instagram twitter
  • Home
  • Thoughts
  • Hobby
    • Books
    • Experience
    • Traveling
  • About
  • Contact
  • Creations

Rani Wijaya

“We write to taste life twice, in the moment and in retrospect.” ― Anaïs Nin

Pernah baca di postingan orang kalau di Bulan Juli 2014 ini ada 3 moment besar yang ditunggu, yaitu juara piala dunia 2014 yang diadakan di Brasil, Pemenang pilpres untuk periode 2014-2019 dan Lebaran. Hmm dan itu memang benar adanya. Piala dunia sendiri per tanggal 14 sudah di dapatkan sang juara yaitu Timnas Jerman yang berhasil mengalahkan Argentina dengan skor 1-0 saat perpanjangan waktu. Sedangkan lebaran –idul fitri 1435 H akan dirayakan pada tanggal 28-29 Juli. Feel menunggu lebaran tiba bukan seperti menunggu siapa yang menang atau yang kalah, waswas, seperti menunggu juara piala dunia atau pemenang pilpres. Menunggu lebaran tiba itu mungkin lebih seperti menunggu kemenangan masing-masing pribadi, kemenangan untuk kembali ke fitrah.  Tidak akan ada yang merasa kecewa dengan kemenangan orang lain karena masing-masing orang akan merasakan kemenangannya sebagai sesuatu yang layak didapatkan setelah beribadah penuh dalam bulan ramadhan.

Berbeda dengan menunggu tibanya hari kemenangan idul fitri, dalam pemenangan pemilihan presiden 2014 proses menuju pengumumannya diliputi  saling was-was antar pendukung. Tidak terkecuali saya.

Seperti yang diketahui pemenangan presiden RI periode 2014-2019 sudah diumumkan kemarin, 22 Juli 2014 pukul 20.00. Dan pasangan Jokowi-JK akhirnya mendapatkan mandat istimewa ini untuk periode 5 tahun kedepan. Selamat Bapak! :)

Sebagai orang yang baru pertama kali mencoblos dan ternyata pilihannya kalah itu cuma bisa batin, “oh! Ternyata gini rasanya nyoblos dan pilihannya kalah” juga “oh! Ini tah yang namanya pesta demokrasi?” juga “Oh! gini suasana haru biru setelah pengumuman presiden” juga “oh! Ternyata suasana setelah pengumuman pilpres tetap dapat terkendali, hebat!” juga “oh! Pak SBY sudah mau pensiun sebagai Presiden RI setelah 10 tahun menjabat, gimana perasaannya ya?”  juga “oh! Pak Jokowi, yang dulu nonton OVJ di Solo tapi nontonnya lesehan berhambur dengan masyarakat, akhirnya jadi presiden.” Juga “Oh! Pak Jusuf Kalla kembali menjadi wakil presiden setelah sebelumnya berpasangan dengan Pak SBY di tahun 2004-2009” juga “oh! Pak Prabowo tetap berhasil mengendalikan pendukungnya untuk menjaga suasana yang tidak rusuh.” Juga “oh! Pak Ahok akhirnya jadi  gubernur kece Jakarta.” Dan Oh! Oh! Yang lain.

Yang pasti selamat buat Pak Jokowi-JK. Semoga amanah, semoga bisa membawa Indonesia yang lebih baik, lebih dihargai oleh bangsa lain, semoga tetap menjadi pemimpin yang sederhana seperti yang saya tau pertama kali. Dan karena bidang saya kesehatan maka pesan khusus saya :D semoga kesehatan masyarakat Indonesia semakin baik dengan perbaikan segala penunjang kesehatan, baik terhadap pelayanan maupun tenaga kesehatan itu sendiri.

Salam Sehat Pak Jokowi-JK.

