instagram twitter
  • Home
  • Thoughts
  • Hobby
    • Books
    • Experience
    • Traveling
  • About
  • Contact
  • Creations

Rani Wijaya

“We write to taste life twice, in the moment and in retrospect.” ― Anaïs Nin

Ternyata, setiap orang/kerjaan memang punya problematika sendiri-sendiri.

Percaya, Allah selalu memberi yang terbaik buat kita walaupun kadang kita kecewa, bertanya-tanya mengapa begini? Mengapa begitu?

Sesebalnya kita terhadap target/harapan yang tak berjalan sesuai keinginan kita, sempatkan barang sekali/dua kali untuk berpikir positif bahwa ada berita lebih baik menanti di depan sana.

Semangaaat teman-temankuuu!

Tuesday, December 12, 2017 No komentar
Di sebuah lesehan, ketika berjumpa setelah sekian lama terpisah aktivitas, seorang kawan baik ku berkata, "Ran, kamu kalo aaaaaa pasti cantik"

Seorang adek ketemu besar memasuki kos ku dan memerhatikan ku saat aku berdandan. Tak lama kemudian dia berkata, "Mbak Ran, kalo Mbak Ran bbbbbb pasti cantik lho"

Lagi, seorang adek ketemu besar memasuki kos ku dan tiba-tiba berujar "Mbak, coba mbak tu cccccc pasti cantik"

Semua ucapan mereka ku tanggapi dengan senyum meringgis, ketawa heheh, dan pura-pura sedih "ya gimana dong? Huhu"

Mereka yang berucap aaaaaa, bbbbbb, cccccc adalah cewek-cewek. Dan yang mereka maksud adalah soooo physically. Tapi aku tau niat mereka baik. Karna tanpa mereka ucapkan pun sebenernya ketiga hal itu memang sudah menjadi perhatianku untuk ku urus, bukan agar cantik tapi lebih ke sewajarnya aja. Sayangnya usaha ku itu tak berhasil sampai sekarang. Jadi buatku, aku cukup kebal untuk menerima request2 untuk begini begitu.

Saran mereka ini enggak membuatku sedih karena (mungkin) bagi mereka aku ga cantik. Karna cantik bukan berati mengikuti apa semua kata orang di luar sana.

Cantik ya cantik. Cantik bisa dilihat dari banyak sudut pandang. Ga harus mengubah ini itu dulu buat jadi cantik.

Polesan make up memang membuat cantik, tapi tampil dengan bare face bukan berati gak cantik dong?

Request - request mereka membuatku bertanya "begitukah definisi cantik menurut cewek-cewek?"

But,

No body perfect, kan?

Mungkin kalo aaaaa, bbbbb, ccccc langsung terpenuhi di diriku bisa jadi malah menjadi bumerang buat ku, menjadikan ku seseorang yang berbangga diri yang tak seharusnya, dan kemungkinan-kemungkinan lainnya.

Yakin aja semua tercipta begini oleh Nya adanya pasti ada maksud dan hikmahnya


Monday, November 20, 2017 No komentar
Rasanya pembukaan CPNS tahun ini adalah keberuntungan buat aku dan tentu teman-teman seangkatan yang notabene sudah lulus S1 dan menunggu untuk di sumpah sebagai apoteker. Mengingat pembukaan cpns terakhir ada di tahun 2014 dan sekarang kita yang lagi gencar-gencarnya saling membagikan info lowongan terbaru, mengikuti jobfair, dan tentu mengapply lamaran, jadi adanya pembukaan cpns ini sangat mumpuni.

Info pembukaan CPNS ini pertama aku dapat dari grup WA kelas, saat itu ada pembukaan dari Badan Narkotik Nasional dan Kementrian Hukum dan HAM. Setelah ku buka file pdf nya, Info penerimaan CPNS saat itu ku anggap angin lalu karena tidak ada posisi untuk Apoteker, yang ada hanya S1 Farmasi. Beberapa hari berlalu sampai akhirnya aku main ke kos Oci. Disana Oci bilang dia habis nemenin Opi buat kartu keterangan domisili. Kartu itu nantinya mau dipake buat daftar cpns di kemenkumham. Akupun cuma manggut-manggut berkata ‘wah pada daftar ya. Kok aku belum kepikiran ya’

Selang beberapa hari kemudian, waktu pulang ke Purworejo Nina main ke rumah, minta film korea, disitu dia bilang mau daftar cpns kemenkumham. Setauku kualifikasi buat bidan nggak ada, trus dia pake ijazah apa dong?
“aku pake ijazah SMA Ran. Ada Farmasi kan disana? Daftar aja Ran. Ayo....”

Nah, mulai dari sini deh aku kepikiran buat ikutan daftar. Nina aja rela pake ijazah SMA nya padahal dia Bidan, harusnya aku fine-fine aja dong pake ijazah S1 ku?

Baru deh sepulangnya Nina, aku langsung buka lagi pdf yang ada di Hp. Baca-baca syaratnya yang ternyata mudah. Hanya perlu mengupload dokumen tanpa mengirim berkas. Dokumen yang di upload pun juga mudah, hanya Ijazah, Transkrip, KTP, Foto, Surat Pernyataan, Surat dan Lamaran. 

Mengurus semua dokumen itu nggak ada kendala sebenernya, cuma sempet bingung dan galau. Bingung gimana cara nyatuin transkrip nilai yang jumlahnya ada 4 lembar sedangkan file yang harus di upload berupa satu image JPG (rar nggak bisa). Setelah nyoba-nyoba berbagai cara akhirnya berhasil terpecahkan melalui aplikasi photoscape!! Buat yang lagi bingung gimana nyatuinnya dan kebetulan nemu postingan ini, kalian cuma perlu pilih menu gabung di photoscape. Nanti bisa pilih mau digabung secara vertikal, horisontal atau silang. Baiknya silang ya, karena lebih mudah dibaca. Jangan lupa mengatur ukuran file, untuk cpns kemarin ukuran maksimalnya 300 kb. Hasil akhirnya memang nggak begitu jelas, perlu diperbesar untuk bisa membacanya. Jadi sebisa mungkin mengatur ukurannya diatur sedemikian rupa untuk mendekati 300 mb. Biar nggak parah-parah banget buremnya.

Selain sempat bingung masalah nyatuin foto itu, aku juga sempat galau mau ngurus surat keterangan domisili enggak. Secara domisili, 1 tahun belakangan, memang aku lebih sering di Jogja, tapi 2 bulan kemarin aku lebih sering di Purworejo mengingat udah nggak ada kegiatan kuliah. Jadi rasanya aneh mau ngurus surat domisili. Surat keterangan domisili ini fungsinya menggantikan KTP yang nantinya berpengaruh buat menentukan lokasi tes selanjutnya. Kalau aku mengurus surat ket. domisili Jogja lokasi tes ku akan berada di Jogja. Sedangkan kalau aku menggunakan KTP Purworejo lokasi tes ku akan berada di Semarang. Galau.... karena Jogja lebih dekat Purworejo daripada Semarang. Bakal menguras waktu, tenaga dan biaya kalau tes di Semarang. Sedangkan kalau mau mengurus surat ket. Domisili syaratnya cukup ribet. Harus minta surat pengantar dari Pak RT, RW, perlu fotocopi KK ibu kos, dan tentu perlu mengurus ke kelurahan. Mengingat waktu pendaftaran yang sudah mepet akhirnya aku memutuskan untuk tetap menggunakan KTP Purworejo saja saat mendaftar. Sekalian jalan-jalan ke Semarang, pikirku.

