[Writer Challenge] 4: Malunya Tuh Di Diri Sendiri
Dari sekian
banyak peristiwa yang berhubungan dengan orang lain yang berakhir dengan
perdebatan dalam diri “Aduh! Malu! Harusnya aku nggak usah begitu tadi!” nggak
seberapa dibanding dengan kejadian satu ini. Kejadian yang berhubungan dengan
ujian pra-praktek saat kuliah. Sebenernya setiap kejadian yang memalukan selalu
aku atasi dengan percaya pada quote “20 tahun
dari sekarang, kau akan lebih
banyak kecewa akan hal-hal yang pernah tak kau lakukan, ketimbang sebuah
kesalahan (memalukan) yang
pernah kau lakukan.”
Tapi berbeda dengan kejadian satu ini. Kejadian ini terjadi
waktu ujian pra-praktek. Waktu itu ada soal perhitungan, aku berani bilang
angka yang aku hitung dari perkalian dan penjumlahan saat itu tepat. Tapi sayangnya
aku nggak berani bilang kalau angka yang aku tulis dilembar jawaban adalah
angka hasil perhitunganku. Ibarat aku menghitung dengan tepat penjumlahan 3 + 5
= 8 tapi yang aku tuliskan dilembar jawaban adalah 15. Kesel.
Sisa waktu yang
tersedia saat itu sudah kugunakan untuk meneliti kembali hasil kerjakanku. Tapi
sayangnya sampai waktu habispun angka 15 tak berhasil menyita perhatianku untuk
diganti. Sampai akhirnya ketika diluar kelas, ketika ada yang membahas hasil
jawaban soal, ada yang menyebutkan angka 8, sedangkan aku mulai menyadari
kesalahanku. “eh?! aku nulis 15. Aku ngitung tadi bener 8 tapi kalo nggak salah
aku nulisnya 15.” “eh? Aku salah nih?”
Lama setelah ber ‘eh-eh’
ria dan menyesali, akhirnya kata “aku malu sama diriku sendiri” terucap, malu
karena gagal menjawab soal sederhana yang aku paham konsepnya tapi salah saat
menjawab karena kurang teliti. Uh! Malunya tuh di diri sendiri!
0 komentar