instagram twitter
  • Home
  • Thoughts
  • Hobby
    • Books
    • Experience
    • Traveling
  • About
  • Contact
  • Creations

Rani Wijaya

“We write to taste life twice, in the moment and in retrospect.” ― Anaïs Nin

Bagaimanapun perencanaan manusia, Tuhan juga lah penentunya.

Oke, pembuka diatas cocok sekali dengan keriwehan ku saat mudik kemarin huhu. Sudah merencanakan pulang dengan keluarga besar mertua dari jauh-jauh hari tapi apalah daya, semua berakhir dengan mudik sendiri tanpa ditemani keluarga suami. Termasuk tanpa suami.

Setelah berbagai planning yang direncanakan gagal disusul planning lain yang juga berakhir gagal, Alhamdulillah ada planning dadakan yang langsung di Acc oleh pihak yang membantu, alias saudara sepupu. Alias nebeng mudik bareng saudara 😂

Asli, ada aja hambatan-hambatan yang menyebabkan planning-planning gagal. Mulai dari rencana mudik tanggal 23 ternyata mama mertua yang harus stok opname ditanggal tersebut, lalu di majukan tanggal 19 ternyata suami ga boleh cuti karna banyaknya kerjaan akhir tahun, mama pun juga masih tidak bisa meninggalkan pekerjaannya, ditambah lagi orang yang akan menyupiri masih cedera tangan setelah kecelakaan di minggu2 sebelumnya.

Akhirnya mundur lagi tanggal 23 sesuai rencana awal mengikuti jadwal cuti bersama, tapi tanpa mama. Hanya aku, suami dan orang yang akan menyupiri. Persiapan sudah 70% karna mobil sudah oke, supirpun oke, dana sudah diperhitungkan. Tapi tepat seminggu sebelum hari H kabar melalui whatsapp pun datang.

Suami mengirimin screenshoot surat edaran gubernur bahwa pegawai pemda tidak boleh pergi keluar kota saat cuti bersama. Hiks. Mencoba melobi dengan alasan nganter istri yang hamil pun tetap tidak boleh. Alhasil harus putar otak saat itu juga. Sedih, tapi daripada dipakai menangis karna terancam gagal mudik aku harus cari jalan keluar karna bagaimanapun aku harus tetap mudik di bulan desember sebelum perutku ini semakin besar yang mana makin tidak nyaman ketika harus bepergian jauh-jauh.

Alhasil, satu-satunya yang terpikir adalah dengan menebeng saudara sepupu yang juga akan mudik di tanggal 19. Sepupu mengacc untuk sekalian mengangkutku setelah kujelaskan adanya surat edaran yang membuat rencanaku gagal. Alhamdulillah masih tersedia satu kursi untuk kutumpangi di mobil sepupu.

Berhubung planning itu dadakan, aku hanya punya waktu dua hari untuk packing pakaian dan segala jenis barang yang akan kubawa mudik. Alhamdulillah semua berjalan lancar sampai hari keberangkatan hingga tiba di kota kelahiranku ini.

Walopun tidak swab secara langsung, insyaallah aku merasa aman untuk mudik, karna 2 hari setelah aku mudik, suami yang nun jauh disana melakukan swab dan hasilnya negatif. Tapi walaupun begitu aku tetap karantina menunggu 14 hari sebelum memeriksakan kandunganku ke puskesmas. Aku tidak ingin oranglain cemas dengan kedatangan pasien dari luar kota.

Kepada Mas Cacak dan keluarga selaku sepupu yang sudah mengacc ku untuk menumpang saat mudik, ku ucapkan terimakasih yang tak terhingga. Tanpa tumpangan hari itu, mungkin aku batal mudik dibulan Desember. Hikss. Semoga kita semua selalu dalam kondisi sehat, panjang umur dan terhindar dari corona. Amin
Tuesday, December 29, 2020 No komentar

Sebagai orang yang sebenarnya suka berada ditengah perkumpulan walaupun tak banyak bicara, aku sedih melewatkan moment kumpul keluarga kemarin tapi tetap ku akui aku merasa bersyukur bapak melarangku ikut kumpul tanpa perlu aku cerita bahwa akupun sebenarnya sedikit ragu kumpul di tengah pandemi begini, karena posisiku sedang hamil. 

Sesuai saran bapak, aku cukup duduk diteras rumah saja, ga usah ikut kumpul diwarung.

"Dah kamu duduk teras aja, kan kelihatan orang rame-rame diwarung"

Alhasil, selama acara kumpul dan bebakaran kemarin aku duduk diteras rumah. Menyaksikan keramaian yang ada di warung samping rumah,  ditemani hp dan adek yang sesekali mondar mandir.

Selain si adek, bapak pun memfasilitasiku dengan mengambilkan siomay. Jadi aku benar-benar hanya perlu diteras. Bapak is my everything ♥ terasa sekali bapak benar-benar menjagaku dengan kehamilanku ini.