        Untuk mengupload dokumen saat pendaftaran ketelitian sangat-sangat perlu diperhatikan. Karena beberapa pendaftar sempat salah upload dokumen, misal harusnya upload ijazah tapi file yang di upoad adalah pas foto, hal itu berakibat fatal karena begitu salah upload satu dokumen tidak bisa diganti lagi dengan dokumen yang lain. Untuk masalah salah meng-upload alhamdulilah aku yakin tidak ada kekeliruan. Hanya saja selama menunggu pengumuman seleksi administrasi, aku sempat deg-degan takut nggak lolos. Karena ada beberapa typo disurat lamaran yang aku buat. Tapi alhamdulilah ternyata itu nggak ngaruh. Aku lolos di tahap administrasi. Cukup senang mengetahui bisa mengikuti tahap Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) :)

            Dan benar saja untuk tes SKD ini aku kebagian di Semarang. Setelah dinyatakan lolos administrasi pendaftar diminta untuk mengambil jadwal ujian SKD. Sistemnya online juga. Jadi siapa lebih dulu mengambil nomor ujian maka dia akan mendapat jadwal ujian di awal, begitu sebaliknya. Karena sistemnya siapa cepat dia dapat di awal, maka aku memutuskan buat ambil nomor ujian di hari akhir pengambilan nomor. Niatku pengen dapat jadwal akhir karena kesempatan belajar jadi lebih banyak. Tapi sayangnya web/sistem untuk mengambil nomor ujian itu error, saking banyaknya pengakses yang ingin membukanya. Jadi akhirnya sistem pembagian jadwal pun diubah. Jadwal ujian ditentukan dari pusat, tidak lagi siapa cepat dia dapat di awal. Dari waktu ujian yang diberikan (senin-sabtu) alhamdulilah aku kebagian hari Kamis di jam 15.00 jadi ada kesempatan buat belajar lebih dan tentu jadi ke semarangnya bisa di laju dari rumah :D

            Untuk mempersiapkan SKD ini aku kembali membaca pelajaran sejarah, pancasila, undang-undang dan lain-lainnya. Rasanya seperti kembali duduk dibangku sekolah mempelajari semua itu :D . Baca-baca kembali tentang sejarah rasanya jadi penasaran sama Indonesia masa lalu. Berandai-andai, kalau simbah masih hidup mungkin bisa mengulik dari cerita simbah. Pertanyaan macam ‘kenapa ya dulu nggak nanya ke simbah tentang masalalu waktu masih sekolah?’ muncul di benak hihi. Akupun jadi tau urutan penjajahan di Indonesia. Dari penjajahan Jepang lanjut janji kemerdekaan oleh jepang lalu indonesia merdeka lalu penjajahan belanda lalu terjadinya berbagai perundingan dengan belanda lalu... masih banyak lagi :D bahkan menghafal isi undang-undang. Biasa menghafal obat kini menghafal undang-undang :D ternyata begini perjuangan menjadi abdi negara.

Untuk ujian SKD ini terdiri dari Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), Tes Intelegensia Umum (TIU), Tes Karakteristik Pribadi (TKP). Untuk masing-masing bab itu ada nilai minimal yang harus dipenuhi untuk bisa lanjut ke tes selanjutnya. Untuk TWK nilai minimal 75, TIU minimal 80, TKP 143. Nilai-nilai itu akan langsung kita ketahui begitu menyelesaikan tes SKD karena sistem seleksinya sudah menggunakan CAT (Computer Assisted Test). Apakah nilai kita memenuhi nilai minimal atau tidak. Tapii... kalaupun nilai minimal SKD dapat kita lampaui belum tentu kita bisa lolos di tahap selanjutnya karena tentu banyak pendaftar yang juga memenuhi nilai minimal SKD tersebut. Jadi kita perlu menunggu hasil rangking secara nasional. Nilai-nilai peserta SKD yang memenuhi nantinya akan di rangking secara nasional dan akan diambil dari rangking yang tertinggi sesuai jumlah yang diperlukan yaitu 3 kali formasi yang dibutuhkan. Misal nih posisi yang aku daftar kemaren butuh 13 formasi, jadi dari rangking nasional hasil SKD akan diambil 39 orang untuk mengikuti tes tahap selanjutnya. Untuk kasusku kemarin total nilai ku adalah 328 dengan rincian TWK (75) TIU (95) TKP (158), nilai itu memenuhi untuk bisa ikut tahap tes selanjutnya tapi belum pasti bisa ikut karena perlu dirangking secara nasional. Apakah termasuk dalam daftar 39 besar atau tidak. Faktanya nilai itu masuk di rangking 900an loh hihi. Jauh dari rangking 39. Walaupun gagal buat ikut tes tahap selanjutnya tapi setidaknya cukup puas bisa memenuhi nilai minimal SKD. Jadi tidak langsung mengecewakan bapak dan diri sendiri begitu nilai keluar saat mengakhiri tes SKD mengingat perjalanan Purworejo-Semarang yang aku (& bapak) tempuh dalam sehari, dan itu sangat melelahkan. Setidaknya ada kabar baik yang bisa aku kasih ke bapak begitu keluar tes SKD, nilai ku memenuhi ambang batas.

Untuk posisi yang aku lamar (Pemeriksa Merek Pertama) kemaren yang dibutuhkan ada sebanyak 15 formasi. Dua untuk kategori cumlaude dan 13 untuk formasi umum. Sedangkan peserta yang lolos administrasi dan berhak mengikuti SKD untuk posisi tersebut ada 12560 peserta. Kebayang banyaknya kan? Dari peserta sebanyak itu yang berhasil memenuhi nilai minimal SKD hanya 453 untuk kategori cumlaude dan 1480 untuk kategori formasi umum. Kebayang betapa SKD sangat menggugurkan banyak peserta kan?

Nah dari peserta sebanyak 453 dan 1480 itulah hasil SKD di rangking. Untuk kategori cumlaude peserta yang masuk rangking 6 besar berhak mengikuti tes selanjutnya di Jakarta, yaitu Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) sedang untuk kategori formasi umum peserta yang masuk rangking 39 besarlah yang berhak mengikuti SKB. Aku sendiri ada di rangking 918. Sangat jauh dari rangking 39 besar hihi. Tapi nggak papa, aku cukup puas dengan pengalaman pertama mengikuti cpns ini. Setidaknya aku mempunyai gambaran berapa jumlah peserta, sistem seleksinya, tipe soal dan usaha yang harus ditingkatkan.

Sebagai gambaran berapa sih target nilai aman untuk lolos sampai tahap SKB berikut aku kasih daftar nilai mereka yang lolos SKB untuk posisi Pemeriksa Merek Pertama. 
Daftar nilai kategori cumlaude yang berhak ikut SKB

Daftar nilai kategori formasi umum yang berhak ikut SKB
Yang masuk di rangking nilai 39 besar adalah mereka yang memiliki kirasan nilai 375-410 dari nilai total 500. Its really-really surprised me! Tinggi-tinggi sekali. Tapi, nilai itu nggak selalu jadi patokan lho ya karena kirasan nilai bisa jadi lebih rendah atau tinggi tergantung peserta dan jumlah formasi yang dibutuhkan. Untuk sistem penilaian sendiri TWK ada 35 soal, jawaban benar akan diberi nilai 5 dan jawaban salah mendapatkan nilai 0. Begitu juga untuk TIU, namun jumlah soal TIU lebih sedikit yaitu 30. Berbeda dengan TKP, disetiap pilihan jawaban ada nilainya yaitu 1-5. Untuk soal TKP ada 35. Jadi total skor penuh yang bisa di dapati untuk SKD adalah 500. Untuk soal TWK kemaren cukup sulit (ini mah aku yang kurang belajar), ada beberapa soal TIU yang panjangnya minta ampun, dan soal TKP yang perlu dibaca berulang-ulang untuk memastikan memilih jawaban dengan skor tertinggi. Intinya sih banyakin latihan soal dan banyak doa. Dan yang pasti jangan sampe berbuat curang, karna pasti ketauan oleh panitia:)

okelah, sekian cerita menjajal cpns pertama kali ini.
Panjang juga ya ternyata? (Padahal masih ada bagian yang pengen diceritain) Haha

Selamat berjuang pejuang cpns 2017 periode 1 maupun periode 2, yang kemungkinan bakal ada periode selanjutnya sampe tahun 2018 mendatang (berharapnya gitu). Semoga ceritaku ini bisa memberi gambaran ya.

