instagram twitter
  • Home
  • Thoughts
  • Hobby
    • Books
    • Experience
    • Traveling
  • About
  • Contact
  • Creations

Rani Wijaya

“We write to taste life twice, in the moment and in retrospect.” ― Anaïs Nin

Bagaimanapun perencanaan manusia, Tuhan juga lah penentunya.

Oke, pembuka diatas cocok sekali dengan keriwehan ku saat mudik kemarin huhu. Sudah merencanakan pulang dengan keluarga besar mertua dari jauh-jauh hari tapi apalah daya, semua berakhir dengan mudik sendiri tanpa ditemani keluarga suami. Termasuk tanpa suami.

Setelah berbagai planning yang direncanakan gagal disusul planning lain yang juga berakhir gagal, Alhamdulillah ada planning dadakan yang langsung di Acc oleh pihak yang membantu, alias saudara sepupu. Alias nebeng mudik bareng saudara 😂

Asli, ada aja hambatan-hambatan yang menyebabkan planning-planning gagal. Mulai dari rencana mudik tanggal 23 ternyata mama mertua yang harus stok opname ditanggal tersebut, lalu di majukan tanggal 19 ternyata suami ga boleh cuti karna banyaknya kerjaan akhir tahun, mama pun juga masih tidak bisa meninggalkan pekerjaannya, ditambah lagi orang yang akan menyupiri masih cedera tangan setelah kecelakaan di minggu2 sebelumnya.

Akhirnya mundur lagi tanggal 23 sesuai rencana awal mengikuti jadwal cuti bersama, tapi tanpa mama. Hanya aku, suami dan orang yang akan menyupiri. Persiapan sudah 70% karna mobil sudah oke, supirpun oke, dana sudah diperhitungkan. Tapi tepat seminggu sebelum hari H kabar melalui whatsapp pun datang.

Suami mengirimin screenshoot surat edaran gubernur bahwa pegawai pemda tidak boleh pergi keluar kota saat cuti bersama. Hiks. Mencoba melobi dengan alasan nganter istri yang hamil pun tetap tidak boleh. Alhasil harus putar otak saat itu juga. Sedih, tapi daripada dipakai menangis karna terancam gagal mudik aku harus cari jalan keluar karna bagaimanapun aku harus tetap mudik di bulan desember sebelum perutku ini semakin besar yang mana makin tidak nyaman ketika harus bepergian jauh-jauh.

Alhasil, satu-satunya yang terpikir adalah dengan menebeng saudara sepupu yang juga akan mudik di tanggal 19. Sepupu mengacc untuk sekalian mengangkutku setelah kujelaskan adanya surat edaran yang membuat rencanaku gagal. Alhamdulillah masih tersedia satu kursi untuk kutumpangi di mobil sepupu.

Berhubung planning itu dadakan, aku hanya punya waktu dua hari untuk packing pakaian dan segala jenis barang yang akan kubawa mudik. Alhamdulillah semua berjalan lancar sampai hari keberangkatan hingga tiba di kota kelahiranku ini.

Walopun tidak swab secara langsung, insyaallah aku merasa aman untuk mudik, karna 2 hari setelah aku mudik, suami yang nun jauh disana melakukan swab dan hasilnya negatif. Tapi walaupun begitu aku tetap karantina menunggu 14 hari sebelum memeriksakan kandunganku ke puskesmas. Aku tidak ingin oranglain cemas dengan kedatangan pasien dari luar kota.

Kepada Mas Cacak dan keluarga selaku sepupu yang sudah mengacc ku untuk menumpang saat mudik, ku ucapkan terimakasih yang tak terhingga. Tanpa tumpangan hari itu, mungkin aku batal mudik dibulan Desember. Hikss. Semoga kita semua selalu dalam kondisi sehat, panjang umur dan terhindar dari corona. Amin
Tuesday, December 29, 2020 No komentar

Sebagai orang yang sebenarnya suka berada ditengah perkumpulan walaupun tak banyak bicara, aku sedih melewatkan moment kumpul keluarga kemarin tapi tetap ku akui aku merasa bersyukur bapak melarangku ikut kumpul tanpa perlu aku cerita bahwa akupun sebenarnya sedikit ragu kumpul di tengah pandemi begini, karena posisiku sedang hamil. 

