[Writer Challenge] 7: Untuk Ku, Dari Ku 2
Hallo Rani, ini kedua kalinya Rani yang
dulu nulis surat untuk kamu, Rani yang sekarang. Ternyata baca surat yang
ditulis dan dituju ke diri sendiri itu lucu juga. Setelah sebelumnya kamu ragu menulis
surat untuk diri sendiri itu seperti apa tapi toh pada akhirnya kamu
berhasil menulis untuk pertama kalinya. Dan
ketika kamu membacanya beberapa bulan kemudian ternyata bikin senyum-senyum
sendiri, melihat tingkah laku diri sendiri di masa lalu. Kamu pun berpikir
dibaca hanya jarak bulan saja jadi geli-geli gini, gimana besok bacanya saat
tahun-tahun berlalu ? :)
Sama seperti sebelumnya, disurat ini kamu
bakal baca kegiatan seharian Rani yang dulu, di tanggal 17 Juni 2017.
Rencana kegiatan kamu disabtu hari ini
adalah cuci baju sekeluarga. Jadi sehabis bangun tidur kamu langsung ngerendam
pakaian. Niatnya nanti mau dicuci setengah jam-an lagi, tapi ternyata waktu
lagi ditinggal nyapu rumah, bapak masuk kamar mandi dan dicucilah itu pakaian
sama bapak ._.
Tugaspun berubah, dari nyuci pakaian
menjadi nyapu halaman rumah. Karna cuci pakaian diambil alih bapak, ibu meminta
kamu menyapu halaman barat rumah, yang nggak kalah menguras energi. Tapi
berhubung hari ini kamu nggak puasa jadi kalau kelelahan bisa istirahat minum.
Mumpung masih pagi, jam 9 kurang 15 menit
kamu pun bergegas untuk mulai menyapu. Walaupun daun kering tak sebanyak
biasanya tapi kegiatan menyapu halaman rumah tetap menjadi kegiatan yang paling
melelahkan. Untungnya halaman rumah teduh jadi panasnya matahari tidak terlalu
mengganggu.
Setengah jam berlalu, munculah si adek,
Ian. Dia memanggil sambil memberikan jempol, cengengesan dan kamupun berkata
“huu bantu sini dek, kamu kan tadi juga disuruh ibu nyapu. Malah main...”
Sambil ketawa-ketawa akhirnya dia
mengambil sapu lidi juga dan ikut membantu, sebentar. Karena memang sebagian
besar halaman sudah kamu sapu. Seusai menyapu kamu dan Ian berusaha untuk
membakar sampah kering bermodal korek gas.
“ambil lilin sana dek, panas kalo pake
korek gas terus,” kata mu saat itu.
“gak usah, sini aku aja. Kamu tu yang
nggak bisa. Pake daun pisang kering ini lhooo” jawab si Ian. Lama Ian mencoba
tapi gagal terus, akhirnya kamu memutuskan mengambil lilin di dapur dan daun
pisang yang kering yang lain. Kamupun ikut mencoba menyalakan setelah eyel-eyalan cara
yang benar untuk memulai menyalakan api pada tumpukan sampah. Sampai akhirnya,
“yeey aku kan yang bisa nyalain” ujar mu saat itu Ran sambil tertawa.
“ini punyaku juga nyala,” kata Ian nggak
mau kalah. Haha. Duh saat-saat seperti itu adalah saat yang paling berharga
bisa ketawa-ketawa sama Ian. Ejek-ejakan. Eyel-eyelan.
Saat kamu membaca ini masihkan kamu sering
eyel-eyelan dengan si Ian, Ran? Atau dia sudah sibuk sendiri dengan teman-teman
yang mulai beranjak Dewasa?
Satu tumpukan sampah teratasi, masih ada
dua tumpukan sampah yang harus dibakar juga. Kamu dan Ian mencoba dengan cara
yang sama untuk menyalakan api, tapi gagal terus sampai akhirnya Ian nyerah dan
masuk rumah. Mungkin dia lelah, karena Ian puasa. Sementara kamu masih
bersikukuh untuk membakar dua tumpukan sampah sendirian. Berulang-ulang dicoba
tapi nggak nyala-nyala juga. Akhirnya kamupun ikut nyerah dan masuk rumah.
Lelaaah.