Semangatttt.
Friday, September 22, 2017 1 komentar
Seumur-umur tinggal di purworejo (padahal 2 tahun juga belum, :p) kayaknya aku belum pernah masuk ke puskesmas purworejo. Bukan pengen nyobain masuk karena pengen sakit, bukan. Tapi karena latar belakang profesiku (kelak), keinginan buat tau suasana fasilitas kesehatan jadi semakin tinggi. Semenjak pindah purworejo jadi pengen 'berkunjung' ke RSUD Purworejo, puskesmasnya, dan apotek-apotek disana. Walaupun sudah bisa ditebak, suasananya nggak beda jauh sama pelayanan kesehatan yang lain. Ada yang rame, ada yang sepi. Tapi seenggaknya bisa buat bahan perbandingan antara faskes yang pernah ku kunjungi dengan yang di Purworejo ini. Juga sebenernya buat jaga-jaga aja siapa tau pas 'berkunjung' ada lowongan :D

Kesempatan 'berkunjung' ke RSUD Purworejo sudah kesampaian beberapa bulan yang lalu, sewaktu nengok Pakde opname. Waktu itu kesananya pagi menjelang siang, jam 10an. Kebetulan jalan untuk ke ruang rawat inap saat itu melewati poli rawat jalan, jadi kelihatan keadaan disana. Suasana di poli rawat jalan ternyata rameee bangeet. Penuh. Tapi yaaa memang seperti itulah namanya RSUD. Nggak beda jauh sama di RSUD Tugurejo, tempat PKPA.

Disana juga aku sempat lihat depo farmasi rawat inapnya (dariluar), merhatiin segala yang ada disana. Bahkan aku foto-fotoin :D. Bagus dan besar ternyata rumah sakitnya. Kata ibu RS nya ini sudah lebih besar dibanding yang dulu, banyak gedung baru. Termasuk bangsal tempat pakde opname. Terlihat juga masih ada lahan kosong di dalamnya yang masih terus di bangun. Dan memang menurut berita RSUD Purworejo ini masih terus dalam perluasan pembangunan seiring jumlah pasien yang kian banyak. Nah disinilah pointnya kedua 'berkunjung' yang aku maksud, aku jadi bisa ngira-ngira kalau dalam jangka waktu dekat bisa jadi bakal ada lowongan buat penambahan apoteker, kaaan? Ya walaupun belum tau kapan, seenggaknya aku udah bisa antisipasi. Kenyataannya nggak lama setelah itu beneran ada lowongan loh! Di butuhkan 3 apoteker. Sayangnya aku belum lulus profesi saat itu, jadi ya cuma bisa berharap dalam 1-2 tahun ini lowongan di buka lagi.

Untuk apotek, aku udah 2-3 kali ke apotek yang berbeda. Kurang lebih sama seperti apotek lain yang di jogja. Tapi menurut pengakuan bude/bulek, harga obat di Purworejo mahal. Dan memang waktu denger harganya menurutku memang lebih mahal dari yang aku tau.

Sedang untuk puskesmas, akhirnya tadi bisa 'berkunjung' dengan alasan mau buat surat keterangan sehat! :D Sebulan terakhir ini emang pengen tau puskesmas di Purworejo kayak apa. Khususnya yang deket rumah. Karena kata temen lagi mau diperbesar, mau ada rawat inapnya. Jadi ya tambah pengen tau aja, a.k.a kepo.

Puskesmasnya memang besar. Disana  tampak ruang kosong yang lagi di renovasi. Karena aku kesana jam 10 puskesmas kelihatan lebih sepi. Tapi tetep ada antrian. Baru-baru ini ada satu trik yang aku dapati setelah mengamati antrian di pendaftaran yang selalu rame. Menurutku nih ya, kalo mau periksa di tempat fasilitas kesehatan lebih baik agak siang. Jam 10 ke atas. Tapi jangan lebih dari jam 11 (udah tutup pendaftarannya). Biar ngantrinya nggak terlalu lama. Karena mau dateng pagi jam 8 apa siang, menurut pengalamanku tetep aja dapet panggilan pendaftaran di atas jam 10. Jadi mending sekalian dateng siang aja, kan waktu tunggu jadi ga selama kalo dateng pagi jam 8. 

Kok bisa dateng jam 8 tetep dapet panggilan pendaftaran jam 10an?

Fyi, jangankan jam 8, jam 7 pun bahkan jam 6 pagi, udah banyak pasien antri dibagian pendaftaran padahal pendaftaran biasa mulai dibuka antara jam 7/8. Pasien-pasien ini biasanya pasien orangtua. Kita yang muda, pasti kalah deh kalo masalah antri dari jam 6. Jadi daripada dateng jam 8/9 yang mana antrian pasti belum banyak berkurang, mending sekalian dateng jam 10an. Paling lama kita cuma perlu nunggu 15 menit atau seenggaknya nggak selama kalo antri dari jam 8.

Kembali tentang puskesmas purworejo ini, biaya buat pembuatan surat keterangan sehat ini 20.500 yang terdiri dari biaya pendaftaran 10.500 dan biaya dokter 10.000. Biaya nya cukup bikin kaget sih ya, karena di puskesmas Jogja cuma bayar 7.000 aja. Pikirku juga bakal berkisar 7.000-10.000 eh tapi ternyata 3 x dari puskesmas Jogja. Selidik punya selidik ternyata Puskesmas kota Jogja memang tergolong murah banget. Karna kalo puskesmas di Sleman biayanya 17.500. Nggak beda jauh sama yang di Purworejo. Tapi kok tetep Purworejo lebih mahal? Entahlah, sepertinya memang biaya faskes Jawa tengah lebih mahal dari DIY. 

Selain tentang biaya yang bikin agak kaget, ada cerita menarik nan nyesek yang pengen aku ceritain. Tentang pembuatan STRA ini. Jadi waktu tadi waktu dipanggil nama buat diukur tensi, perawatnya nanya mau buat STR apa? "Bidan apa perawat mb?" Hikss (Apoteker nggak ada 😫) padahal dari awal aku udah bilang mau buat STRA (Surat Tanda Registrasi Apoteker).

Gitu juga waktu mau lagi di ruang dokter, pak dokterpun tanya 'mau buat str buat bidan apa perawat mbak?)' Hikssss bahkan dokterpun bertanya itu juga. 

Nasib apoteker.

Gapapa. Nyesek + lucu sih. Positif thinking aja mungkin memang kebanyakan pasien yang minta buat STR adalah bidan dan perawat. Apotekernya langkaaa 😂

Gapapa.
Gapapa.

Semoga apoteker lambat laun semakin terkenal. ❤
Friday, September 01, 2017 No komentar
Hwaaaaaa!!!! 