Salam Persatuan Indonesia.
Thursday, July 24, 2014 No komentar
              Mudik yang paling berkesan? Hmm... sekaligus yang paling berwarna? Hmm... oke, mari dimulai.
            Mudik ini terjadi 12 tahun silam. Waktu masih bocah SD. Masih imut-imut. Memang kalau disuruh menceritakan urut sedetail-detailnya agak sulit, maklum karena sudah berumur lama banget. Tapi sebagian kejadian-kejadian yang berkesan masih terekam jelas di ingatan. Mudik 12 tahun silam kala itu berute Makassar- Madiun- Purworejo, Jawa Tengah. Rencana mudik saat itu adalah dengan menggunakan pesawat.
            Pesawat yang ditumpaki bukan pesawat komersil yang seperti Kamu bayangkan. Iya Kamu. Pesawat yang ditumpangi yaitu pesawat hercules. Buat yang belum tau apa itu pesawat hercules silahkan searching, tapi sebagai gambaran saja saya jelaskan sedikit. Iya sedikit aja, nggak usah banyak-banyak. Pesawat hercules adalah pesawat militer. Pesawat besar yang warnanya hijau tua. Biasanya pesawat digunakan untuk kepetingan militer seperti mengangkut pasukan militer, tapi kadang ada saatnya keluarga militer bisa ikut menumpangi bila rutenya sesuai.
Kebetulan saat itu karena beberapa kali ada pesawat hercules yang menuju Madiun si ibu mulai mengurus ini itu buat mudik dengan hercules. Runtut cerita, tibalah hari keberangkatan. Saat itu pukul lima pagi. Saya, kakak, adik dan ibu menuju tempat pemberangkatan. Sesampainya disana sudah banyak orang yang juga ingin mudik dengan hercules. Tiga puluh menit kemudian nama-nama yang keangkut pesawat hercules tersebut dipanggil. Orang-orang yang namanya dipanggil selanjutnya berhak menuju pesawat. Nama ibu saat itu ternyata tidak dipanggil, padahal ibu yakin sebelumnya namanya sudah ada di kertas. Ibu kaget, kecewa. Sedangkan kami, anak-anaknya, hanya bisa bertanya “kenapa bu? Kok kita nggak jalan ke pesawat?” saat yang lain sudah berjalan menuju pesawat.
            Merasa ada yang nggak beres, ibu pun saat itu menuju sang petugas. Bertanya, sampai akhirnya sang petugas pun berkata “ Ya Bu segera menuju pesawat. Sepuluh menit lagi pesawat terbang”. Tanpa banyak bicara ibu pun akhirnya berlari menuju ketiga anaknya, “cepat, cepat yuk pesawatnya bentar lagi terbang”.
            Ingat sekali dulu kami berlari-larian ke pesawat, nggak ada waktu buat ngeluh “pelan bu”. Kami berlari-larian dengan tas-tas yang besar. Karena merupakan orang yang terakhir naik ke pesawat, kami mendapati bagian pesawat belakang. Jangan dibayangkan bagian pesawat belakang hercules itu seperti pesawat komersil yang terdiri dari banyak tempat duduk karena bagian pesawat belakang adalah ekor. Bagian ekor yang bisa terbuka. Merupakan ruang luas tanpa kursi. Ruang luas belakang hercules itu jangan dibayangkan bisa digunakan untuk duduk. Jangankan duduk, untuk berdiri saja kami harus di pinggir. Ruang luas bagian belakang saat itu sudah di isi oleh mobil. Iya mobil beneran bukan mobil tamiya.
            Saat itu pesawat yang kami tumpangi selain mengangkut orang yang ingin mudik juga mengangkut satu mobil di belakang. Dan apesnya kami dapat bagian belakang tersebut. Jadi mau tidak mau sepanjang perjalanan kami berempat, dari Makassar ke Madiun, hanya bisa berdiri. Perjalanan yang membutuhkan waktu kurang lebih 3 jam. Berdiri di sela kosong antara mobil dan dinding pesawat. Nggak banyak yang bisa dilakuin saat itu selain menikmati serunya berdiri dalam pesawat yang mengudara. Saat pesawat goyah sedikit kami langsung mencari topangan yang bisa membuat tubuh tetap seimbang. Menikmati serunya berdiri dalam pesawat saat pesawat take off maupun landing. SERU
Setibanya di landasan militer madiun, kami langsung mencari taksi, karena tujuan kami Purworejo, yang terletak di Jawa Tengah. Bukan di Madiun ini. Mencari taksi bukan berarti kami menghabiskan perjalanan selanjutnya dengan taksi. Bisa habis berjuta –juta bila kami menghabiskan 6 jam dalam taksi. Kan? Tujuan sebenarnya mencari taksi adalah untuk menuju terminal, karena perjalanan selanjutnya akan ditempuh dengan bus. Saat itu kami harus ganti-ganti bus sebelum akhirnya mendapat bus yang tepat. Lagi-lagi kami harus berlarian mengejar bus dengan jurusan yang tepat. Juga kami harus berdiri selama beberapa jam sebelum akhirnya dapat tempat duduk.
Saat itu ibu takut sekali terjadi sesuatu selama perjalanan, takut kecopetan. Mengingat saat itu ibu cuma sendiri, tanpa bapak yang sedang bertugas. Ibu, selain membawa kami anak-anaknya yang masih duduk di kelas TK, 3 dan 5 SD juga membawa barang yang banyak. Sehingga tidak heran ketika sampai di rumah jam 11 malam rasanya senang sekali. Bisa sampai rumah dengan selamat tanpa kehilangan satu apapun.

