instagram twitter
  • Home
  • Thoughts
  • Hobby
    • Books
    • Experience
    • Traveling
  • About
  • Contact
  • Creations

Rani Wijaya

“We write to taste life twice, in the moment and in retrospect.” ― Anaïs Nin

If you are not sure, don't ever try to leave the prescription at home and going to pharmacy to buy medicine you thinking know & can read.

Itu tweet yang saya tulis tadi sore begitu menyudahi whatsapp-an sama adik kos. Gemes rasanya begitu tau dia ‘berlagak’ tau obat yang diresepin sama dokter. Iya kalau obat yang dia maksud itu bener, tapi nyatanya dia salah :(

Jadi siang menuju sore tadi ada chat masuk dari si Diva. Dia tiba-tiba ngirim resep dan foto obat tetes mata cendo lyteers. Dia tanya obat yang di resep itu apa, yang dia beli juga apa.

Begitu saya baca, obat yang tertulis diresep adalah cendo tobroson, sedangkan foto obat yang dia kirim adalah cendo lyteers. Muncullah pertanyaan dibenak saya melihat ketidaksesuaian itu ‘kemaren kamu beli obatnya itu pake resep nggak?’ tanya saya.

Dan dibalaslah dengan pengakuan kurang lebih seperti ini..

‘kan dokternya bilang beli obat tetes mata, trus tak tanya mereknya cendo ya buk, iya kata dokternya, trus tak bilang kalau aku punya tapi warna ijo...’

‘..trus dokternya bilang enggak mbak, tapi warna kuning...’

‘...yaudah tak beli warna kuning’

‘benar kan mbak?’

Begitu baca pengakuan dia langsung saya balas dengan singkat, padat, dan jelas.

‘beda div’

‘coba baca resepnya mbak, beda po?’ tanyanya mulai ketakutan

‘yang di resep cendo tobroson, yang kamu beli cendo lyteers.
Emang sama2 warna kuning”

‘eh berarti aku salah beli dong’
-___-

Langsung saya lanjutin dengan pertanyaan, ‘trus udah kamu tetesin berapa hari? Sembuh nggak?’

Awalnya dijawab ‘agak mendingan’ tapi terus waktu saya tanya ‘mendingan gimana?’ baru dia jelasin kalau buat lihat sinar matahari itu perih, harus nunduk. Gak merah banget cuma di dekat kornea agak merah. Bengkak gitu.

Lalu lanjutlah saya nyeramahin dia buat beli obat yang dimaksud hari itu juga. Sia-sia kan berati dia periksa ke dokter kalo obat yang sudah di pakai 3 hari itu ternyata salah. Obat yang dimaksud mengandung antibiotik sedangkan obat yang di beli itu ibarat pelumas mata iritasi. Beda jauh. Udah bener dokter ngeresepinnya, giliran pasien tinggal nebus obat malah ada aja problem.

Dari sekian banyak masalah obat, contoh di atas penting banget buat dishare. Janganlah coba-coba meraba resep kalau memang tidak ada keahlian. Bahkan orang dengan latar belakang farmasi pun kadang kesulitan membaca tulisan dokter apalagi orang awam. Bukannya nggak boleh tapi ya itu kalau ada kesalahan jadi berabe. Apalagi kalau sampai dipakai dan menyebabkan perubahan yang nggak seharusnya.

Buat kasus diatas, obat dengan merek cendo itu banyak. Nggak cuma satu warna untuk jenis tertentu. Contohnya kayak di atas, cendo yang warna kuning ada cendo lyteers dan cendo tobroson, mungkin juga ada yang lain. Saya nggak hafal juga, yang pasti banyak.

Buat pelajaran banget, kalau memang kita menerima resep dan nggak begitu yakin dengan obat apa yang dituliskan mending bawalah resep itu ke apotek buat nebus obatnya. Kecuali kalau kita ataupun ada kerabat/keluarga yang punya latar belakang farmasi yang bisa dengan yakin membaca obat yang tertulis.