Setelah ditunggu sekian lama dari postingan ini, ini, ini dan ini akhirnya kesempatan itu sampai juga!! Sampaaaai jugaaaaa!! Oke maaf tanda pentung nya jebol saking senengnya. 

Gaes,
Akhirnya ada kesempatan nonton girls' generation GRATIS. G-R-A-T-I-S. Bukan gratis karna dapet tiket gratis tapi karena memang acaranya gratis untuk umum!!! Gratis untuk umum!! 

Demi apa nggak pernah kebayang kalo SNSD bisa ditonton secara gratis. Never ever. Makanya kemaren waktu tau ada event Countdown Asian games 2018 di Jakarta yang ngundang SNSD nggak diragukan lagi aku ikut histeris. Haha. 

Beneran nih? 

Gratis nggak nih?

Langsung deh aku cari info sana-sini terutama di fans page SONE Indonesia. Sesama penggemar SNSD, histerisnya mereka menambah keinginanku buat nonton. Percaya atau enggak begitu tau ada event itu aku langsung nge wa adek yang tinggal di Bogor. Katanya jarak rumah dia ke monas 2 jam. Kalo mau deket lagi hubungi sepupu yang di Jakarta aja. Alternatif lain, ada temen di Jakarta yang bisa aku singgahi kalo aku ke Jakarta. Pokoknya malam itu aku cari info-info, semisal mau kesana nginepnya dimana dan berangkatnya naik apa. Aku juga langsung cek tiket kereta ditanggal 16/17. Totalitas lah pokoknya kemaren. Hehe.

Oya, selain acara gratis, alasan lain kenapa aku heboh pengen nonton adalah karena sudah nggak ada acara dikampus. Free. Niatnya sekalian buat refresing setelah menempuh UKAI tanggal 12 Agustus. Niatnya gitu tapi ternyata keesokan harinya dapet kabar kalo nggak semua personil dateng ke Indonesia :( mendadak nggak semangat dan nggak tertarik nonton secara aku pengen nontonnya mereka sebagai grup.



Akhirnya, sejak berita nggak semua member dateng lambat laun keinginan buat nonton sirna bahkan aku lupa kalau mereka bakal ke Jakarta haha sampai akhirnya TADI SIANG lihat iklan event Countdown Asian games 2018 di Jakarta yang aku harepin dulu.

Nama Hyoyeon dan Taeyeon SNSD di sebut di Iklan itu. Omg! Ternyata acara Countdown Asian Games 2018 disiarin di TV. Mendadak aku kembali histeris!! Tapi waktu tau tanggal dan jam tayangnya aku kembali 'hmm yah kok gitu sihhhh?'

Acara disiarin live Jumat, 18 Agustus 2017 jam 19.00. Sedangkan aku rencananya balik ke Jogja di hari Jumat itu karena Sabtu ada acara :( sedih galau ... hikss

Haruskah aku balik ke jogjanya hari Sabtu paginya aja? Tapi bakal keburu banget.
Bisa sih nonton di youtube besok2nya tapikan aku pengen dapet euforianya ditanggal segitu hikss

Kayaknya emang belum rejekiku banget buat nonton SNSD ini :( Bisa jadi ada waktu yang lebih tepat buatku buat nonton SNSD secara langsung di lain waktu.

Okelah, Keep calm and hwaitingggg!~






Tuesday, August 15, 2017 No komentar
Hallo Rani, ini kedua kalinya Rani yang dulu nulis surat untuk kamu, Rani yang sekarang. Ternyata baca surat yang ditulis dan dituju ke diri sendiri itu lucu juga. Setelah sebelumnya kamu ragu menulis surat untuk diri sendiri itu seperti apa tapi toh pada akhirnya kamu berhasil menulis untuk pertama kalinya. Dan ketika kamu membacanya beberapa bulan kemudian ternyata bikin senyum-senyum sendiri, melihat tingkah laku diri sendiri di masa lalu. Kamu pun berpikir dibaca hanya jarak bulan saja jadi geli-geli gini, gimana besok bacanya saat tahun-tahun berlalu ? :)

Sama seperti sebelumnya, disurat ini kamu bakal baca kegiatan seharian Rani yang dulu, di tanggal 17 Juni 2017.

Rencana kegiatan kamu disabtu hari ini adalah cuci baju sekeluarga. Jadi sehabis bangun tidur kamu langsung ngerendam pakaian. Niatnya nanti mau dicuci setengah jam-an lagi, tapi ternyata waktu lagi ditinggal nyapu rumah, bapak masuk kamar mandi dan dicucilah itu pakaian sama bapak ._.

Tugaspun berubah, dari nyuci pakaian menjadi nyapu halaman rumah. Karna cuci pakaian diambil alih bapak, ibu meminta kamu menyapu halaman barat rumah, yang nggak kalah menguras energi. Tapi berhubung hari ini kamu nggak puasa jadi kalau kelelahan bisa istirahat minum.

Mumpung masih pagi, jam 9 kurang 15 menit kamu pun bergegas untuk mulai menyapu. Walaupun daun kering tak sebanyak biasanya tapi kegiatan menyapu halaman rumah tetap menjadi kegiatan yang paling melelahkan. Untungnya halaman rumah teduh jadi panasnya matahari tidak terlalu mengganggu.

Setengah jam berlalu, munculah si adek, Ian. Dia memanggil sambil memberikan jempol, cengengesan dan kamupun berkata “huu bantu sini dek, kamu kan tadi juga disuruh ibu nyapu. Malah main...”

Sambil ketawa-ketawa akhirnya dia mengambil sapu lidi juga dan ikut membantu, sebentar. Karena memang sebagian besar halaman sudah kamu sapu. Seusai menyapu kamu dan Ian berusaha untuk membakar sampah kering bermodal korek gas.

“ambil lilin sana dek, panas kalo pake korek gas terus,” kata mu saat itu.

“gak usah, sini aku aja. Kamu tu yang nggak bisa. Pake daun pisang kering ini lhooo” jawab si Ian. Lama Ian mencoba tapi gagal terus, akhirnya kamu memutuskan mengambil lilin di dapur dan daun pisang yang kering yang lain. Kamupun ikut mencoba menyalakan setelah eyel-eyalan cara yang benar untuk memulai menyalakan api pada tumpukan sampah. Sampai akhirnya, “yeey aku kan yang bisa nyalain” ujar mu saat itu Ran sambil tertawa.

“ini punyaku juga nyala,” kata Ian nggak mau kalah. Haha. Duh saat-saat seperti itu adalah saat yang paling berharga bisa ketawa-ketawa sama Ian. Ejek-ejakan. Eyel-eyelan. 

Saat kamu membaca ini masihkan kamu sering eyel-eyelan dengan si Ian, Ran? Atau dia sudah sibuk sendiri dengan teman-teman yang mulai beranjak Dewasa?

Satu tumpukan sampah teratasi, masih ada dua tumpukan sampah yang harus dibakar juga. Kamu dan Ian mencoba dengan cara yang sama untuk menyalakan api, tapi gagal terus sampai akhirnya Ian nyerah dan masuk rumah. Mungkin dia lelah, karena Ian puasa. Sementara kamu masih bersikukuh untuk membakar dua tumpukan sampah sendirian. Berulang-ulang dicoba tapi nggak nyala-nyala juga. Akhirnya kamupun ikut nyerah dan masuk rumah. Lelaaah.

