instagram twitter
  • Home
  • Thoughts
  • Hobby
    • Books
    • Experience
    • Traveling
  • About
  • Contact
  • Creations

Rani Wijaya

“We write to taste life twice, in the moment and in retrospect.” ― Anaïs Nin

Satu bulan dari 2017 bakal berlalu, gak berasa udah selama itu pula free dari kegiatan kampus. Udah sering bolak balik jogja-purworejo karena ke-free-an ini.

Dulu, waktu kegiatan kampus masih padat-padatnya cuma bisa pulang ke purworejo saat ada libur seenggaknya dua hari. Misal sabtu minggu libur jadi dari jumat siang atau sorenya pulang trus minggu sorenya udah balik lagi ke kampus.

Sekarang berhubung udah libur alias kegiatan teori kampus sudah selesai, yang ada adalah kebalikannya. Lama di purworejonya dan ke jogja kalau ada kegiatan yg mengharuskan diri ini ke sana. Kalau kegiatannya di atas jam 10 biasanya bakal ke jogja di hari H kegiatan dan balik ke purworejo lagi 2 hari berikutnya.

Setidaknya itu yang saya rencanain tiap balik ke jogja hihi.

Di liburan selepas kuliah teori profesi ini terasa banget selonya, terasa banget dulu sibuknya kayak apa dan sekarang free nya kayak apa sampe bingung mau ngapain aja di liburan ini.

Dulu pulang kuliah sore, tidur sebentar, mandi, ngerjain tugas sampe ngelembur, tidur, trus jam 7 pagi udah sampai kampus lagi. Begitu seterusnya selama satu semester.

Sekarang dsaat liburan, nonton tv nggak ada yg bagus, nonton drama korea entah kenapa ngerasa bosen, bikin catetan buat pkpa besok rasanya masih ada yg kurang. Fyuuuh..huhu kesannya seperti mengingkan hari yg sibuk tapi begitu sibuk menginginkan hari libur. Fufufu namanya manusia.

Kayak malem ini, ngantuk belum tapi gamau tidur kemaleman. Mencoba ngelanjutin drakor doctor tapi berakhir di kata bosen, ganti drakor kim book joo dan berakhir di setengah episode. Akhirnya memutuskan untuk mematikan laptop dan rebahan di kasur.

Memutar otak apa yang pengen banget dilakuin sampe akhirnya ditulislah catatan ini hehe. Mencoba meruntut kegiatan liburan yg udah sebulan ini.

Ternyata seperti di atas, membutuhkan kegiatan selain liburan di liburan kali ini. Wanna give me an idea? Hehe

Goodnight! 
Tuesday, January 31, 2017 No komentar


Tantangan kali ini bertemakan 5 fakta yang berlawanan dengan 5 opini orang lain tentang diri sendiri. Entah ini namanya Opini vs Fakta atau Opini vs pembelaan. Yang pasti tulisan ini dibuat untuk memenuhi tantangan hari ke 8 :) dan berikut pernyataan-pertanyaan yang menurut saya adalah sebuah opini :

1. Kurus
Pernyataan itu sebenarnya sering diucapkan ibu sendiri T.T tapi selalu saya jawab masih ada yang lebih kurus dari aku di kampus, karena kenyataannya memang gitu :D.
Walaupun ini mendekati kenyataan tapi tetap saja ini adalah sebuah kalimat yang mengarah ke opini. Karena kurus atau gemuknya seseorang kan relatif (ya walaupun bisa ditentuin dari indeks BMI sih) hehe. Buat saya pokoknya ketika masih ada yang kurus dari saya maka saya meyakini fakta bahwa saya tidak kurus :p

2. Alim
Buat temen SMP yang jarang ketemu mereka sering bilang kalau saya alim, kenyataannya ....nggak bener banget. Mereka sering bilang itu karena di antara mereka hanya saya yang memakai jilbab, memang bisa diterima opini mereka. Tapi kalau sudah bergaul dengan teman-teman kampus, saya jauh dari kata alim u,u

3. Nggak bisa marah
Ada juga yang bilang saya nggak bisa marah karena memang lebih sering senyum, tapi kenyataannya saya sering nangis kok. Dan itu tandanya saya lagi marah :’)

4. Pendiam
Walaupun ada benarnya tapi pada beberapa orang saya bisa jadi banyak bicara. Faktanya saya merasa banyak bicara ketika saya merasa nyaman berteman dengan seseorang dan orang itu tidak menjudge saya pendiam :)

5. Tanyakan pada Rani
Saya merasa sedih ketika ada teman yang menganjurkan bertanya pada saya tentang obat (karena dia beropini saya pasti bisa), namun saya tidak bisa memberi jawaban. Faktanya, saya tak sepintar yang kalian pikirkan dan itu membuat saya sedih. Hiks...