Memang harga obat dengan resep berbeda dengan obat tanpa resep, tapi kalau resiko menjadi lebih besar ketika meninggalkan resep di rumah mending kita mengeluarkan uang lebih yang nggak seberapa besar. Bagaimanapun juga kesehatan itu mahal harganya. Lebih baik mencegah kesalahan daripada memperbaiki.

Sekian. 
Semoga bermanfaat. 
#IngatObatIngatApoteker #TanyaObatTanyaApoteker
Sunday, April 16, 2017 No komentar
Ada plus minusnya tanggal 1 April ini jatuh dihari sabtu, hari pertama Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit. Minusnya PKPA pertama dihari sabtu itu rasanya santai jadi berasa pendek harinya dan nggak se-excited yang seharusnya, hehe. Sedangkan plusnya adalah nggak perlu nunggu berhari-hari buat ngerasain malam minggu pertama di Semarang ini :D. Dan itulah yang saya dan teman-teman lakuin ditanggal 1 kali ini— PKPA dan jalan-jalan di kota semarang di malam minggu :) Selepas magrib, kami bersiap-siap untuk malam mingguan! :)

Malam itu  saya memakai motor teman saya, awalnya saya bakal diboncengin tapi berhubung ada salah satu teman yang nggak berani naik motor jadi saya diutus buat yang nyetir motor. Okelah. Nggak masalah pikir saya. Toh kalau nyetirin itu bakal lebih gampang menghafal jalan, kalau saya pribadi.

Saya tau kalo motor yang bakal saya gunakan nggak ada stnk nya, tapi saya baru tau kalo ternyata lampu depannya mati, dan itu lampu jarak jauh dan dekat :(. Jadi horor waktu di jalan, takut karena ga begitu kelihatan. Tapi untungnya di jalanan sangat ramai dan cukup terang jadi agak aman.

Bayangan saya malam minggu ini bakal diisi dengan menyusuri kota semarang dengan segala hiruk pikuknya melalui jalan kota seperti pada umumnya di Jogja. Ramai dengan mobil pribadi dan motor yang keluar untuk menikmati weekend. Sayangnya yang ada di jalanan yang kami lewati ramai dengan truk tronton yang gede-gede banget. Serem.

Jadi, dimalam minggu kemarin kami berniat untuk jalan-jalan sekaligus cari makan. Sebenernya tujuan awal nggak jelas mau kemana dan saya nggak berkontribusi untuk menentukan tempat karena memang saya buta kota semarang. Saya cuma follower malam ini alias ngebuntutin di belakang motor mereka.

Jalan yang dilalui malam itu super duper serem banget. Jalanan yang saya maksud beda sama bayangan saya— yang saya pikir kayak jalanan jogja. Yang ada begitu keluar gang kos, jalan yang dijumpai adalah jalan raya yang lebar banget. Jalanan yang dilalui banyak truk-truk super besar. Serem.

Begitu keluar gang, kami belok kiri, luruuuuus, muter balik dan lurusssss terus. Dijalan kami samping-sampingan sama truk-truk besar itu. Saat keluar malam itu saya tidak menggunakan masker, dan itu salah banget karena banyak debu berterbangan dan sangat mengganggu. Mau tutup kaca helm tapi kadang gelap nggak keliatan, bahaya juga karna jalan bergelombang parah yang selalu bikin gedek-gedek kepala. Belum lagi banyak tambalan dan jeglongan. Tapi nggak tutup kaca helm ya resiko debu. Belum lagi temen-temen yang lain naik motornya banter bangeeet. Bener-bener kudu perhatiin dengan seksama dengan kecepatan motor yang konstan biar gak kehilangan jejak mereka. Fyi, saya kalo naik motor masuk dalam golongan yang selalu di belakang karena sama sekali nggak berani banter-banter, dan nyalip.

Ada 6 motor yang digunakan malam itu. Tiga motor melaju dengan kencang di depan, sementara tiga lainnya ketinggalan dibelakang. Alhasil tiga motor dibelakang salah arah dan tetep lurus aja ngikutin jalan berharap berhasil nyalip tiga motor yang di depan. Tapi sayang yang ada tiga motor dibelakang semakin nyasar ntah kemana menyusuri jalan ke arah Surabaya.