Di dalam rumah, ibu lagi membuat kue semprit untuk lebaran di depan TV. Seperti biasa selain menonton TV menunggu untuk mandi, kamu juga melihat ibu mengadoni bahan-bahan kue. Ian juga di depan TV, galau memikirkan ‘nanti aku naik nggak ya?’ haha :D

Oiya hari itu adalah hari penerimaan raport. Kamu diminta bapak buat mengambilkan raport Ian. Jam 2 siang. Dan ini untuk pertama kalinya kamu mengambilkan raport si adek hehe.

Waktu jam mulai menunjukan pukul 12, kamu bergegas mandi. Seusai mandi, bapak minta di keroki. Ternyata bapak masuk angin. Selesai mengerokin, kamu siap-siap untuk ke SMP nya Ian. Nyetrika baju, dandan, dan cuuus pergi.

Kamu sampai di SMP tepat waktu, karena begitu kamu parkir di depan kelas pas banget waktu bu wali kelas masuk ke ruangan. Bergegaslah kamu ikut masuk ruangan, ternyata di kelas sudah penuh bapak-ibu orangtua siswa. Dan kamupun yang paling muda,,, kkk~ ‘jadi begini toh rasanya mengambilkan raport si adek’ ujarmu dalam hati.

‘Kok ini turunnya jauh sekali ya. Naik tapi turun’ Kata Bu guru waktu kamu maju ke depan untuk mengambil raport ian.

Seusai menerima raport, kamu bergegas pulang. Sampai dirumah Ian masih tidur dan kamu sibuk dengan grup chat yang membahas laporan PKPA. Ohiya ran, liburan kali ini mungkin bisa dibilang liburan yang paling nggak tenang. Karena ditengah-tengah liburan ini kamu dan teman-teman masih harus mengurus laporan PKPA, diskusi PKPA, belajar untuk ujian kelulusan belajar untuk tes toefl. Semua dealine itu adalah minggu pertama bulan Juli, sedangkan sudah dari minggu kemaren kamu dan teman-teman sudah mudik ke kampung halaman masing-masing dan kembali ke Jogja di awal Juli. Jadi mau nggak mau, belajar dicicil dari libur puasa ini dan laporan di bahas di grup whatsapp.

Rani, untuk semua deadline kegiatan itu kamu selalu mengatakan untuk dinikmati karena liburan ini adalah liburan terakhir diperkuliahan. Tahun depan sudah nggak kuliah dan nggak bakal ada dealine kuliah semacam ini. Deadline-deadline semacam ini bakal kamu rindukan tahun depan Ran. Huhu.

Saat kamu membaca ini, sudah kah kamu lulus Ran? Gimana, rindukah kamu pada tugas-tugas semasa kuliah? Adakah pekerjaanmu sekarang menuntutmu mencari jurnal sama seperti saat kuliah? Aku harap saat kamu membaca ini, kamu mendapati pekerjaan yang kamu idam-idamkan! :)

Malam makin larut Rani, dan suratpun makin panjang saja. Untuk selanjutnya aku singkat aja Ran,,, jadi singkat cerita di sore hari itu kamu tidur sebentar lalu dibangunkan ibu untuk menyiapkan minuman untuk berbuka. Setelah berbuka seperti biasa bapak ibu Ian mengambil posisi masing-masing di depan TV. Tiduran. Ohiya Hari ini adalah hari ulang tahun bapak. Nggak ada perayaan spesial, hanya kita bertiga (Ibu, Ian dan Kamu) mengucapkan selamat dan memberi doa yang terbaik. Tak lupa, cium kening bapak.

Sisanya, kamu melewati malam ini dengan menulis surat ini, menyelesaikan tantangan menulis.

Nah, Rani yang dulu sedang menulis surat ini di dalam kamar untuk Rani yang sekarang. Kalau Rani yang sekarang sedang apa kah? Bagaimana kabar Rani sekarang? Masihkan Rani yang sekarang memikirkan seseorang disana yang beberapa bulan ada dipikiran Rani yang dulu?


Saturday, June 17, 2017 1 komentar
Mengapa pantas untuk pasangan hidup yang baik?

1.      Karena bapak ibu adalah orang baik
Setelah semua pengorbanan dan contoh baik yang bapak ibu lakukan sedari aku kecil, mana mungkin aku mengenalkan pasangan yang tidak baik yang akan menemaniku kelak?  Bagaimana mungkin bapak-ibu melepaskanku pada orang yang tidak baik? Maka, aku butuh pasangan baik yang dapat meyakinkan bapak-ibu bahwa masa depanku juga akan berjalan dengan baik.

2.      Karena aku (mencoba) baik
Pikiran ‘aku belum cukup baik’ sering muncul ketika aku menemui orang baik diluar sana, baik secara langsung maupun tidak. Aku pikir baikku belum bisa seperti baiknya mereka. Tapi juga pikiran ‘setidaknya aku tidak punya niat seperti itu’ sering muncul ketika kujumpai orang yang ku rasa tidak cukup baik. Terlepas aku baik atau tidak di mata orang dan atas apa yang sudah ku perbuat selama ini, aku menginginkan orang baik untuk menjadi pasanganku kelak. Karena dalam diriku berkata, you deserve it Rani.

3.      Untuk kehidupan yang baik
Karena setiap orang menginginkan kehidupan yang baik, begitupun dengan aku. Setidaknya dengan pasangan baik, kita mempunyai tujuan yang sama untuk dapat menjalani kehidupan dengan baik bahkan ketika ada masalah.

Friday, June 16, 2017 1 komentar
Yang pengen aku temui akhir-akhir ini?


Girls’ Generation!!      



Karena, aku ngefans...

Karena, mereka sudah lama nggak comeback ...
Karena, aku nggak pernah ketemu mereka ... 
Thursday, June 15, 2017 1 komentar
Dari sekian banyak peristiwa yang berhubungan dengan orang lain yang berakhir dengan perdebatan dalam diri “Aduh! Malu! Harusnya aku nggak usah begitu tadi!” nggak seberapa dibanding dengan kejadian satu ini. Kejadian yang berhubungan dengan ujian pra-praktek saat kuliah. Sebenernya setiap kejadian yang memalukan selalu aku atasi dengan percaya pada quote “20 tahun dari sekarang, kau akan lebih banyak kecewa akan hal-hal yang pernah tak kau lakukan, ketimbang sebuah kesalahan (memalukan) yang pernah kau lakukan.”
Tapi berbeda dengan kejadian satu ini. Kejadian ini terjadi waktu ujian pra-praktek. Waktu itu ada soal perhitungan, aku berani bilang angka yang aku hitung dari perkalian dan penjumlahan saat itu tepat. Tapi sayangnya aku nggak berani bilang kalau angka yang aku tulis dilembar jawaban adalah angka hasil perhitunganku. Ibarat aku menghitung dengan tepat penjumlahan 3 + 5 = 8 tapi yang aku tuliskan dilembar jawaban adalah 15. Kesel.
 Sisa waktu yang tersedia saat itu sudah kugunakan untuk meneliti kembali hasil kerjakanku. Tapi sayangnya sampai waktu habispun angka 15 tak berhasil menyita perhatianku untuk diganti. Sampai akhirnya ketika diluar kelas, ketika ada yang membahas hasil jawaban soal, ada yang menyebutkan angka 8, sedangkan aku mulai menyadari kesalahanku. “eh?! aku nulis 15. Aku ngitung tadi bener 8 tapi kalo nggak salah aku nulisnya 15.” “eh? Aku salah nih?”
Lama setelah ber ‘eh-eh’ ria dan menyesali, akhirnya kata “aku malu sama diriku sendiri” terucap, malu karena gagal menjawab soal sederhana yang aku paham konsepnya tapi salah saat menjawab karena kurang teliti. Uh! Malunya tuh di diri sendiri! 
Wednesday, June 14, 2017 No komentar
“Mataku jadi sembab biasanya kalau gitu. Tiap malam ngalir gitu aja. Jadi nggak fokus.
Banyak ketawanya padahal sedih rasanya”
“Iya! Ngalir gitu aja. Tapi yang pasti kalau aku jadi males ngapa-
ngapain. Nggak semangat. Pengen nangis tapi nggak bisa”
“Nyesek. Gini banget ya kehilangan yang kita sukai? ”
“Terdengar berlebihan. Tapi kenyataan”
“Haha. Badai pasti berlalu”
“eh, tapi dulu aku pernah nangis marah gitu. Parah nyeseknya.
Untuk sesuatu yang bener-bener aku sukai, yang aku jaga”
“kali ini benda?”
“iya! Bandana yang aku beli udah dari lama. Bandana favorit. Patah dan
 nggak mungkin disatuin”
“I feel you. Akupun pernah begitu. Untuk sesuatu yang hilang karena keteledoran sendiri.”
“kalo bisa diulang pasti deh sebisa mungkin aku cegah buat kehilangan itu”
“let it go, toh tidak semua sebab yang meninggalkan akibat.
Lambat laun toh kita bisa mengatasi itu?”

