskan dirinya sampai di sekolah jam 7 sangat sulit untuk olahraga dipagi hari. Oleh karena itu Fara hanya memulai usahanya dengan lompat tari di halaman rumahnya.

Fara yang sudah menjalani satu bulan kegiatan lompat tali ini berhasil membuat lengan tangannya menjadi lebih kencang. Timbunan lemak dalam lengannya berkurang karena ayunan tangannya dalam menngerakan tali. Walaupun index BMInya masih berkisar di range overweight tapi bagi Fara ini adalah salah satu kemajuan.

Hap. Hap. Hap.

Setiap jam lima pagi pasti sudah terdengar bunyi hentakan tali yang menyentuh semen teras Fara. Juga efek getaran tanah dari tubuhnya yang lompat-lompat. Dari gaya bebas, gaya satu kaki, gaya lari ditempat sampai gaya kupu-kupu sudah dicobanya. Dua bulan menjalani lompat tali rupanya membuat Dina cukup iri dengan perubahan tubuh Fara.

“ajarin gue yang gaya kupu-kupu yah. Biar selain tubuh gue kenceng kayak lo, gue juga bisa pamer sama adek gue kalo lompat tali itu juga ada yang gaya kupu-kupu. Nggak cuma renang,” timpal Dina suatu hari.

“gampang, lo cuma perlu ngelilitin tali di tangan terus pindahin itu tali di atas kepala lo,” ucap Fara menjelaskan tanpa tali di tangannya.

“pake tali dong ngejelasinnya,” Dina melemparkan tali pada Fara.

Tanpa banyak bicara lagi Fara menangkap tali itu lalu hap hap hap. Fara mempraktekan lompat tali gaya kupu-kupu, “lo perhatiin ya,” Seperti sudah ahli Fara berlompat-lompat sambil bicara dan mempraktekan persis seperti yang ia katakan pada Dina, “asal lo tau ya Din, alasan terbesar gue ngidolain Girls’ Generation itu sebenernya karena gue pengen punya badan kayak mereka,” terang Fara setelah cukup yakin perubahan kecil pada tubuhnya dapat memberikan bukti kalau dirinya sungguh-sungguh, “sempurna. Ideal.”

Mata Dina terbelalak, kaget. “huahahaha,” responnya.

“lo boleh ketawa tapi lihat dong ke-ngefans-an gue membuahkan hasil. Lihat nih lengan tangan gue,” Fara menyudahi lompat talinya, berubah memperlihatkan lengannya yang kini tampak lebih kecil tanpa timbunan lemak.

Dinda menghentikan tawanya, “iya gue akuin hebat sih lo. Lo kelihatan lebih fresh dibanding kemarin. Lo juga jadi suka dandan,”tunjuk Dina pada wajah Fara, “ini juga karena lo ngefans?” tanyanya.

Fara tersenyum mengiyakan.

“gue akuin lo keren,” puji Dina, “dengar ya, gue bakalan ngidolain Girls’ Generation juga kalo lo beneran bisa kayak mereka.”

Kini gantian Fara yang terbelalak kaget, “oke! Beneran lo ya. Janji?” Fara mengangkat kelingking tangannya. Meminta perjanjian.

“iya,” seru Dina mengaitkan jari kelingkingnya pada jari Fara, “tapi gue nggak yakin lo bisa.” Ucapnya meremehkan.

“lihat aja besok,” jawab Fara santai, “mulai besok gue mau daftar nge-gym dan jogging tiap hari,” Fara mengedipkan matanya yang disusul dengan tawanya, “lo bakal kalah, gue jamin. Gue siapin deh poster Girls’ Generation buat dipasang di kamar lo juga.”

“terserah lo Far, tapi gue yakin lo nggak mampu,” ucap Dina sambil melempar sandal ke arah kaki Fara. Menutupi keraguan dalam jawabannya sendiri.

***
Diikut sertakan dalam #deskripsikeringat @KampusFiksi.
935 kata



You May Also Like

0 komentar