Semoga tidak ada yang salah paham dengan lihat keberadaanku (diteras) namun tidak ikut kumpul. Karena aku tau penerapan 3M tidak dapat diterapkan saat kumpul. Aku hanya berikhtiar menjaga apa yang sudah seharusnya aku jaga. Karena bumil merupakan salah satu orang dengan comorbid.

Tapikan ada beberapa lansia juga. Bukankah mereka termasuk comorbid?

Em,

Banyak yang pengen aku jelaskan secara gamblang alasanku agar tidak ada yang menganggapku ansos. Atau terlalu berjaga-jaga. But, aku harap mereka paham tanpa perlu aku jelaskan. Semoga sama seperti bapak, tanpa perlu bercerita mereka paham bahwa bumil harus benar-benar menjaga diri ditengah pandemi seperti ini.

Selama di Bogor pun aku selalu diingatkan mama mertua untuk menerapkan 3M. Memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

Karna ada nyawa yang butuh ikhtiarku untuk tetap sehat dan baik-baik saja. Nyawa dan  harapan 2 keluarga. Semoga kita selalu terhindar dari Covid dan dapat bertahan melewati pandemi ini. Amin

Monday, December 28, 2020 No komentar
Jadi ibu itu luar biasa hebat ya ternyata...
Setelah menikah baru aku sadari perjuangan seorang ibu itu luar biasa hebat.
Seharian berkutat dirumah bagi ibu rumah tangga, beres-beres rumah, masak, nyetrika, nyuci dll

Kalo pun ibu yang berkarir diluar tetap hebat juga luar biasa, setelah sibuk bekerja di kantor pulang kerumah masih harus mengurus rumah tangga nya. Beres-beres, menyiapkan makanan atau melayani anak dan suami.

Ah sungguh, rasanya diri ini malu sekali flashback mengingat ibu yang selalu menyiapkan makanan dan sibuk dengan pekerjaan rumah yang rasanya tidak habis-habis.

Apalah aku yang kala itu tidak menyadari perjuangan dan pengorbanan ibu. Membantu ketika disuruh, itupun sesekali dengan drama keluhan atau iri dengan mbak/adek. "Kok aku terus yg disuruh?" "Aku udah ngerjain itu tadi"

Ah, maluu..
Kini setelah menikah aku merasakan sendiri tidak mudah menjadi ibu. Pengorbanan kerja keras ibu menyiapkan kebutuhan anak dan suami sungguh terasa melelahkan ketika dibayangkan.

Aku belum tentu sanggup diposisi itu tapi aku tau aku harus mempersiapkan diri mulai dari sekarang.

Ibu, berumurlah panjang... Sehat selalu
Izinkan aku membawa jalan-jalan ibu dan bapak ke tempat rekreasi, mungkin tidak jauh tapi setidaknya dapat melepas penat yang ibu rasakan ketika berkutat dengan pekerjaan rumah.

Ya Allah, restui hamba menyenangkan ibu dan bapak ya Allah. Berilah hamba rizki ya Allah, baik materi, waktu, kesehatan dan kesempatan. Amin ya Allah.
Tuesday, August 04, 2020 No komentar
Pada akhirnya, bapak adalah bapak.
Yang akan selalu menjaga dan memikirkan anak perempuannya ketika mulai didekati cowok.

Tak peduli sedekat atau sejauh apapun hubungan bapak dengan putrinya.


Monday, June 22, 2020 No komentar
"Ga usah bunga deh, barang aja yang bermanfaat" requestku pada teman-teman ketika sedang membicarakan kado pendadaran.

Waktu ngomong kayak gitu posisiku belum pernah dikasih bunga, juga sepenilaianku, kado bunga itu semacam sia-sia, karna ga awet kaaan? Aku sih mikirnya gitu. Beberapa hari akan layu lalu berakhir di tempat sampah. Sayang aja, mending dibeliin yang lain yang awet dan bermanfaat.

Lalu sampailah aku mendapatkan jadwal pendadaran dan mikir... ga pengen bunga tapi kalo habis pendadaran terus foto-foto tanpa bunga kok kayak ada yang kurang ya? Aduh aduh gimana, tapi klo request minta bunga sayang aja karna awet cuma seminggu doang :(

Tapi Alhamdulillah galau kado pendadaran teratasi dengan adanya usaha buket bunga dari kain jilbab! :) Jadi, bentuk bunganya dapet dan barang bermanfaatnya dapet!!

Buket bunga jilbab adalah bisnis kecil-kecilan dari teman satu tingkat diatasku. Dia ini menjual hijab yang dibentuk sebagai buket bunga, jadi worth it banget buat foto.

Alhasil aku request sama temanku buat dikado buket bunga hijab aja dan Alhamdulillah dipenuhi sama mereka :) jadi ga tengsi-tengsi bangetlah ya foto pendadarannya nanti, karna tetep pegang buket bungaaaa.