***
Sekian! :)
Wednesday, January 25, 2017 No komentar


Dulu jamannya SMA ada kalanya difacebook saya berkawan dengan akun yang isinya kalimat-kalimat motivasi, yang kiranya bikin semangat selalu saya tulis di sebuah notes. Ntah sekarang notesnya dimana tapi yang pasti dari beberapa kalimat motivasi yang saya tulis itu ada satu yang paling saya ingat sampai sekarang dan berhasil membuat semangat;

“Tangga bila hanya dilihat saja Anda tidak akan pernah sampai atas, tapaki satu demi satu maka Anda akan sampai ke atas”

Dan kemarin saat beres-beres, tak sengaja saya membuka skripsi saya dan membaca bagian halaman persembahan yang dulu saya susun, ketika membaca saya tiba-tiba merasa semangat. Mungkin karena ada petikan ayat quran yang saya suka sekali artinya dan juga karena tercantum keluarga dan saudara yang layak saya persembahkan. Seperti diingatkan untuk selalu semangat atas apa yang saya tulis sendiri.



Nb: Tulisan ini untuk memenuhi writer challenge #10DaysKF kampus fiksi dengan tema, tuliskan kalimat yang bisa membuatmu kuat.
Wednesday, January 25, 2017 2 komentar


Melenceng dikit, ini bukan sesuatu yang dibanggakan namun diremehkan oranglain. Tapi ini sesuatu yang saya sukai tapi diremehkan, nggak semua orang, hanya beberapa. Saya ngerti kemungkinan mereka meremehkan karena nggak tau alasannya. Tapi enggak seharusnya mereka underestimate kepada sesuatu yang biasa saja tapi mereka anggap itu nggak biasa.

Oke, postingan ini tentang kekoreaan lagi :). Kali ini mengenai ‘kok kamu suka Girls’ Generation sih Ran?’ ‘Ada juga harusnya kamu suka Suju atau boyband yang lainnya’.

Well, here’s my answer...

Yang pernah baca buku The Secret karya Rhonda Byrne pasti setuju sama konsep ‘kalo kita menginginkan suatu hal maka sering-seringlah lihat atau membayang hal yang kita inginkan tersebut’. Nah dalam kasus saya ini saya menjadikan Girls’ Generation sebagai idol yang memvisualkan apa yang saya inginkan. Yaap! Sejujurnya saya ingin memiliki tubuh seperti mereka. Langsing, putih, cantik, ramah, dan sifat menyenangankannya mereka.

Awalnya saya hanya suka lagu-lagu Girls’ Generation tanpa tau mereka ini siapa. Kemudian saya mulai mencari tahu siapa penyanyi dibalik lagu yang sering saya putar kala itu. Akhirnya mengertilah saya siapa mereka. Mereka ternyata girl band yang terdiri dari 9 orang cewek.

Kekepoan saya terhadap mereka berlanjut sampai dengan mendownload lagu terbaru, music video dan variety show yang mereka datangi. Hasilnya? Saya terhibur sama kekonyolan mereka. Kekompakan mereka. Keakraban yang mereka tunjukan satu sama lain dan juga saling support. Sampai saya bergumam ‘seru ya punya 8 orang teman yang saling konyol seperti itu’ dan ‘aku pengen punya BB yang ideal biar kayak mereka’ :p dan point terakhir adalah point utamanya :)

Yaa... karena saya ini termasuk orang yang memiliki BB kurang alias kurus maka saya berpikir kalau saya mau nambah BB saya mau yang sebelas duabelas sama mereka :p. Jadi ceritanya biar semangat gemukin badan biar kalo nambah BB punya bayangan nanti jadinya kayak mereka gitu :p

Alhasil saya menikmati setiap music video dan konser mereka, selain karena suka sama lagu dan kekonyolan tentu karena saya ingin seperti mereka. Mereka cewek-cewek hebat yang saya jadikan idola. Sayangnya ada teman saya yang memandang aneh dan bertanya ‘kenapa sukanya cewek? Bukan cowok?’ kesan pertanyaannya itu seperti i am not normal girl.