“favorite!”
Wednesday, June 14, 2017 No komentar
            Dibanding adik dan bapak, jujur saja aku bukan orang yang telaten mengurus binatang. Hmm, tapi itu mungkin karena binatang yang di pelihara sejauh ini adalah ayam dan burung dara. Kan, bukan aku (cewek) banget! Pernah sih pelihara ikan, tapi itu juga karena kerjaan si kecil yang suka beli ikan di sekolahnya. Bermodal uang sangu yang nggak seberapa si adik bakal pulang dengan kantong plastik berair yang ada ikannya, kecil. Peliharaannya itu nggak bakal tahan lama. Karena tiap saat dilihatin, dikasih makan trus di pegang-pegang. Bisa ditebak? Ikan itu hanya bertahan beberapa hari, mati.
Nah kalo dikasih kesempatan bebas buat memelihara lima hewan yang ada di bumi ini, aku bakal pilih elang, burung kecil yang berwarna (apaan?), beruang, kelinci, dan kanguru! Aku pilih elang karena dulu waktu kecil setiap ke kantor bapak ada elang yg dipelihara dan itu selalu menjadi daya tarik anak kecil untuk melihatnya. Termasuk aku. Untuk burung kecil yang berwarna— yang akupun tak bisa menyebutkan apa karena tak tau jenis burung, rasanya seru melihat burung warna warni di kandang yang di dalam khayalanku adalah berupa taman yang di pagari. 
Sedang untuk beruang, aku hanya membayangkan seperti di novel The Golden Compass. Beruang yang berbadan besar itu bisa menggendong kita dipundaknya dan berlari kencang. Seru!
Sementara alasan untuk memelihara kelinci dan kanguru adalah karena mereka hewan lucu dan cocok diperlihatkan pada anak kecil. Kelinci, yang akan berlarian ke arah kita ketika kita membawa  santapannya. Dan kanguru, yang bakal lompat-lompat sambil mengantongi anaknya. 
Wednesday, June 14, 2017 No komentar
Panggilanku Rani, lengkapnya Anggraeni Dwi Wijayanti. Akun sosial mediaku Rani Wijaya. Bicara panggilan, mereka yang mengabsenku dengan nama Anggraeni selalu mengerutkan kening ketika ku jelaskan panggilanku Rani. "Harusnya Raeni," kata mereka. Bicara akun media sosial, ada yang pernah mengatakan Wijaya yang ku gunakan pasti berasal dari nama Prabu Wijaya, nama pemeran di sinetron Putri Yang Ditukar —saat itu sedang hits. Kenyataannya, namaku memang ada Wijayanya. Bicara wajah, pernah ada dua orang yang memanggilku Diah dan langsung mengajakku bicara. Saat itu, giliran aku yang mengerutkan kening. Ternyata mereka mengira aku Diah, kakak kandungku. Empat setengah jam yang lalu, saat aku berburu minuman untuk berbuka, aku bertemu dosen di jalan dan beliau mengatakan, "Diah ya?" —beliau pernah mengatakan wajahku seperti Diah, kakak tingkatku. Segera ku jawab, "Bukan Bu, saya Rani".
Sunday, June 11, 2017 No komentar
Tulisan ini adalah lanjutan dari cerita edisi semarang yang telatnya pake banget. Bangetnya karena ditulis setelah meninggalkan semarang haha. Ditulis karena ada event #menulisrandom2017 :D.
Nah sebelum sebelum semakin telat, mood hilang dan kantuk menyapa, cuslah yuk menuangkan memory dalam tulisan! :D

Jadi cerita ini adalah semacam kisah sedih bahagia di Hari Minggu karena akhirnya saya dan teman-teman menyusuri wisata terkenalnya Semarang. Tepat di Hari Minggu kedua kami memutuskan untuk mengunjungi Lawangsewu, Sam Poo Kong, dan Maerokoco. Awalnya kami juga ingin ke Masjid Agung Semarang tapi berhubung google maps mengatakan kalau Masjid Agung Semarang itu jauh dari lokasi pertama kita, Lawangsewu, maka kami memutuskan mencancel agenda ke sana. Sebagai gantinya kami memilih untuk ke Maerokoco.

Kami pergi mengandalkan google maps. Perjalanan kami sepanjang hari itu alhamdulilah lancar-lancar saja, tidak ada yang terpisah jauh seperti minggu sebelumnya. Mungkin karena faktor waktu, siang hari, jadi lebih mudah untuk mengekor teman yang di depan.

Lokasi Lawangsewu nggak begitu jauh dari lokasi kos kami. Ada di perkotaan, Tugumuda. Lokasi yang mudah ditemui. Cukup banyak wisatawan yang berkunjung ke sana, menginat saat itu hari Minggu jadi cukup banyak pengunjung wisatawan. Tiket masuk kesana masih terjangkau, yaitu Rp 10.000.

Kalau dari namanya, Lawangsewu kan identik dengan kesan horor. Tapi nyatanya waktu itu nggak ada tuh kesan horornya. Mungkin karena siang kali ya juga ramai, jadi nggak terlihat kesan horornya. Yang ada malah saya excited banget bisa ke lawangsewu. Hihi

Ohiya, Lawangsewu lebih terlihat seperti bangunan lama yang terawat. Bangunan tinggi dengan pintu-pintunya yang tinggi besar dan banyak. Nggak semua bangunan kami masuki saat itu karena disalah satu bangunan kami sudah sibuk dengan foto-foto dan itu menghabiskan banyak waktu. Terlebih cuaca saat itu terik. Jadi kami hanya sekitar satu setangah sampai 2 jam disana.

FOTO

Setelah lelah berfoto-foto kami memutuskan ke tempat tujuan berikutnya, yaitu... tempat makan!! Haha. Karena jam sudah semakin siang dan perut semakin keroncongan kami memutuskan untuk cari tempat makan buat mengisi amunisi. Dan pilihan jatuh ke warung SS (nggak semarang nggak jogja pilihannya sama aja! ;p)

Setelah dirasa cukup untuk menge-cas energi, kami melaju menuju tempat berikutnya yaitu Sam Poo Kong!! Sebuah klenteng, tepat persembahyangan agama budha. Lokasi Sam Poo Kong juga tidak begitu jauh. Pun sama dengan suasan di Lawangsewu, ramai dengan wisatawan lain.

