Semangat Girls' Generation
Klik.
Seperti
biasa alunan lagu Gee milik Girls’ Generation mengalun, salah satu
girlband ternama Korea yang banyak digandrungi peminat musik K-pop, Fara salah
satunya. Gadis belia yang namanya tercatat dalam salah satu SMA swasta
bergengsi di Jakarta.
Suka
sama mereka bukanlah tanpa alasan bagi Fara tapi bukan berarti mudah
membeberkan alasan kecintaannya pada girlband ngetop tersebut pada sebagian
temannya. Banyak yang mempertanyakan mengapa ia menjatuhkan pilihannya pada
girlband papan atas itu.
“Kenapa
lo suka mereka sih Far? Lo kan cewek, harusnya lo suka Super Junior.
Cowok-cowok yang kelewat ganteng,” ucap Dina, sahabatnya, sambil sekilas
memperlihatkan sebuah foto ke Fara lalu sedetik kemudian memajukan bibirnya,
mencium-cium cowok yang ada di foto itu, siapa lagi kalau bukan Siwon, anggota
Super Junior.
“Nah!
Itu-tu yang bikin gue nggak mau ngefans sama boyband,” tunjuk Fara ke arah Dina
saat menciumi handphonenya sendiri, “gue
nggak mau jadi kelihatan gila dimata orang. Nyium HP yang jelas-jelas benda
mati,” balas Fara kejam. Tapi sekejam-kejamnya jawaban Fara pasti dilanjutkan
dengan tawanya, “hahahaha... see? Cukup lo aja yang jadi gila gitu. Gue mah
ogah!”
“huu..
rese’ lo!!” Dina mengalihkan pandangan dari handphonenya, menatap Fara. Tak mau kalah, Dina pun menatap
kejam Fara. Siap menyerang, “lo itu juga kelihatan gila tau! Lo cewek, kalo lo
normal harusnya lo sukanya sama cowok. Bukan sama mereka!” tunjuk Dina
berapi-api pada sebuah poster berukuran A3 yang tertempel di dinding kamar
Fara, poster Girls’ Generation. Sebuah poster yang menampilkan sembilan cewek
berparas sempurna. Kakinya yang panjang dan tubuhnya yang ramping dibalut
jelana jeans panjang dan kaos putih. Sangat sempurna bagi cewek-cewek yang
mengidamkan tubuh ideal, setidaknya itu yang dipikirkan Fara.
BUK!!!
Sebuah
bantal kecil menimpa tubuh Fara. Ya, Fara sengaja melemparkannya, “yee lo juga
taukan kalo gue normal, buktinya gue masih jalan sama Ari. Lo ah! Basi tau
alasan lo buat bilang gue nggak normal. Ini Cuma ngefans keles,” ucap Fara
menirukan sinetron di TV, “jangan kira cinta ke-ngefans-an itu layaknya cinta seorang
kekasih. Basi lo ah,” merasa menang dengan jawabannya Fara pun menjulurkan
lidahnya ke arah Dina lalu disusul dengan tawanya.
Bagi
Fara ada alasan kuat mengapa dirinya menjadikan Girls’ Generation sebagai idolanya
selain karena kekompakan, kekonyolan dan suara mereka yang apik. Alasan terkuat
itulah yang tidak bisa disampaikan langsung kepada orang sebelum ia
membuktikannya. Alasan itu adalah kesempurnaan tubuh seluruh anggota Girls’
Generation. Ya, Fara ingin memiliki tubuh layaknya Tiffany cs itu. Tubuh yang
ideal.
Badan
Fara memang termasuk jajaran orang yang memiliki index BMI 28, overweight. Jauh
dari kata ideal. Berangkat dari cermin yang selalu memantulkan tubuh tambun
itulah kini Fara berada, menjatuhkan pilihan tubuh ideal pada Girls’
Generation. Fara memasang poster girlband
tersebut di kamarnya karena ia sepaham dengan anjuran Rhonda Byrne dalam
bukunya The Secret untuk
sering-sering melihat foto sesuatu yang diinginkan, agar cepat lebih semangat
untuk mendapatnyakannya.