//
Btw, difoto pendadaran itu aku tetep pegang buket bunga asli kan ya? Ternyata oh ternyata waktu aku keluar dari ruang pendadaran saat itu sudah ada dua temanku yang lain membawa kado buket bunga asli! Dan itu cantik!!

Dan saat itu juga aku menyadari  kalo dikado bunga asli itu bikin seneeeng yaa. Cantiknya bunga yang biasa aku lihat jadi cantik luar biasa. Haha. Parah ya? Padahal sebelum aku pendadaranpun aku sudah bolak balik ke toko bunga buat beli bunga untuk kado temen yang pendadaran lebih awal dariku.

Walopun menurutku bunga memang cantik tapi buat dikado bunga juga aku seperti "hmmn ya mending kado yang lain aja sih" tapi ternyata begitu di surprise kado bunga aku klepek klepek juga haha.



Nah sepulang dari kampus saat itu, bunga-bunga kado pendadaran aku foto-fotoin. Aku fotoin banyak kaliii. Aku foto dari banyak angle. So beautiful!! Cantik bangeeet!
Rasanya bunga-bunga ini harus diabadikan di foto, supaya awet.

Akupun menyadari ternyata aku suka sekali memfoto-foto bunga, sejak saat itu bahkan sebelum bunga pendadaran pun aku sempat memfoto bunga dan hasilnya cantik banget. Ternyata bunga pendadaran menyadarkanku bahwa aku memang ada ketertarikan dengan memfoto bunga.

Alhasil sampai sekarang aku punya banyak foto bunga, aku suka memfoto dari angle yang dekat. Setiap ada bunga yang tumbuh dirumah pasti aku foto berkali-kali. Bahkan ketika melihat timeline instagram ada postingan buket bunga bakal aku simpan atau aku screenshoot buat disimpan dimemory hp untuk dijadikan wallpaper.

Ntah kenapa aku suka suka sekali dengan hasil foto bunga yang bagus, seperti ada kepuasaan sendiri dengan menghasilkan foto bunga yang fokus dan cantik. Baik untuk diposting di instagram maupun di jadikan wallpaper hp atau laptop.

Btw, wallpaper hp ku sekarang adalah bunga yang pertama kali aku foto. Bunga ini aku petik di pinggiran sawah dan kali saat main di rumah mbah. Kala itu siang-siang aku iseng petik satu bunga dan aku foto menggunakan hp mbak. Hasilnya... Selalu aku kagumi sampai sekarang

No filter No edit

 Love it so mucchhh

Buatku, cantik banget banget banget!! Perpaduan bunga yang cantik, kamera yang bagus dan tentu angle yang pas membuat bunga menonjolkan keindahannya. 

Im fallin in love with flower photography. Like i'm the professional photographer!! :)

Dan inilah foto-foto bunga yang aku sukain.




















Hope this inner beauty of flowers into to your heart. Its beautiful as you see, isn't it? 
Wednesday, June 03, 2020 No komentar
Tiap tidur disuatu tempat, rumah siapapun pasti selalu ada pikiran ini rumahnya tahan gempa ga ya? Kalo mau lari gampang ga ya? Kunci pintu depan nya seperti apa? Mudah dibuka ga ya?

Pikiran-pikiran tersebut nampaknya hasil trauma akibat gempa Jogja 27 Mei 2007 silam. Rasa takut yang menimbulkan kewaspadaan dimanapun aku berada.

Aku masih duduk dibangku kelas tujuh. aku ingat betul saat itu jam 6 kurang, aku tengah mandi bersiap untuk sekolah, ketika tiba-tiba getaran kuat menggetarkan lantai kamar mandi yang aku pijak. Gerakan itu menyamping kiri kanan. Aku jelas tidak tau kalo getaran itu dinamakan gempa, yang jelas aku kaget, ini kenapaa?

"Gempaaaa!! Gempaaa!!" Ibu yang berada di dapur tengah memasak berteriak kencang sekali.

"Keluar ranii!! Keluaaar semua!! Gempaaaa!!"

Seketika itu juga aku panik, aku keluar dengan handuk yang melilit tubuhku. Aku bersyukur aku bisa keluar lari dari kamar mandi tanpa terpeleset, tanpa kesulitan buka pintu dan tentu dengan handuk yang menutup tubuhku.

Ibu, mb, adik dan aku berhasil keluar dengan selamat, begitupun dengan tetangga-tetangga. Alhamdulillah bangunan tampak kokoh, tidak ada yang roboh dan tidak ada korban jiwa di komplek saat itu.

Sesaat setelah keluar, mata semua orang tertuju ke arah selatan. Menunjuk Gunung Merapi sebagai penyebab gempa kala itu, karena memang beberapa hari sebelumnya Merapi menunjukkan tanda-tanda erupsi.