Berada di Sam Poo Kong ini berasa lagi di negeri tirai bambu dan negeri gingseng. Bangunan khas negara china banget, identik warna merah. Sedangkan kalau dilihat dari bentuknya 11 12-an sama kerajaan korea yang di drama-drama. Jadi kesimpulannya main ke Sam Poo Kong ini seperti melihat langsung kerajaan China ataupun Korea :D sayangnya nggak ada aktor yang main disitu (yakalik!) haha. Tiket masuk disana Rp 8.000, itu harga weekend orang dewasa. Kalau hari biasa lebih murah.

Buat mencari spot foto dengan latar belakang hanya klentengnya cukup sulit, mengingat banyaknya wisatawan yang juga berfoto seperti itu. Jadi bener-bener harus pinter mencari celah gimana caranya biar foto di Sam Poo Kong terlihat sepi tanpa wisatawan lainnya.

Waktu kami kesana, ternyata ada bonus pertunjukan barongsai. Ntah pertunjukan itu ada setiap hari atau di hari-hari tertentu tapi yang pasti pertujukan itu agak berhasil menarik perhatian orang-orang untuk berkumpul melihatnya dan membuat latar belakang foto menjadi agak sepi. Hihi.

FOTO


*bersambung* 
Saturday, June 03, 2017 No komentar
If you are not sure, don't ever try to leave the prescription at home and going to pharmacy to buy medicine you thinking know & can read.

Itu tweet yang saya tulis tadi sore begitu menyudahi whatsapp-an sama adik kos. Gemes rasanya begitu tau dia ‘berlagak’ tau obat yang diresepin sama dokter. Iya kalau obat yang dia maksud itu bener, tapi nyatanya dia salah :(

Jadi siang menuju sore tadi ada chat masuk dari si Diva. Dia tiba-tiba ngirim resep dan foto obat tetes mata cendo lyteers. Dia tanya obat yang di resep itu apa, yang dia beli juga apa.

Begitu saya baca, obat yang tertulis diresep adalah cendo tobroson, sedangkan foto obat yang dia kirim adalah cendo lyteers. Muncullah pertanyaan dibenak saya melihat ketidaksesuaian itu ‘kemaren kamu beli obatnya itu pake resep nggak?’ tanya saya.

Dan dibalaslah dengan pengakuan kurang lebih seperti ini..

‘kan dokternya bilang beli obat tetes mata, trus tak tanya mereknya cendo ya buk, iya kata dokternya, trus tak bilang kalau aku punya tapi warna ijo...’

‘..trus dokternya bilang enggak mbak, tapi warna kuning...’

‘...yaudah tak beli warna kuning’

‘benar kan mbak?’

Begitu baca pengakuan dia langsung saya balas dengan singkat, padat, dan jelas.

‘beda div’

‘coba baca resepnya mbak, beda po?’ tanyanya mulai ketakutan

‘yang di resep cendo tobroson, yang kamu beli cendo lyteers.
Emang sama2 warna kuning”

‘eh berarti aku salah beli dong’
-___-

Langsung saya lanjutin dengan pertanyaan, ‘trus udah kamu tetesin berapa hari? Sembuh nggak?’

Awalnya dijawab ‘agak mendingan’ tapi terus waktu saya tanya ‘mendingan gimana?’ baru dia jelasin kalau buat lihat sinar matahari itu perih, harus nunduk. Gak merah banget cuma di dekat kornea agak merah. Bengkak gitu.

Lalu lanjutlah saya nyeramahin dia buat beli obat yang dimaksud hari itu juga. Sia-sia kan berati dia periksa ke dokter kalo obat yang sudah di pakai 3 hari itu ternyata salah. Obat yang dimaksud mengandung antibiotik sedangkan obat yang di beli itu ibarat pelumas mata iritasi. Beda jauh. Udah bener dokter ngeresepinnya, giliran pasien tinggal nebus obat malah ada aja problem.

Dari sekian banyak masalah obat, contoh di atas penting banget buat dishare. Janganlah coba-coba meraba resep kalau memang tidak ada keahlian. Bahkan orang dengan latar belakang farmasi pun kadang kesulitan membaca tulisan dokter apalagi orang awam. Bukannya nggak boleh tapi ya itu kalau ada kesalahan jadi berabe. Apalagi kalau sampai dipakai dan menyebabkan perubahan yang nggak seharusnya.

Buat kasus diatas, obat dengan merek cendo itu banyak. Nggak cuma satu warna untuk jenis tertentu. Contohnya kayak di atas, cendo yang warna kuning ada cendo lyteers dan cendo tobroson, mungkin juga ada yang lain. Saya nggak hafal juga, yang pasti banyak.

Buat pelajaran banget, kalau memang kita menerima resep dan nggak begitu yakin dengan obat apa yang dituliskan mending bawalah resep itu ke apotek buat nebus obatnya. Kecuali kalau kita ataupun ada kerabat/keluarga yang punya latar belakang farmasi yang bisa dengan yakin membaca obat yang tertulis.

Memang harga obat dengan resep berbeda dengan obat tanpa resep, tapi kalau resiko menjadi lebih besar ketika meninggalkan resep di rumah mending kita mengeluarkan uang lebih yang nggak seberapa besar. Bagaimanapun juga kesehatan itu mahal harganya. Lebih baik mencegah kesalahan daripada memperbaiki.

Sekian. 
Semoga bermanfaat. 
#IngatObatIngatApoteker #TanyaObatTanyaApoteker
Sunday, April 16, 2017 No komentar
Ada plus minusnya tanggal 1 April ini jatuh dihari sabtu, hari pertama Praktek Kerja Profesi Apoteker Rumah Sakit. Minusnya PKPA pertama dihari sabtu itu rasanya santai jadi berasa pendek harinya dan nggak se-excited yang seharusnya, hehe. Sedangkan plusnya adalah nggak perlu nunggu berhari-hari buat ngerasain malam minggu pertama di Semarang ini :D. Dan itulah yang saya dan teman-teman lakuin ditanggal 1 kali ini— PKPA dan jalan-jalan di kota semarang di malam minggu :) Selepas magrib, kami bersiap-siap untuk malam mingguan! :)

Malam itu  saya memakai motor teman saya, awalnya saya bakal diboncengin tapi berhubung ada salah satu teman yang nggak berani naik motor jadi saya diutus buat yang nyetir motor. Okelah. Nggak masalah pikir saya. Toh kalau nyetirin itu bakal lebih gampang menghafal jalan, kalau saya pribadi.

Saya tau kalo motor yang bakal saya gunakan nggak ada stnk nya, tapi saya baru tau kalo ternyata lampu depannya mati, dan itu lampu jarak jauh dan dekat :(. Jadi horor waktu di jalan, takut karena ga begitu kelihatan. Tapi untungnya di jalanan sangat ramai dan cukup terang jadi agak aman.

Bayangan saya malam minggu ini bakal diisi dengan menyusuri kota semarang dengan segala hiruk pikuknya melalui jalan kota seperti pada umumnya di Jogja. Ramai dengan mobil pribadi dan motor yang keluar untuk menikmati weekend. Sayangnya yang ada di jalanan yang kami lewati ramai dengan truk tronton yang gede-gede banget. Serem.

Jadi, dimalam minggu kemarin kami berniat untuk jalan-jalan sekaligus cari makan. Sebenernya tujuan awal nggak jelas mau kemana dan saya nggak berkontribusi untuk menentukan tempat karena memang saya buta kota semarang. Saya cuma follower malam ini alias ngebuntutin di belakang motor mereka.