Rasanya pengen saya jawab “helooo... ini cuma sekedar fans ya... bukan cinta. Jangan pandang ini sebagai cewek penyuka cewek. Ini kayak cewek normal yang ngefans sama Raisa, Agnes Monica, Maudy Ayunda. Nggak masalah kan ngefans sama mereka? Tapi kenapa trus mentang-mentang saya ngefansnya sama penyanyi korea cewek dipandang seperti nggak normal? Apa karena mereka terkesan lebih dari Raisa, Agnes Monica, Maudy Ayunda maka bisa di judge diberi pandangan dengan mengerutkan kening?”

Pengen deh jawab gitu, tapi karena nggak mau jadi berdebat panjang yang saya tau nggak semua orang mau mengakui kekeliruannya setelah dijelaskan maka biasa saya jawab singkat, tapi lebih terkesan keberatan “kenapa? Nggak boleh? Aku pengen kayak mereka”

Well, hemmm, buat jawab ini butuh kesabaran tingkat tinggi sejujurnya. Karena kesan mereka bertanya sudah membuat saya malas menjawab. Saya males sama orang yang dari awal sudah underestimate.

Beda kalo mereka tanyanya santai, tidak terkesan menjudge, maka saya pun biasa menjelaskan dengan gamblang alasan saya suka mereka. Dan mereka mengangguk memahami. Gimana pun saya suka lihat artis korea itu karena untuk mengingatkan diri untuk merawat diri baik dalam hal kecantikan maupun dalam kesehatan. Bukan seperti yang orang-yang-mengerutkan-alis pikirkan.

Sampai saat ini untuk urusan memperbaiki diri (baca: mempercantik) yang menurut saya kurang saya memang menghadap korea, karena memang sudah naluri cewek, siapa sih cewek yang nggak mau tampil cantik? Intinya (kalo saya) kalau bisa ditiru bagus-bagusnya ya diikuti saja tapi kalo yang tidak sesuai dan tidak mungkin dilakukan ya cukup untuk hiburan saja.

*** 

Sekarang, bukan pertanyaan ‘mengapa girlband? Bukan boyband lagi?’ yang diajukan ke saya tapi ‘kok kamu bisa gambar alis?’ dan saya jawab dengan bangga ‘iya dong kan sering lihat artis korea’ :p hihi

Monday, January 23, 2017 No komentar


Buat tantangan kali ini rasanya mikir keras film apa yang paling berkesan ._. karena udah lama banget nggak nonton film, kalopun ingat film yang dulu yang pernah ditonton rasanya gak ada yang paling berkesan karena ceritanya. Semua biasa aja. Bagus, ya bagus semua. Suka, ya suka semua. Masih inget jalan ceritanya? Ya sebagian :p

Sebagai penyuka drama korea, begitu tau ada tantangan ‘tulis 5 film yang paling berkesan’ yang muncul di otak adalah drama korea ini, ini, dan ini. Soal film bener-bener harus mikir keras dan sampai hari tulisan ini disusun masih nggak ada film yang berkesan (berdasarkan cerita). Jadi untuk melunasi tantangan ini yang bahkan telat sehari, saya putuskan untuk menceritakan film yang berkesan bukan karena jalan ceritanya namun berdasarkan cerita mengapa atau bagaimana saya bisa menonton film itu.

1. Rumah Pondok Indah
Ini film pertama yang saya tonton di bioskop saat di Jogja. Merupakan film horor. Asli film horor yang seharusnya tanpa ada bumbu-bumbu model perempuan seksi yang beberapa tahun belakangan menjadi point film horor. RPI ini, Masih dengan judul yang masuk akal, membuat penasaran, Ada-apa-dengan-Rumah-Pondok-Indah? karena sebagaimana kita ketahui bersama beberapa film horor belakangan ini dari judulnya saja mengundang tawa, membuat mengernyitkan alis dan menghilangkan esensi film yang seharusnya menakutkan.