Setelah getaran mereda, bergegas ibu dan aku masuk kembali kerumah. Aku dengan cepat memakai baju, sementara ibu mematikan kompor dan mengecek keadaan dirumah

Setelah memastikan semua baik-baik saja, ibu dan kita semua kembali keluar rumah. Dengan getaran yang lebih ringan, namun tetap dapat dirasakan gempa terus menggetarkan jogja kala itu. Tiap lima menit gempa masih terasa. Menambah rasa takut terlebih kaki rasanya sudah gemetar sendiri akibat ketakutan.

Ibu memutuskan untuk mengisi pulsa hp untuk menghubungi bapak yang kala itu ada di Purworejo. Kulihat juga saat itu ibu berjaga-jaga dengan mengantongi beberapa uang bilamana terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Semua orang kala itu duduk dijalan depan rumah. Jalan beraspal. Terlalu takut untuk kembali masuk rumah depan gempa yang masih saja menggetarkan. Saat duduk-duduk itu, dari arah timur datang seseorang yang mengendarai motor dengan kencang yang kutau saudara tetangga. Dia datang mengarah ke arah kita dengan berteriak kencang.

"AIR AIR!! AIR LAUT NAIK!!"

Dan taukah kalian apa yang kemudian terjadi?

Ya! Semua takut. Semua kalang kabut. Semua langsung sibuk sendiri dengan berusah menyelamatkan diri, menyalakan kendaraan motornya lalu melarikan diri kearah utara, yang lebih tinggi. Termasuk aku dan keluarga. 

Saat itu aku berusaha menyelamatkan diri dengan ikut tumpangan tetangga naik motor. Kita boncengan berlima, yang ikut kala itu hanya aku dan adikku yang besar.

Sedang ibu, mb dan adik kecil berlarian mencari tumpangan mobil. Kita terpisah. Semua kendaraan bermotor kala itu menuju utara, menuju Kalasan. Macet dimana-dimana. Semua orang nampak ketakutan, begitupun dengan aku.

Ketakutan semua orang itu bukan tanpa alasan, walaupun kalo dipikir-pikir sekarang adalah hal yang konyol air laut dari pantai selatan bisa naik sampai komplek rumah kala itu, apalagi sampai Kalasan yang notabene sudah lebih tinggi daerahnya (kecuali kiamat). Yang aku pahami, ketakutan itu bisa berefek sedemikian besar dan luas adalah karena kejadian Tsunami di Aceh 2004 silam. 

Yang ada dibenak banyak orang pasti air laut yang akan datang secara tiba-tiba dan dahsyat seperti Tsunami. Tidak terpikir akan jarak yang begitu jauh dari pantai, bayangan bencana tsunami aceh 2004 pasti memenuhi benak mereka. Termasuk aku tentunya.

Setelah muter-muter tanpa arah saat itu akhirnya kami memutuskan pulang kembali ke rumah. Hanya ada beberapa orang yang memutuskan tetap tinggal dirumah, sedangkan sebagian besar kabur menyelamatkan diri. Saat itu rumah ditinggal begitu saja, tanpa ditutup apalagi dikunci. Bersyukur aku tinggal dikomplek perumahan jadi aman tidak ada barang yang hilang.

Sempat terpisah dengan ibu, akhirnya ketika memutuskan pulang kerumah ibupun tak lama setelah itu kembali kerumah. Ibu bercerita kalo ibu mencari tumpangan mobil dan ada yang bersedia menerimanya.

Hari-hari selanjutnya setidaknya tujuh hari dari gempa pertama di hari sabtu itu orang sekitar rumah pada tidur diluar, diteras. Bahkan malam pertama setelah gempa besar kita semua tidur dijalan beraspal. Bener-bener dijalan. Beratap langit malam. Saking takutnya.

Aku kedalam rumah saat itu seperlunya saja. Mandipun sesingkat singkatnya. Tata urutan mandi pun berubah semenjak gempa, yaitu sebelum lepas baju pasti sikat gigi dan cuci muka, lepas baju hanya ketika akan sabunan. Jadi berusaha sesingkat mungkin dalam keadaan tanpa baju karena takut akan kemungkinan-kemungkinan yang masih bisa terjadi.

Seminggu tidur diluar rumah menyebabkan pipi ku bengkak sebelah kala itu, ntah apa hubungannya. Yang pasti ketika sudah mulai tidur didalam rumah, pipi bengkakku berangsur-angur kempes.

Hingga saat ini, Mei 2020, kejadian gempa di Jogja yang berpusatkan di Bantul kala itu masih membekas. Terutama setiap tanggal 27 Mei, video-video atau foto-foto saat bencana melanda muncul di sosial media mengingkatkan betapa ngeri nya kejadian saat itu. Banyak korban jiwa yang tewas. Banyak rumah yang roboh dan banyak rumah yang rata dengan tanah.

Alhamdulillah, Allah lindungi dan panjangkan umur hamba dan orang-orang yang ku sayang.