Jalan yang dilalui malam itu super duper serem banget. Jalanan yang saya maksud beda sama bayangan saya— yang saya pikir kayak jalanan jogja. Yang ada begitu keluar gang kos, jalan yang dijumpai adalah jalan raya yang lebar banget. Jalanan yang dilalui banyak truk-truk super besar. Serem.

Begitu keluar gang, kami belok kiri, luruuuuus, muter balik dan lurusssss terus. Dijalan kami samping-sampingan sama truk-truk besar itu. Saat keluar malam itu saya tidak menggunakan masker, dan itu salah banget karena banyak debu berterbangan dan sangat mengganggu. Mau tutup kaca helm tapi kadang gelap nggak keliatan, bahaya juga karna jalan bergelombang parah yang selalu bikin gedek-gedek kepala. Belum lagi banyak tambalan dan jeglongan. Tapi nggak tutup kaca helm ya resiko debu. Belum lagi temen-temen yang lain naik motornya banter bangeeet. Bener-bener kudu perhatiin dengan seksama dengan kecepatan motor yang konstan biar gak kehilangan jejak mereka. Fyi, saya kalo naik motor masuk dalam golongan yang selalu di belakang karena sama sekali nggak berani banter-banter, dan nyalip.

Ada 6 motor yang digunakan malam itu. Tiga motor melaju dengan kencang di depan, sementara tiga lainnya ketinggalan dibelakang. Alhasil tiga motor dibelakang salah arah dan tetep lurus aja ngikutin jalan berharap berhasil nyalip tiga motor yang di depan. Tapi sayang yang ada tiga motor dibelakang semakin nyasar ntah kemana menyusuri jalan ke arah Surabaya.

Tebak?

Saya termasuk yang dibelakang dong hihi. Saat itu karena bener-bener nggak tau mau kemana kami bertiga (motor) cuma lurus aja ngikutin jalan. Nggak berhenti-henti sampe akhirnya nyadar kok jalanan semakin serem, yang ada cuma truk besar-besar yang melaju dengan kencang. Kami memutuskan berhenti ketika kami melewati tempat di mana banyak terlihat peti kemas dipinggir jalan. Serem. Posisi malam, sepi, salah arah, dan buta arah.

Kami berhenti dan mencoba menghubungi teman yang lain. Ternyata kami kebablasan. Kami diminta untuk mutar balik. Saat mau putar balik alhamdulilah berhasil disusul temen sampai akhirnya enam motor kami bersatu lagi! :D

Buat mencegah insiden kesasar kayak tadi, kami semua menyalakan google maps dan mengarahkan ke Sri Ratu. Disana, lagi ada event kuliner. Jadi kami memutuskan untuk kesana. Jalan yang dilalui alhamdulilah tidak seseram yang tadi. Jalan yang dilewati adalah jalan kota, yeay, jadi berasa malam minggunya di kota orang. Suasana yang selalu saya sukai, menyusuri jalan kota di malam hari.

Berhasil nyampai ditempat tujuan, akhirnya malam itu kami habiskan dengan menikmati sajian kuliner lalu kembali pulang. Kami masih mengandalkan google maps untuk mengarahkan kami. Jalan pulang yang di arahkan si maps ternyata adalah jalan saat kami kesasar. Dekat dengan peti kemas, yang kemudian kami tahu kalo itu dekat dengan pelabuhan. Kali ini, tanpa ketinggalan-ketinggalan kami berhasil sampai kos dengan selamat.
**
**

Akhirnya... kami berhasil menikmati malam minggu pertama di Semarang. Malam minggu yang memberi kesan pertama kalo jalanan di semarang serem-serem heheu.
Saturday, April 15, 2017 No komentar
Newer Posts
Older Posts

About me


Halooo! Aku Rani~ Blog ini hanya berisikan cerita sehari-hari, ambil yang baik-baiknya aja yaaa, karenaa... .

“We write to taste life twice, in the moment and in retropect.” Anais Nin

:)

Follow Me

Blog Archive

  • ►  2023 (1)
    • ►  April (1)
  • ►  2020 (11)
    • ►  December (2)
    • ►  August (1)
    • ►  June (3)
    • ►  May (3)
    • ►  April (2)
  • ►  2019 (1)
    • ►  August (1)
  • ►  2018 (13)
    • ►  September (2)
    • ►  July (2)
    • ►  June (1)
    • ►  May (3)
    • ►  April (1)
    • ►  March (2)
    • ►  February (1)
    • ►  January (1)
  • ▼  2017 (29)
    • ▼  December (1)
      • Problematika
    • ►  November (1)
      • Cantik adalah...
    • ►  September (2)
      • Menjajal CPNS di Tahun 2017
      • Berkunjung Ke Fasilitas Kesehatan
    • ►  August (1)
      • (Hampir) Kesampaian!
    • ►  June (8)
      • [Writer Challenge] 7: Untuk Ku, Dari Ku 2
      • [Writer Challenge] 6: Mengapa Yang Baik?
      • [Writer Challenge] 5: Day 5
      • [Writer Challenge] 4: Malunya Tuh Di Diri Sendiri
      • [Writer Challenge] 3: Hilang
      • [Writer Challenge] 2 : Pets
      • [Writer Challenge] 1: Bukan Raeni, Apalagi Diah.
      • Edisi Semarang: Hari Minggu Kedua
    • ►  April (2)
      • Warning: Bahayanya Meraba Resep Dokter
      • Edisi Semarang: Malam Minggu Pertama
    • ►  March (5)
    • ►  January (9)
  • ►  2016 (16)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  September (1)
    • ►  July (2)
    • ►  June (2)
    • ►  April (1)
    • ►  March (4)
    • ►  February (1)
    • ►  January (3)
  • ►  2015 (16)
    • ►  December (1)
    • ►  November (2)
    • ►  October (2)
    • ►  September (2)
    • ►  June (2)
    • ►  April (2)
    • ►  March (3)
    • ►  February (2)
  • ►  2014 (12)
    • ►  September (2)
    • ►  August (4)
    • ►  July (3)
    • ►  April (2)
    • ►  January (1)
  • ►  2013 (14)
    • ►  December (1)
    • ►  August (6)
    • ►  July (2)
    • ►  May (1)
    • ►  April (2)
    • ►  February (2)

Popular Posts

  • Bahasa Jawa Dalam Percakapan
    Saya bukan orang yang pintar berbahasa jawa. Saya lagi belajar, memperlancar. Postingan berbau bahasa jawa ini saya ambil dari ucapan seh...
  • Kulo Dereng Saget
    Dulu, beberapa kali bapak pernah bilang “sekarang kalo ngomong pake bahasa jawa. Masak orang jawa nggak bisa bahasa jawa. Masak tingga...
  • My Chinese Name
    Ni hao ma? Wo de ming zi shi rani. Apa kabar? :) nama saya adalah rani . Hallo, di atas adalah contoh bahasa mandarin, hasil belajar bah...
  • SINAU JOWO: BERBAUR DENGAN BAHASA JAWA
    Halo... Sudah lama aku pengen nulis tentang bahasa jawa yang sekarang lebih sering ku gunakan, mau tidak mau, suka tidak suka, karena terk...
  • Suspended Twitter
    Akun sosial media ter-suspend lagi itu rasanya AWWW banget. Setelah sebelumnya instagram yang baru beberapa hari dibikin ter-suspend, s...
Powered by Blogger.

Created with by ThemeXpose