Sesuai saran bapak, aku cukup duduk diteras rumah saja, ga usah ikut kumpul diwarung.

"Dah kamu duduk teras aja, kan kelihatan orang rame-rame diwarung"

Alhasil, selama acara kumpul dan bebakaran kemarin aku duduk diteras rumah. Menyaksikan keramaian yang ada di warung samping rumah,  ditemani hp dan adek yang sesekali mondar mandir.

Selain si adek, bapak pun memfasilitasiku dengan mengambilkan siomay. Jadi aku benar-benar hanya perlu diteras. Bapak is my everything ♥ terasa sekali bapak benar-benar menjagaku dengan kehamilanku ini.

Semoga tidak ada yang salah paham dengan lihat keberadaanku (diteras) namun tidak ikut kumpul. Karena aku tau penerapan 3M tidak dapat diterapkan saat kumpul. Aku hanya berikhtiar menjaga apa yang sudah seharusnya aku jaga. Karena bumil merupakan salah satu orang dengan comorbid.

Tapikan ada beberapa lansia juga. Bukankah mereka termasuk comorbid?

Em,

Banyak yang pengen aku jelaskan secara gamblang alasanku agar tidak ada yang menganggapku ansos. Atau terlalu berjaga-jaga. But, aku harap mereka paham tanpa perlu aku jelaskan. Semoga sama seperti bapak, tanpa perlu bercerita mereka paham bahwa bumil harus benar-benar menjaga diri ditengah pandemi seperti ini.

Selama di Bogor pun aku selalu diingatkan mama mertua untuk menerapkan 3M. Memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

Karna ada nyawa yang butuh ikhtiarku untuk tetap sehat dan baik-baik saja. Nyawa dan  harapan 2 keluarga. Semoga kita selalu terhindar dari Covid dan dapat bertahan melewati pandemi ini. Amin

Monday, December 28, 2020 No komentar
Newer Posts
Older Posts

About me


Halooo! Aku Rani~ Blog ini hanya berisikan cerita sehari-hari, ambil yang baik-baiknya aja yaaa, karenaa... .

“We write to taste life twice, in the moment and in retropect.” Anais Nin

:)

Follow Me

Blog Archive

  • ►  2023 (1)
    • ►  April (1)
  • ▼  2020 (11)
    • ▼  December (2)
      • Planning Mudik yang Berulang Kali Gagal
      • 2 Nyawa dan Banyak Harapan yang Ingin Ku Jaga
    • ►  August (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2019 (1)
    • ►  August (1)
  • ►  2018 (13)
    • ►  September (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2017 (29)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  June (8)
    • ►  April (2)
    • ►  March (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2016 (16)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (4)
    • ►  February (1)
    • ►  January (3)
  • ►  2015 (16)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  June (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
  • ►  2014 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  April (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (14)
    • ►  December (1)
    • ►  August (6)
    • ►  July (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
    • ►  February (2)

Popular Posts

  • Bahasa Jawa Dalam Percakapan
    Saya bukan orang yang pintar berbahasa jawa. Saya lagi belajar, memperlancar. Postingan berbau bahasa jawa ini saya ambil dari ucapan seh...
  • Kulo Dereng Saget
    Dulu, beberapa kali bapak pernah bilang “sekarang kalo ngomong pake bahasa jawa. Masak orang jawa nggak bisa bahasa jawa. Masak tingga...
  • Hadapi Skripsi
    Jadi, beberapa hari yang lalu ibu cerita kalau anak temannya ibu lagi punya masalah terkait skripsi. Anaknya cewek, nangis terus, emosian,...
  • SINAU JOWO: BERBAUR DENGAN BAHASA JAWA
    Halo... Sudah lama aku pengen nulis tentang bahasa jawa yang sekarang lebih sering ku gunakan, mau tidak mau, suka tidak suka, karena terk...
  • My Chinese Name
    Ni hao ma? Wo de ming zi shi rani. Apa kabar? :) nama saya adalah rani . Hallo, di atas adalah contoh bahasa mandarin, hasil belajar bah...
Powered by Blogger.

Created with by ThemeXpose