Sampai sekarang masih terekam jelas perjuangan mudik itu. Mudik yang penuh dengan perjuangan dan penuh kewaspadaan. Mudik yang paliiiinggg berkesan. Mengingat sekarang sudah tinggal di Yogyakarta, yang mana dari Yogyakarta ke Purworejo dapat ditempuh hanya dalam waktu 2 jam, dengan bus. 
Friday, July 18, 2014 No komentar

Kerukunan merupakan dambaan seluruh orang di belahan dunia manapun, tidak terkecuali di Indonesia. Membangun kerukunan tidaklah semudah membalikan telapak tangan namun tidak juga sesulit seperti mencari jarum di antara tumpukan jerami. Mungkin itulah perumpamaan yang tepat untuk kerukunan di Indonesia. Negara kepulauan terbesar dengan berbagai macam kebudayaan, suku, ras, bahasa, dan agama. Setidaknya terdapat lebih dari 13.000 pulau di indonesia dengan masing-masing kebudayaan yang berbeda. Enam agama yang diakui dan adat-istiadat yang beraneka ragam.

Masalah ketidakrukunan di Indonesia bukanlah suatu hal yang baru. Saat ini bahkan hari ini pasti ada di suatu daerah di Indonesia yang bersitegang karena perbedaan. Entah itu secara langsung ataupun tidak langsung. Perbedaan bukanlah satu-satunya masalah yang menimbulkan masalah dalam kerukunan. Pengetahuan yang kurang, toleransi dan kemauan untuk saling menghormati yang rendah menjadi faktor-faktor timbulnya ketegangan. Kebiasaan masyarakat yang diperoleh dari turun-temurun juga menambahi mengapa ketegangan tidak kunjung reda.

Salah satu contoh yang sering ditemui adalah tawuran siswa antar sekolah khususnya siswa SMA. Dilihat dari satu sisi kejadian tersebut bisa menggambarkan gagalnya lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga membangun sebuah arti kerukunan. Namun dilihat dari sisi lain kejadian tawuran sudah merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh siswa-siswa sebelumnya sehingga untuk menghentikan kebiasaan tersebut sangat sulit dan harus melibat banyak pihak, tidak hanya pihak sekolah yang menyerang namun juga pihak sekolah yang diserang. Adanya hukuman yang diberikan dalam kasus tawuran tersebut tampaknya tidak membuat siswa-siswa jera karena tetap saja kasus serupa dengan berbagai penyebab tetap terjadi.

Setiap orang tentu menginginkan kerukunan setidaknya dalam lingkungan terkecil yang dimulai dari lingkungan keluarga dan kemudian lingkungan masyarakat tempat dimana melangsungkan kehidupan. Lingkungan memegang peranan cukup penting untuk mewujudkan kerukunan. Lingkungan keluarga adalah sumber utama sifat atau karakter seorang anak terbentuk. Sebuah keluarga sangat penting untuk menerapkan arti kerukunan yang telah didapatkan anak saat berada di bangku dasar, saat menerima pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Dalam pendidikan kewarganegaraan tersebut sangat terlihat jelas fokus ajar tersebut adalah mengenalkan kepada anak pengertian dan contoh sebuah toleransi dan kerukunan yang sering ditemui dalam lingkungannya. Baik lingkungan bermain ataupun lingkungan dalam rumah. Seperti menghormati orangtua atau kakak, menyayangi adik, tidak menggangu aktivitas orang yang sedang beribadah, tidak berbuat kecurangan baik. Hal semacam itu banyak diajarkan ketika seorang anak mulai memasuki bangku sekolah dasar. Untuk mendukung apa yang telah didapat dalam sekolah maka peran orangtualah disini dibutuhkan. 