Untungnya, dulu saya sempat menonton horor yang masuk akal di bioskop karena khas membuat bulu kuduk merinding ketakutan. Nonton RPI ini berkesan karena nontonnya waktu SMP awal-awal, bareng teman-teman se geng. Nontonnya pun dibioskop lawas, bioskop mataram, dan itulah yang menambah film ini berkesan, tidak di mall-mall seperti sekarang.

Sedang sekarang bioskop mataram hanyalah sekedar nama, tak digunakan lagi, karena semakin menjamurnya bioskop mewah yaitu bioskop jaringan 21. Kunjungan menonton RPI, membuat saya datang ke Bioskop mataram untuk yang pertama dan terakhir kalinya. Karena tidak lama setelah itu, bioskop di mall mulai muncul dan semakin tertinggallah bioskop macam bioskop mataram.

2. Tanda Tanya (?)
Sederhana. Berkesannya film ini sederhana sekali, karena nonton film ini berawal dari iseng-iseng berhadiah. Yap! Berkesannya film ini karena bisa nonton gratis :p waktu itu, 2011, saya berhasil menangin voucher nonton film Tanda Tanya lewat radio dengan cara mengajukan pertanyaan kepada Hanung Bramantyo yang saat itu sedang diwawancarai on-air disebuah radio. Cara mengajukan pertanyaanya pun hanya melalui komen di facebook. Saat itu kalau tidak salah saya menanyainya dengan “apakah ada hambatan saat proses syuting berlangsung? Dan apakah hambatan itu sempat membuat Hanung berpikir untuk melanjutkan atau tidak?”

Setelah pertanyaan saya diajukan, sayapun tertidur. Nggak ada pikiran bakal menang walaupun sedikit berharap. Bangun-bangun saat online facebook kembali saya mendapat notifikasi bila saya mendapatkan 2 voucher. Yeaaaah.

Karena waktu pemutaran film yang dimaksud ternyata hari itu juga selepas magrib maka saya putuskan untuk mengajak si adek aja, adit. Toh dia belum pernah ke bioskop, mumpung gratis juga. Kalau nggak gratis mungkin mbaknya ini nggak pernah ngajakin dia nonton haha.

Setelah dibujuk dengan alasan ‘ayo dit kamu belum pernah nontonkan? Masalah cerita belakangan, yang penting kamu ke bioskop’ akhirnya dia mau. Maklumlah waktu itu adit masih kelas 8, jadi belum ada alasan dia buat ke bioskop.  So jadilah saya dan adit berangkat ke bioskop 21.

Soal cerita film, saya nggak begitu ingat. Intinya ini film menceritakan tentang agama. Intinya toleransi.

Di akhir pemutaran film ini, saya baru sadar ternyata ada pemainnya yang nonton juga. Jadi pemutaran film itu seperti premierenya. Tapi saya nggak tau haha. Waktu itu salah satu pemeran cowok yang datang. Kalau bukan Reza Rahadian, Agus Kuncoro, Rio Dewanto, ya Hengky Solaiman. Tapi kayaknya bukan Reza Rahardian (karena kalo ini nggak bakal saya ngelewatin). Saya nggak begitu ingat, saat itu banyak penonton yang minta berfoto bersama. Saya cuma bisa lihatin karena hp tak mendukung untuk berfoto ._. akhirnya disaat beberapa orang meminta untuk berfoto bersama, saya sama si adek langsung berjalan keluar bioskop. Seakan berkata ‘cuma mereka, sering kok lihat di tv’ padahal klo sekarang mau banget deh foto sama Reza Rahadian, Agus Kuncoro dan Rio Dewanto.

3. My sister’s keeper
My sister’s keeper ini salah satu film yang saya tonton melalui penyewaan VCD dan itu berkesan. Yap! Jaman dulu waktu masih SMP seringnya nonton film barat lewat penyewaan VCD. Dulu tiap sabtu minggu, ketika ditinggal bapak ibu mudik, saya dan mbak sering untuk meminjam film. Kita nontonnya saat malam hari. Banyak sekali film yang dulu sudah ditonton. Tapi paling ingat sama judul yang satu ini, pun dengan jalan ceritanya.