Di dalam rumah, ibu lagi membuat kue
semprit untuk lebaran di depan TV. Seperti biasa selain menonton TV menunggu
untuk mandi, kamu juga melihat ibu mengadoni bahan-bahan kue. Ian juga di depan
TV, galau memikirkan ‘nanti aku naik nggak ya?’ haha :D
Oiya hari itu adalah hari penerimaan
raport. Kamu diminta bapak buat mengambilkan raport Ian. Jam 2 siang. Dan ini
untuk pertama kalinya kamu mengambilkan raport si adek hehe.
Waktu jam mulai menunjukan pukul 12, kamu
bergegas mandi. Seusai mandi, bapak minta di keroki. Ternyata bapak masuk
angin. Selesai mengerokin, kamu siap-siap untuk ke SMP nya Ian. Nyetrika baju,
dandan, dan cuuus pergi.
Kamu sampai di SMP tepat waktu, karena
begitu kamu parkir di depan kelas pas banget waktu bu wali kelas masuk ke
ruangan. Bergegaslah kamu ikut masuk ruangan, ternyata di kelas sudah penuh
bapak-ibu orangtua siswa. Dan kamupun yang paling muda,,, kkk~ ‘jadi begini toh
rasanya mengambilkan raport si adek’ ujarmu dalam hati.
‘Kok ini turunnya jauh sekali ya. Naik
tapi turun’ Kata Bu guru waktu kamu maju ke depan untuk mengambil raport ian.
Seusai menerima raport, kamu bergegas
pulang. Sampai dirumah Ian masih tidur dan kamu sibuk dengan grup chat yang
membahas laporan PKPA. Ohiya ran, liburan kali ini mungkin bisa dibilang
liburan yang paling nggak tenang. Karena ditengah-tengah liburan ini kamu dan
teman-teman masih harus mengurus laporan PKPA, diskusi PKPA, belajar untuk
ujian kelulusan belajar untuk tes toefl. Semua dealine itu adalah minggu
pertama bulan Juli, sedangkan sudah dari minggu kemaren kamu dan teman-teman
sudah mudik ke kampung halaman masing-masing dan kembali ke Jogja di awal Juli.
Jadi mau nggak mau, belajar dicicil dari libur puasa ini dan laporan di bahas
di grup whatsapp.
Rani, untuk semua deadline kegiatan itu
kamu selalu mengatakan untuk dinikmati karena liburan ini adalah liburan
terakhir diperkuliahan. Tahun depan sudah nggak kuliah dan nggak bakal ada
dealine kuliah semacam ini. Deadline-deadline semacam ini bakal kamu rindukan
tahun depan Ran. Huhu.
Saat kamu membaca ini, sudah kah kamu
lulus Ran? Gimana, rindukah kamu pada tugas-tugas semasa kuliah? Adakah
pekerjaanmu sekarang menuntutmu mencari jurnal sama seperti saat kuliah? Aku
harap saat kamu membaca ini, kamu mendapati pekerjaan yang kamu idam-idamkan!
:)
Malam makin larut Rani, dan suratpun makin
panjang saja. Untuk selanjutnya aku singkat aja Ran,,, jadi singkat cerita di
sore hari itu kamu tidur sebentar lalu dibangunkan ibu untuk menyiapkan minuman
untuk berbuka. Setelah berbuka seperti biasa bapak ibu Ian mengambil posisi
masing-masing di depan TV. Tiduran. Ohiya Hari ini adalah hari ulang tahun
bapak. Nggak ada perayaan spesial, hanya kita bertiga (Ibu, Ian dan Kamu)
mengucapkan selamat dan memberi doa yang terbaik. Tak lupa, cium kening bapak.
Sisanya, kamu melewati malam ini dengan
menulis surat ini, menyelesaikan tantangan menulis.
Nah, Rani yang dulu sedang menulis surat
ini di dalam kamar untuk Rani yang sekarang. Kalau Rani yang sekarang sedang
apa kah? Bagaimana kabar Rani sekarang? Masihkan Rani yang sekarang memikirkan
seseorang disana yang beberapa bulan ada dipikiran Rani yang dulu?
1 komentar
Ceritanya dibikin lumayan detail ya, sampe yang terkecil pun digambarin di sini :) ntar gimana ya komentar mba kalau nanti baca ini lagi 😂
ReplyDeleteBtw baca dan review tulisan saya yaa :
http://kairistory96.blogspot.co.id/2017/06/mirai-ni-iru-watashi-e-untuk-aku-di.html?m=1
Makasiih