Menerapkan, membimbing, menjelaskan sekaligus memberikan contoh langsung kepada seorang anak. Masa kembang anak yang lebih mudah meniru apa yang dilihat atau didengar langsung membuat orang tua harus selalu melakukan hal yang bersifat positif terhadap tumbuh kembang anak yang akan berpengaruh selanjutnya dalam lingkungan yang lebih luas. Maka dari keluargalah sebuah kerukunan utama diciptakan.

Lingkungan masyarakat sekitar juga tidak kalah penting dalam memegang peranan membentuk kerukunan. Di lingkungan masyarakat seorang anak pertama kali dilepas dalam bersosialisasi dengan orang yang bukan keluarganya. Dari sana dapat dilihat bagaimana sifat seseorang terhadap masyarakat sekitar, sifat menghormati. Tidak jarang banyak masalah timbul dalam lingkungan masyarakat ini. Kurangnya rasa toleransi menjadi pemicu utama sebuah permasalahan. Baik itu toleransi dalam kehidupan sehari-hari ataupun toleransi dalam beragama. Seperti yang terjadi pada beberapa waktu yang lalu di Yogyakarta yaitu terjadinya penyerangan terhadap warga yang sedang beribadah di gereja. Kejadian tersebut cukup menarik perhatian publik karena melibatkan dua agama berbeda, hal yang masih sangat sensitif untuk diperdebatkan secara terang-terangan. 

Secara tidak langsung penilaian masyarakat yang didapat dari media dapat berbeda, perbedaan tersebut dapat menimbulkan kesan tersendiri hingga mungkin mempengaruhi pandangannya dalam hidup beragama. Selain itu tidak kalah ramainya saat masalah agama di perdebatkan melalui dunia maya, bahwa mudah sekali seseorang menjelekkan agama yang bersebrangan dengan dirinya, bahwa mudah sekali kerukunan diusik oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Sejatinya tidak akan mudah mencegah kejadian seperti menjelekan suatu agama lain bila tidak dimulai dari diri sendiri, terlebih ketika ikut tersulut amarah saat seseorang menjelekan agama yang dianut. Namun bila dibiasakan untuk menahan amarah kejadian tersebut setidaknya tidak akan semakin runyam. Adanya kebebasan beragama dalam peraturan perundang-undangan bukan berarti bebas juga dalam menjelekan agama yang tidak dianut. Adanya kebebasan agama juga harus diikuti kesadaran untuk menghormati pilihan orang lain. 

Alangkah indahnya bila tiap agama menciptakan suasana kondusif dengan menjunjung tinggi agama yang dianut, tanpa melupakan agama lain. Indonesia, yang notabenenya negara dengan penganut agama islam terbanyak di dunia, penganut agama hindu nomor empat terbanyak didunia dan penganut agama kristen, katolik, budha, kong hu cu merupakan salah satu negara yang memang tidak bisa lepas dari masalah kerukunan beragama. Namun perlu diingat indonesia adalah negara yang dipandang mempunyai rasa toleransi beragama yang tinggi. Sehingga sudah selayaknya kita sebagai warga indonesia benar-benar menciptakan rasa toleransi tersebut.

Menjaga kerukunan tidak hanya menjadi tugas internal suatu negara tapi juga merupakan tugas eksternal dalam bernegara. Mengetahui pengetahuan agar tidak menimbulkan suatu masalah ketidakrukunan juga diperlukan. Tidak memandang suatu hal menjadi berlebihan juga dapat mendapat mencegah ketidakrukunan yang terjadi. Seperti kejadian akhir pekan lalu yang menarik perhatian negara lain yaitu pakaian musisi Ahmad dhani, seragam nazi. Sebagian orang memandang menggunakan pakaian tersebut sama dengan menguak luka lama yang telah dilakukan tentara nazi dengan kejam. Menggunakan pakaian tersebut dipandang dapat melukai hati sebagian orang dan dapat menjadi pemicu terjadinya sebuah perang yang tidak inginkan. Namun sebagian orang memandang sangat berlebihan menilai seragam yang digunakan Ahmad Dhani sebagai seragam nazi untuk dijadikan suatu masalah besar. Perbedaan pendapat merupakan hal wajar dalam kasus tersebut, namun tidak menengahi masalah bukanlah hal yang tepat. Bagaimanapun juga menghargai apa yang dirasakan warga jerman saat serangan nazi merupakan hal yang mulia untuk dilakukan, menjadikan pelajaran bahwa sejarah tidak dapat dikesampingkan karena dapat menjadi masalah dalam menyebabkan ketegangan.