Untuk
merealisasikan itu semua Fara melakukan banyak perubahan, dari gaya hidup sehat
sampai rutin berolahraga. Bagi Fara yang menyandang status pelajar SMA yang
mengharuskan dirinya sampai di sekolah jam 7 sangat sulit untuk olahraga dipagi
hari. Oleh karena itu Fara hanya memulai usahanya dengan lompat tari di halaman
rumahnya.
Fara
yang sudah menjalani satu bulan kegiatan lompat tali ini berhasil membuat
lengan tangannya menjadi lebih kencang. Timbunan lemak dalam lengannya
berkurang karena ayunan tangannya dalam menngerakan tali. Walaupun index BMInya
masih berkisar di range overweight tapi bagi Fara ini adalah salah satu
kemajuan.
Hap.
Hap. Hap.
Setiap
jam lima pagi pasti sudah terdengar bunyi hentakan tali yang menyentuh semen
teras Fara. Juga efek getaran tanah dari tubuhnya yang lompat-lompat. Dari gaya
bebas, gaya satu kaki, gaya lari ditempat sampai gaya kupu-kupu sudah
dicobanya. Dua bulan menjalani lompat tali rupanya membuat Dina cukup iri
dengan perubahan tubuh Fara.
“ajarin
gue yang gaya kupu-kupu yah. Biar selain tubuh gue kenceng kayak lo, gue juga
bisa pamer sama adek gue kalo lompat tali itu juga ada yang gaya kupu-kupu. Nggak cuma renang,” timpal Dina suatu hari.
“gampang,
lo cuma perlu ngelilitin tali di tangan terus pindahin itu tali di atas kepala
lo,” ucap Fara menjelaskan tanpa tali di tangannya.
“pake
tali dong ngejelasinnya,” Dina melemparkan tali pada Fara.
Tanpa
banyak bicara lagi Fara menangkap tali itu lalu hap hap hap. Fara mempraktekan
lompat tali gaya kupu-kupu, “lo perhatiin ya,” Seperti sudah ahli Fara
berlompat-lompat sambil bicara dan mempraktekan persis seperti yang ia katakan
pada Dina, “asal lo tau ya Din, alasan terbesar gue ngidolain Girls’ Generation
itu sebenernya karena gue pengen punya badan kayak mereka,” terang Fara setelah
cukup yakin perubahan kecil pada tubuhnya dapat memberikan bukti kalau dirinya
sungguh-sungguh, “sempurna. Ideal.”
Mata
Dina terbelalak, kaget. “huahahaha,” responnya.
“lo
boleh ketawa tapi lihat dong ke-ngefans-an gue membuahkan hasil. Lihat nih
lengan tangan gue,” Fara menyudahi lompat talinya, berubah memperlihatkan
lengannya yang kini tampak lebih kecil tanpa timbunan lemak.
Dinda
menghentikan tawanya, “iya gue akuin hebat sih lo. Lo kelihatan lebih fresh
dibanding kemarin. Lo juga jadi suka dandan,”tunjuk Dina pada wajah Fara, “ini
juga karena lo ngefans?” tanyanya.
Fara
tersenyum mengiyakan.
“gue
akuin lo keren,” puji Dina, “dengar ya, gue bakalan ngidolain Girls’ Generation
juga kalo lo beneran bisa kayak mereka.”
Kini
gantian Fara yang terbelalak kaget, “oke! Beneran lo ya. Janji?” Fara
mengangkat kelingking tangannya. Meminta perjanjian.
“iya,”
seru Dina mengaitkan jari kelingkingnya pada jari Fara, “tapi gue nggak yakin
lo bisa.” Ucapnya meremehkan.
“lihat
aja besok,” jawab Fara santai, “mulai besok gue mau daftar nge-gym dan jogging
tiap hari,” Fara mengedipkan matanya yang disusul dengan tawanya, “lo bakal
kalah, gue jamin. Gue siapin deh poster Girls’ Generation buat dipasang di
kamar lo juga.”
“terserah
lo Far, tapi gue yakin lo nggak mampu,” ucap Dina sambil melempar sandal ke
arah kaki Fara. Menutupi keraguan dalam jawabannya sendiri.
***
Diikut sertakan dalam #deskripsikeringat @KampusFiksi.
935 kata
0 komentar