Film ini cerita sedih dalam suatu keluarga. Film ini menceritakan tentang keluarga yang memutuskan untuk menambah anak (kedua) dengan maksud bila sang anak sudah besar kelak bisa dikorbankan untuk menyembuhkan kakaknya yang terkena kanker. Si adek yang dilahirkan dengan maksud tertentu ini nantinya akan ‘dipaksa’ untuk menyumbangkan sum-sum tulangnya untuk sang kakak. Ketika sang adek sudah semakin besar (walaupun sebenernya masih kecil), akhirnya dia tau maksud dia dilahirkan. Diapun akhirnya mencari bantuan ke pengacara untuk mengkasuskan ibundanya. Tidak terima dengan ketidakadilannya.

Masih banyak film lain yang bagus dan juga berkesan dari jasa penyewaan VCD kala itu, tapi rasanya my sister’s keeper bisa mewakili yang paling berkesan.

Btw, ngomongin tentang penyewaan VCD, jadi inget beberapa tahun yang lalu. Saat film belum bertebaran di warnet. Penyewaan VCD menjadi pilihan saat kantong tak memungkinkan untuk datang ke bioskop.


Kalau untuk sekarang, orang pasti lebih memilih untuk datang ke warnet untuk mendapatkan film daripada menyewa VCD. Secara sekali ke warnet bisa dapat film banyak sekaligus biaya yang terjangkau plus tak dibatasi waktu, kan?
Monday, January 23, 2017 No komentar
Newer Posts
Older Posts

About me


Halooo! Aku Rani~ Blog ini hanya berisikan cerita sehari-hari, ambil yang baik-baiknya aja yaaa, karenaa... .

“We write to taste life twice, in the moment and in retropect.” Anais Nin

:)

Follow Me

Blog Archive

  • ►  2023 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2020 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  August (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2019 (1)
    • ►  August (1)
  • ►  2018 (13)
    • ►  September (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ▼  2017 (29)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  June (8)
    • ►  April (2)
    • ►  March (5)
    • ▼  January (9)
      • Short Story Of The Day: What Should I Do?
      • Writer Challenge Day 8: Fakta atau Pembelaan ?
      • Writer Challenge Day 7: My Favorite
      • Writer Challenge Day 6: Here's The Reason
      • Writer Challenge Day 5: Tentang Film
      • Writer Challenge Day 4: Tentang Dia
      • Writer Challenge Day 3: Hal Yang Ingin Di Capai
      • Writer Challenge Day 2: Tentang Penyebab Histeris
      • Writing Challenge: Tentang Yang Kudambakan
  • ►  2016 (16)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (4)
    • ►  February (1)
    • ►  January (3)
  • ►  2015 (16)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  June (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
  • ►  2014 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  April (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (14)
    • ►  December (1)
    • ►  August (6)
    • ►  July (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
    • ►  February (2)

Popular Posts

  • Bahasa Jawa Dalam Percakapan
    Saya bukan orang yang pintar berbahasa jawa. Saya lagi belajar, memperlancar. Postingan berbau bahasa jawa ini saya ambil dari ucapan seh...
  • Kulo Dereng Saget
    Dulu, beberapa kali bapak pernah bilang “sekarang kalo ngomong pake bahasa jawa. Masak orang jawa nggak bisa bahasa jawa. Masak tingga...
  • My Chinese Name
    Ni hao ma? Wo de ming zi shi rani. Apa kabar? :) nama saya adalah rani . Hallo, di atas adalah contoh bahasa mandarin, hasil belajar bah...
  • SINAU JOWO: BERBAUR DENGAN BAHASA JAWA
    Halo... Sudah lama aku pengen nulis tentang bahasa jawa yang sekarang lebih sering ku gunakan, mau tidak mau, suka tidak suka, karena terk...
  • Suspended Twitter
    Akun sosial media ter-suspend lagi itu rasanya AWWW banget. Setelah sebelumnya instagram yang baru beberapa hari dibikin ter-suspend, s...
Powered by Blogger.

Created with by ThemeXpose