Masih banyak contoh ketidakrukunan yang ada di negeri ini, baik yang tampak maupun yang tersirat. Perbedaan merupakan salah satu penyebab yang banyak dipermasalah. Menyamakan perbedaan bukanlah suatu jawaban yang tepat untuk menyelesaikan masalah ketidakrukunan karena sejatinya perbedaan, selayaknya selera, tidak bisa samakan. Jalan satu-satunya untuk mengatasi perbedaan dalam upaya menciptakan kerukunan adalah dengan menghormati pilihan masing-masing orang. Tidak menganggap dirinya yang paling benar, yang paling harus di utamakan dan menyadari bahwa setiap yang dilakukan, baik ataupun buruk,  pasti akan berdampak pada orang lain juga harus ditanamkan agar tercipta sikap toleransi. Adanya kerukunan pasti akan menguntungkan semua pihak karena akan tercipta rasa aman, nyaman dan tentram dalam menjalankan kehidupan ini.
***
Hallo lama nggak posting sesuatu sekalinya ngepost panjannnng. :).  jadi mumpung ini lagi liburan mau nyoba ngepost-ngepost. Dan di mulai dari postingan ini. Ini adalah tugas kuliah, sertifikasi II. Tugas waktu UAS, disuruh dosen untuk buat essay dengan tema Kerukunan yang Kudambakan. Daripada tugasnya cuma disimpan di laptop lebih baik di posting disini, buat menuh-menuhin :p ini karya sendiri. Ini pertama kali buat essay. alhamdulilah. Semoga ketagihan.Hihi
Well. Selamat menyusuri kata-kata saya. Yang sudah baca terimakasih! :)


Friday, July 11, 2014 No komentar
Newer Posts
Older Posts

About me


Halooo! Aku Rani~ Blog ini hanya berisikan cerita sehari-hari, ambil yang baik-baiknya aja yaaa, karenaa... .

“We write to taste life twice, in the moment and in retropect.” Anais Nin

:)

Follow Me

Blog Archive

  • ►  2023 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2020 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  August (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2019 (1)
    • ►  August (1)
  • ►  2018 (13)
    • ►  September (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2017 (29)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  June (8)
    • ►  April (2)
    • ►  March (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2016 (16)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (4)
    • ►  February (1)
    • ►  January (3)
  • ►  2015 (16)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  June (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
  • ▼  2014 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ▼  July (3)
      • Tiga Hal Yang Ditunggu Di Bulan Juli 2014
      • Berdiri Dalam Hercules, Berlari Mengejar Bus
      • Kerukunan Dalam Perbedaan
    • ►  April (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (14)
    • ►  December (1)
    • ►  August (6)
    • ►  July (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
    • ►  February (2)

Popular Posts

  • Bahasa Jawa Dalam Percakapan
    Saya bukan orang yang pintar berbahasa jawa. Saya lagi belajar, memperlancar. Postingan berbau bahasa jawa ini saya ambil dari ucapan seh...
  • Kulo Dereng Saget
    Dulu, beberapa kali bapak pernah bilang “sekarang kalo ngomong pake bahasa jawa. Masak orang jawa nggak bisa bahasa jawa. Masak tingga...
  • Hadapi Skripsi
    Jadi, beberapa hari yang lalu ibu cerita kalau anak temannya ibu lagi punya masalah terkait skripsi. Anaknya cewek, nangis terus, emosian,...
  • SINAU JOWO: BERBAUR DENGAN BAHASA JAWA
    Halo... Sudah lama aku pengen nulis tentang bahasa jawa yang sekarang lebih sering ku gunakan, mau tidak mau, suka tidak suka, karena terk...
  • My Chinese Name
    Ni hao ma? Wo de ming zi shi rani. Apa kabar? :) nama saya adalah rani . Hallo, di atas adalah contoh bahasa mandarin, hasil belajar bah...
Powered by Blogger.

Created with by ThemeXpose