Tiga belas taun sudah berlalu, semoga cukup sudah merasakan gempa seperti itu. Semoga selalu dihindarkan dan diselamatkan dari bencana alam oleh Nya. Amin.

Stay safe everyone!
Tuesday, June 02, 2020 No komentar
Selamat Idul Fitri bagi semua yang merayakannyaa! Semoga kita kembali fitrah ya. Semoga Allah menerima amal ibadah kita semua, amin.

Lebaran tahun ini sepertinya semua serempak tidak beli baju baru, tidak mudik dan sungkemnya melalui online yaa?

Orang-orang bersuka cita mengupload screenshoot hasil videocall dengan semua keluarga yang seharusnya bisa dikunjungi. Begitupun dengan aku.
Antara senang-senang sedih dan lucu-lucu sedih!  

Senang karena walopun jauh tetap bisa tatap muka online secara live.
Lucu karena melihat kakek nenek akhirnya merasakan kecanggihan teknologi dengan video call.
Sedih karena tidak bisa mudik dan menyadari bapak ibu nampak sudah lebih tua :(

Kemarin bukan pertama kalinya aku videocall dengan ibu, hanya saja memang pertama kalinya video call satu layar penuh hanya dengan bapak ibu. Selama ini bila videocall selalu berempat. Ibu, mb, adik, dan aku. Jadi suasananya rame, ga ada kesempatan buat mellow.

Nah kemarin berhubung mama bapak mertua mau ngucapin selamat lebaran akhirnya mau ga mau video call bapak ibu tanpa mb dan adik.
Aku tau bakal ada moment nangis. Tapi tidak bisa dihindari. Kalo bisa ku urungkan pasti ku urungkan utuk videocall secara personal tapi nggak mungkin.

Akhirnya, yaa kejadian :') nangis waktu videocall bapak ibu. Awalnya biasa saja, akhirnya mewek juga dan nggak kuat buat ngobrol lebih lama. Jujur, yang membuatku menangis adalah saat melihat bapak ibu nampak lebih tua. Aku ga kuat, aku langsung membayangkan saat aku masih disana, saat masih satu rumah dengan bapak ibu dan adek. 

Terlebih waktu lihat ibu juga nangis. Sedih. Lalu akhirnya memutuskan buat menyudahi videocallnya secepatnya karena ku tak sanggup. 

Di akhir videocall aku bilang,
"Ibu jangan nangis, jangan capek-capek. Semoga sebelum akhir tahun aku udah bisa mudik. Nanti videocall lagi ya bareng mb dan adek"

:')

Siangnya kita beneran kembali videocall, dengan formasi lengkap. Saling menanyakan kabar dan sungkem online. Ga ada isak tangis kayak tadi, diungkitpun tidak. Karena gamaumau lagi "menaruh bawang" dimata kita :')


-------------------

"Ya Allah, ampunilah seluruh dosa-dosaku dan dosa kedua orang tuaku. Baik ibu maupun bapakku, sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku di waktu kecil."

-----------------

Mohon maaf lahir dan batin Semuanya! 
Tuesday, May 26, 2020 No komentar
Udah sebulan ini pake aplikasi Gramedia Digital di Hp buat baca-baca novel ataupun buku yang ga sempat terbeli tapi pengen dan penasaran sama buku-buku itu. Alhamdulillah, puas bangeeet!

Aku sering lihat selebgram atau akun-akun media sosial yang aku follow memposting buku-buku bagus yang 'wajib' dibaca. Rasanya, pengeeen seketika itu juga baca tapi apa daya uang terbatas, hiks.

Banyak sih buku bajakan, tapi Alhamdulillah ga tergiur.

Semakin kesini semakin sadar buat gamau merugikan orang, toh juga kualitas kertas dan penampilan buku bajakan itu jelek. Kertasnya buram dan sering copot, belum kalo tulisannya ga jelas. Rasanya ga worth it buat dikoleksi.

Begitu juga dengan ebook atau enovel yang sempat diperjualbelikan di instagram dengan harga super murah. Rp 20.000 per tiga buku.
Walaupun kualitasnya asli tapi semakin sadar juga buat gamau ngecurangin penulis dengan beli yang bajakan.

Dulu sempet beli 2 kali enovel di akun instagram karena seneng bisa beli buku bacaan 'ori' dengan harga terjangkau, tapi lama kelamaan mikir kok ini novel asli tapi murah yaa?

Akhirnya memutuskan buat stop beli enovel. Lalu, mulai sibuk cari-cari novel lama yang belum sempat dibaca.

Hingga akhirnya bulan lalu, April 2020, ada sebuah postingan yang lewat di timeline twitter yang isinya kurang lebih, "Pada tau ga sih kalo cukup bayar 89.000 perbulan bisa baca buku sepuasnya di aplikasi Gramedia Digital?"