Tebak?

Saya termasuk yang dibelakang dong hihi. Saat itu karena bener-bener nggak tau mau kemana kami bertiga (motor) cuma lurus aja ngikutin jalan. Nggak berhenti-henti sampe akhirnya nyadar kok jalanan semakin serem, yang ada cuma truk besar-besar yang melaju dengan kencang. Kami memutuskan berhenti ketika kami melewati tempat di mana banyak terlihat peti kemas dipinggir jalan. Serem. Posisi malam, sepi, salah arah, dan buta arah.

Kami berhenti dan mencoba menghubungi teman yang lain. Ternyata kami kebablasan. Kami diminta untuk mutar balik. Saat mau putar balik alhamdulilah berhasil disusul temen sampai akhirnya enam motor kami bersatu lagi! :D

Buat mencegah insiden kesasar kayak tadi, kami semua menyalakan google maps dan mengarahkan ke Sri Ratu. Disana, lagi ada event kuliner. Jadi kami memutuskan untuk kesana. Jalan yang dilalui alhamdulilah tidak seseram yang tadi. Jalan yang dilewati adalah jalan kota, yeay, jadi berasa malam minggunya di kota orang. Suasana yang selalu saya sukai, menyusuri jalan kota di malam hari.

Berhasil nyampai ditempat tujuan, akhirnya malam itu kami habiskan dengan menikmati sajian kuliner lalu kembali pulang. Kami masih mengandalkan google maps untuk mengarahkan kami. Jalan pulang yang di arahkan si maps ternyata adalah jalan saat kami kesasar. Dekat dengan peti kemas, yang kemudian kami tahu kalo itu dekat dengan pelabuhan. Kali ini, tanpa ketinggalan-ketinggalan kami berhasil sampai kos dengan selamat.
**
**

Akhirnya... kami berhasil menikmati malam minggu pertama di Semarang. Malam minggu yang memberi kesan pertama kalo jalanan di semarang serem-serem heheu.
Saturday, April 15, 2017 No komentar
Newer Posts
Older Posts

About me


Halooo! Aku Rani~ Blog ini hanya berisikan cerita sehari-hari, ambil yang baik-baiknya aja yaaa, karenaa... .

“We write to taste life twice, in the moment and in retropect.” Anais Nin

:)

Follow Me

Blog Archive

  • ►  2023 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2020 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  August (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2019 (1)
    • ►  August (1)
  • ►  2018 (13)
    • ►  September (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ▼  2017 (29)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  June (8)
    • ▼  April (2)
      • Warning: Bahayanya Meraba Resep Dokter
      • Edisi Semarang: Malam Minggu Pertama
    • ►  March (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2016 (16)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (4)
    • ►  February (1)
    • ►  January (3)
  • ►  2015 (16)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  June (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
  • ►  2014 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  April (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (14)
    • ►  December (1)
    • ►  August (6)
    • ►  July (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
    • ►  February (2)

Popular Posts

  • Bahasa Jawa Dalam Percakapan
    Saya bukan orang yang pintar berbahasa jawa. Saya lagi belajar, memperlancar. Postingan berbau bahasa jawa ini saya ambil dari ucapan seh...
  • Kulo Dereng Saget
    Dulu, beberapa kali bapak pernah bilang “sekarang kalo ngomong pake bahasa jawa. Masak orang jawa nggak bisa bahasa jawa. Masak tingga...
  • Hadapi Skripsi
    Jadi, beberapa hari yang lalu ibu cerita kalau anak temannya ibu lagi punya masalah terkait skripsi. Anaknya cewek, nangis terus, emosian,...
  • SINAU JOWO: BERBAUR DENGAN BAHASA JAWA
    Halo... Sudah lama aku pengen nulis tentang bahasa jawa yang sekarang lebih sering ku gunakan, mau tidak mau, suka tidak suka, karena terk...
  • My Chinese Name
    Ni hao ma? Wo de ming zi shi rani. Apa kabar? :) nama saya adalah rani . Hallo, di atas adalah contoh bahasa mandarin, hasil belajar bah...
Powered by Blogger.

Created with by ThemeXpose