Kekepoan dan antusiasku seketika meningkat saat itu juga, ku baca reply-replyan dipostingan itu dan ternyata aku malah menemukan sesuatu yang lebih menaikkan antuasiasku!!

Ada yang komen, "bahkan cukup bayar 18.000 perbulan bisa lhooo! Karena satu akun bisa untuk 5 devices"

What! What! Buru-buru ku klik tweet komen itu dan kulihat banyak yang menawarkan diri untuk saling join, minimal lima orang untuk saling patungan.

"Aku mau juga dong kalo masih bisa" Ketik ku

Ga lama setelah itu ada yang DM minta nomer WhatsApp, besok paginya saat ngecek WhatsApp ada undangan grup untuk melanjutkan join aplikasi Gramedia Digital.

Alhamdulillah, ada satu orang yang baik hati rela mengkoordinir buat bikin akun dahulu dan bayar-bayar :)) seneng bangeeet dong akhirnya bisa baca buku original dari gramedia dengan harga muraaaah! Cukup 18ribu perbulan :)

Memang tidak semua buku bisa diunduh buat dibaca tapi sebagian besar bisa kok. Terutama buku terbitan Gramedia Pustaka Utama. Kalo buku yang lain tetap harus bayar lagi.

Tampilan utama begitu buka aplikasinya


Saat pertama kali login, tampilan utamanya berupa majalah-majalah,  rasanya lihat berbagai majalah bikin kalap dan seneng.

Wah! ada majalah Nova
Wah! ada tabloid masak-masakan
Wah! ada tabloid bisnis
Wah! ada tabloid desain rumah,
Bahkan ada majalah Bobo!

Aku coba unduh Bobo yang gratis dan violaaa! Bisa dibaca :')

Lalu aku coba cari novel milik selebgram yang beberapa bulan lalu launching, Alhamdulillah ada dan bisa diunduh!

Maka, jadilah dia novel pertama yang aku nikmatin di aplikasi Gramedia ini. Novel itu berhasil aku tamatin dalam waktu dua hari saja~ lalu novel berikutnya jatuh ke Kim Ji Yeong 1982

Seneng bangeeet sih waktu lihat novel Kim Ji Yeong bisa diunduh gratis!! Secara novel itu sudah difilmkan dan aku pernah baca review orang katanya film itu wajib untuk ditonton. So, tanpa pikir panjang aku unduh novel Kim ji Yeong dan mulai baca.

Walopun termasuk lama aku membacanya tapi berhasil juga untuk menamatkan novel tersebut. Mungkin next aku bakal review novel itu yaa. Sekarang aku lagi baca buku Filosofi Teras yang juga katanya wajib dibaca.

Alhamdulillah, Filosofi Teras pun bisa diunduh gratis. Seneng seneng seneng terus rasanya tiap tau buku yang pengen dibaca bisa diunduh tanpa bayar lagii. 

Terimakasih sekali Gramedia dan orang-orang yang saling join untuk menikmati baca buku berkualitas nan original nan murah ini. Ku harap seterusnya kita sepakat buat selalu langganan 18ribu per bulan.

Ku harap juga, orang-orang yang pengen baca buku original, berkualitas, dan murah segera bisa menemukan Aplikasi Gramedia Digital sebagai solusi yaa!

Ohiya.
Fyi, ketika masa aktif berlangganan habis otomatis buku yang sudah diunduh tidak bisa dibaca lagi ya, pun juga dengan menyimpan pdf nya di memory hp, tidak bisa. Karena bahkan di screenshot covernya pun tidak bisa, aplikasi ini memang dirancang sedemikian rupa untuk meminimalisir tindakan curang oknum.

Jadi, yuk mari kita dukung penulis-penulis dengan membaca produk yang original dari sumber origonal juga:)

Thursday, May 21, 2020 No komentar
Selepas bangun tidur setelah subuh tadi aku meniatkan untuk melakukan kegiatan pertamaku dihalaman rumah. Biasanya begitu bangun aku bakal cuci-cuci piring yang numpuk di zink tapi entah kenapa waktu masih ngulet-ngulet di kasur, memikirkan kegiatan pertama adalah cuci piring yang mana berati di dalam rumah (lagi) kok rasanya bosaaaan bangeeet.

Seperti perlu udara baru, yang sejuk, akhirnya aku memutuskan buat keluar rumah selepas bangun tadi. Aku ingat rumput-rumput liar diantara rumput gajah dihalaman rumah sudah mulai tumbuh dan mengganggu pemandangan, jadi kuputuskan kegiatan pertamaku di pagi hari ini adalah mencabutin rumput liaaar!

Walaupun sudah lumayan panas tapi tetap kupaksakan untuk duduk diatas bangku kecil yang kuletakkan di atas rerumputan dan mulai mencabut rumput-rumput liar!

Sebenarnya aku senang sekali dengan kegiatan diluar rumah yang mana bisa memandangi alam hijau-hijau, tapi akhir-akhir ini aku jarang keluar rumah. Ntah rasanya ada aja yang dikerjain di dalam rumah, padahal yaa aku butuh bangeeet udara segar.

Mungkin, karena di teras belum ada kursi buat santai-santai duduk di depan (ok ini curhat :p) jadi seperti ga ada alasan atau aktivitas selain cabutin rumput.

Kembali ke aktivitas tadi pagi,

Hasil cabut-cabut rumput liarku lumayan banyak juga dan lumayan lama juga, 30 menitan. Untuk ukuran sudah ada terik matahari itu lumayan lama lhoo ehehe.

Alhamdulillah, kegiatan pertamaku dihari ini lumayan membuatku segar. Lihat yang hijau-hijau selalu mengademkan mata, walaupun baru sebatas rumput gajah tapi aku bersyukur.

Ada beberapa tanaman yang sedang ku tunggu hasilnya, aku menanamnya dari mulai biji. Tanaman itu adalah bunga matahari, bunga tapak dara, cabe rawit, dan tomat.

Tanaman-tanaman itu belum ada sebulan, jadi perkembangan untuk diceritakan belum terlalu banyak. Next time bisa aku posting kalo perkembangannya sudah signifikan sejak ditanam.

Hari ini cukup sekian dulu, sepertinya besok pagi ingin mengawali hari dengan cabut rumbut lagi atau apapun itu yang berhubungan dengan ngerapiin halaman dengan si hijau-hijauuu!

Friday, May 08, 2020 No komentar
Sebenernya aku nggak begitu doyan buah naga. Cuman, karena aku niatin banget buat konsumsi rutin jadi ku paksakan diriku untuk doyan.

Kenapa dipaksa kan? Karena menurut artikel yang ku baca saat itu, buah naga kaya akan antioksidan sehingga sangat bagus untuk tubuh yang mana dulu aku mikirnya badan ini terlalu banyak menghirup asap kendaraan bermotor, jadi perlu makanan sehat yang mengandung antioksidan untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan.

Lalu jatuhlah pilihan ke buah naga.
Sudah lama pengen nyoba buah naga tapi belum dapat alasan yang bener2 ngedorong buat nyobain, alhasil ketika sudah dapat alasan dan saat mampir ke warung jus aku pilih jus buah naga, for the first timeee! Rasanya? Not badlah, tapi ya not so good juga.

Besoknya ketika aku beli buah naga utuh dan ku cicipi irisannya ternyata aku kurang begitu suka. Kurang manis kalo menurutku. Jadi aku mencoba mencari cara lain untuk tetap ku konsumsi dengan hati senang dan rasa enak.

Pernah ku campur mayonaise ku jadikan salad. Enak, ada rasa asem kecut2nya. Juga pernah aku coba blender jadikan jus tanpa tambahan madu, dengan tambahan madu dan/atau dengan tambahan perasan lemon. 

Dan yang paling enak menurutku adalah dibuat jus dengan pemanis madu dan sedikit perasan lemon. Rasanya manis dan segaaar! Manis dari rasa buah naga dan madunya sedangkan segar dari perasan lemonnya.

Btw, lemon bisa digantikan dengan jeruk nipis yaa. Atau tanpa perasan jeruk nipis/lemon pun juga bisa. Selama ditambah pemanis madu atau gula sedikit. Sesuai selera sih yaa. Kalo diaku perlu banget tambahan madu.

Alhamdulillah sekarang aku udah rutin tiap pagi, 30menit-1jam, sebelum sarapan. Kalo kelewatan minum rasanya sayangg. Tapi pasti ada 1-2 hari kelewatan, manusiawi.

Menurutku, yang paling penting adalah kesadaran untuk hidup sehat itu sudah tertanam. Jadi kita bakal selalu mengusahakan yang terbaik untuk tubuh kita.

Niat awalku minum jus buah naga untuk memenuhi antioksidan di dalam tubuh supaya badan sehat, dan aman. Udah itu aja, eh ternyata aku malah dapat bonus tak terduga, Alhamdulillah.

Bonus itu adalah kulit wajah yang bersih, warna merata dan bekas jerawat pudar alias menuju hilang!

Senangnyaa!
Jujur, jadi tambah semangat lho aku mengkonsumsinya :)

Nah kalo kalian gimana?
Perubahan yang paling kerasa dari kebiasaan hidup sehat kalian apa?

Semoga kita sehat selalu yaa, amin! :)
Wednesday, April 08, 2020 No komentar
Ngomongin tentang hidup sehat, ada satu kebiasaan yang sudah aku lakukan dari semenjak nikah sampai hari ini yang tanpa di duga sebegitu besar dampaknya buat kesehatanku, terutama kulit wajahku.

Dan kebiasaan itu adalah minum jus buah naga setiap hari 30 menit - 1 jam sebelum sarapan.

Kurang lebih sudah lima bulan dari aku menikah dan itu berati cuma lima bulan dari kebiasaan rutinku konsumsi jus buah naga untuk menghasilkan kulit wajahku yang seperti sekarang,

"Meling-meling" kata teman kerja ku dulu.

Sebenernya beberapa hari sebelum temanku berkomentar seperti itu aku sudah membatin sendiri dalam hati setiap ngaca, bukan bermaksud GR ato apanih, cuman tiap ngaca jujur aku amazed sendiri dengan kulit wajah ku.

Hanya dipolesi dengan sunscreen dan bedak, kok bisa ya sebagus ini?

Padahal sudah berhenti pakai masker, serum dan toner tapi makin kesini kok makin bagus kulit wajahku?

Kira-kira begitulah aku membatin sendiri.

Lambat laun, akhirnya aku sadar perubahan itu karena kebiasaanku konsumsi jus buah naga sebelum sarapan.

Sehingga ketika temanku berkomentar wajahku "glowing" aku senang bukan kepalaaaang! Haha.

"Kirain mba rani pake primer ato apa gituuu" ujarnya.

Belum cukup sampai disitu, kemarin adik-adik iparku pun bilang wajahku bersih.

Hihi, padahal jujur awal aku ketemu mereka wajahku banyaak dengan bekas jerawat dan beberapa jerawat masih tersisa.

Sekarang, alhamdulillah dengan bangga dan sangat ku rekomendasikan ke setiap orang untuk minum jus buah naga sebelum sarapan pagi bagi setiap orang yang bilang wajahku bersih.

Kalopun pengen memulai rutinitas tapi nggak doyan buah naga bisa kok diganti dengan buah yang lain, asal konsumsinya 30menit-1jam sebelum sarapan yaa!

Supaya penyerapannya nutrisi buahnya optimal dan ga bikin perih di lambung karna 30 menit - 1 jam setelahnya diisi dengan makanan.

Ok

Selamat mencobaa bagi yang ingin membuktikan!

Ingat, dengarkan tubuh masing-masing ya untuk memulai rutinitas hidup sehat yaa!
Monday, April 06, 2020 No komentar
Newer Posts
Older Posts

About me


Halooo! Aku Rani~ Blog ini hanya berisikan cerita sehari-hari, ambil yang baik-baiknya aja yaaa, karenaa... .

“We write to taste life twice, in the moment and in retropect.” Anais Nin

:)

Follow Me

Blog Archive

  • ►  2023 (1)
    • ►  April (1)
  • ▼  2020 (11)
    • ▼  December (2)
      • Planning Mudik yang Berulang Kali Gagal
      • 2 Nyawa dan Banyak Harapan yang Ingin Ku Jaga
    • ►  August (1)
      • IBU
    • ►  June (3)
      • Bapak dan Bapak Mertua
      • Bunga, Bunga... I Love You~
      • Gempa Jogja 27 Mei 2007
    • ►  May (3)
      • Lebaran Online
      • Gramedia Digital Penyelamatku
      • Early Activity's: Cabut Rumput Liar Di Halaman
    • ►  April (2)
      • Alasanku Konsumsi Buah Naga
      • Buah Naga Should Be My Favorite!
  • ►  2019 (1)
    • ►  August (1)
  • ►  2018 (13)
    • ►  September (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ►  2017 (29)
    • ►  December (1)
    • ►  November (1)
    • ►  September (2)
    • ►  August (1)
    • ►  June (8)
    • ►  April (2)
    • ►  March (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2016 (16)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (4)
    • ►  February (1)
    • ►  January (3)
  • ►  2015 (16)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  June (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
  • ►  2014 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  April (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (14)
    • ►  December (1)
    • ►  August (6)
    • ►  July (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
    • ►  February (2)

Popular Posts

  • Bahasa Jawa Dalam Percakapan
    Saya bukan orang yang pintar berbahasa jawa. Saya lagi belajar, memperlancar. Postingan berbau bahasa jawa ini saya ambil dari ucapan seh...
  • Kulo Dereng Saget
    Dulu, beberapa kali bapak pernah bilang “sekarang kalo ngomong pake bahasa jawa. Masak orang jawa nggak bisa bahasa jawa. Masak tingga...
  • Hadapi Skripsi
    Jadi, beberapa hari yang lalu ibu cerita kalau anak temannya ibu lagi punya masalah terkait skripsi. Anaknya cewek, nangis terus, emosian,...
  • SINAU JOWO: BERBAUR DENGAN BAHASA JAWA
    Halo... Sudah lama aku pengen nulis tentang bahasa jawa yang sekarang lebih sering ku gunakan, mau tidak mau, suka tidak suka, karena terk...
  • My Chinese Name
    Ni hao ma? Wo de ming zi shi rani. Apa kabar? :) nama saya adalah rani . Hallo, di atas adalah contoh bahasa mandarin, hasil belajar bah...
Powered by Blogger.

Created with by ThemeXpose